by Cristian Rahadiansyah 20 January, 2021
10 Panduan untuk Menjadi Turis Ramah Lingkungan
Menurut World Travel & Tourism Council, pariwisata menyumbang 10,3% PDB dunia dan membuka 330 juta lapangan kerja. Di sisi lain, pariwisata bertanggung jawab pada kerusakan alam, termasuk meningkatkan emisi dan polusi. Adakah jalan tengah untuk dilema itu? Mungkinkah kita berlibur tanpa merusak bumi? Ini 10 buku yang menawarkan jawabannya:
1. The Sustainable Travel Handbook
Oleh Lonely Planet, 2020
Khas Lonely Planet, buku ini berkonsep panduan praktis, dengan fokus menuntun turis untuk menikmati wisata berkelanjutan. Di dalamnya tercantum aneka tempat yang tawarkan kegiatan ramah lingkungan, termasuk safari dan menyelam, baik di lokasi populer maupun terpencil semacam Guyana dan Palau. Selain itu, ada pula aneka tips singkat bagi turis untuk mengurangi dampak wisata pada alam, misalnya dengan mereduksi sampah plastik dan kompensasi karbon.
2. Transforming Travel: Realising the Potential of Sustainable Tourism
Oleh Jeremy Smith, 2017
Buku ini mengulas beragam inovasi dan terobosan bisnis yang bertujuan mengurangi dampak buruk pariwisata pada bumi. Penulisnya, Jeremy Smith, punya portofolio cukup tebal dalam kajian pariwisata berkelanjutan. Dia adalah mantan redaktur majalah The Ecologist, pendiri koalisi Tourism Declares a Climate Emergency, serta editor Travindy. Buku lain karyanya, Clean Breaks: 500 New Ways to See the World, berisi 500 kisah perjalanan ramah lingkungan.
3. Travel: Easy Tips for the Eco-friendly Traveller
Oleh Juliet Kinsman, 2021
Betapapun kecilnya, tiap perjalanan wisata pasti menghasilkan efek samping pada lingkungan, terutama dalam bentuk polusi dan emisi. Kendati begitu, Juliet Kinsman, Sustainability Editor Conde Nast Traveller, berargumen sebenarnya ada banyak cara untuk mengatasi problem itu. Didesain sebagai panduan “wisata tanpa rasa bersalah,” bukunya merekomendasikan cara menyiapkan perjalanan, memilih moda transportasi dan penginapan, hingga mengatur opsi kegiatan wisata yang berkontribusi positif bagi bumi.
4. Code Green: Experiences of a Lifetime
Oleh Kerry Lorimer, 2006
Penulis perjalanan Kerry Lorimer percaya, pariwisata bisa berkontribusi besar dalam mendukung konservasi, juga meningkatkan apresiasi pada kekayaan budaya. Syaratnya, turis mesti membentuk relasi intim, jika mungkin spiritual, dengan tiap tempat yang dikunjunginya dan komunitas penghuninya. Argumen inilah yang ditunjukkannya lewat 100 kisah perjalanan di penjuru bumi yang dirangkum dalam buku Code Green.
5. The Green Traveler: Catatan Perjalanan Ekowisata Keliling Indonesia
Oleh Wiwik Mahdayani, 2011
Indonesia punya banyak destinasi ekowisata, dan The Green Traveler adalah buku perjalanan pertama yang mengulasnya. Bukit Lawang, Tangkahan, dan Waerebo adalah beberapa tempat yang dikisahkan buku ini. Penulisnya, Wiwik Mahdayani, memegang gelar master bidang Tourism Destination Management, dan merupakan pendiri DESMA Center, konsultan di bidang pariwisata berkelanjutan.
6. Eco Chic
Oleh Pascal Languillon, Tan Mei Zee, Kate O’Brien, 2009
Dituding sebagai kontributor emisi, industri perhotelan pun berbenah—dan Eco Chic melacak properti yang berhasil menunaikan tanggung jawab itu. Salah seorang penulis buku ini, Pascal Languillon, adalah pendiri French Ecotourism Association dan CEO Luxe Wellness Club. Tiga referensi lain untuk melacak penginapan ramah lingkungan ialah Green Places to Stay: From Beach Huts to Eco-Chic Hotels, All Over the World (2006), Green Travel: The World’s Best Eco-Lodges & Earth-Friendly Hotels (2008), dan yang terbaru, Sustainable Escapes (2020).
7. The Ethical Travel Guide: Your Passport to Exciting Alternative Holidays
Oleh Polly Pattullo dan Orely Minelli, 2006
Lembaga Tourism Concern memang sudah ditutup pada 2018, tapi beberapa warisannya masih tersisa, salah satunya buku The Ethical Travel Guide. Berangkat dari pengamatan dan pengalaman para penulisnya, buku ini mendata dan mengulas beragam kegiatan wisata yang berkhasiat memperkaya diri, berkontribusi bagi warga setempat, sekaligus merawat alam dan budaya. Ada sekitar 300 lokasi yang ditampilkan dalam buku ini, termasuk Madagaskar, Palestina, Bolivia, serta Indonesia.
8. Volunteer: A Traveller’s Guide to Making a Difference Around
Oleh Lonely Planet, 2017
Konsepnya mirip panduan KKN (kuliah kerja nyata), tapi didedikasikan untuk pelancong ketimbang mahasiswa. Buku garapan para penulis perjalanan ini mendata 159 organisasi yang menawarkan kegiatan sukarela di beragam belahan dunia, contohnya monitoring penyu di Yunani, pemberdayaan anak jalanan di Goa, serta kelas bahasa Inggris di Sudan. Rujukan ideal bagi mereka yang suka berwisata sambil beramal (atau beramal selagi berwisata), buku ini juga mengulas perdebatan seputar kegiatan sosial dan dampaknya bagi pariwisata.
9. Sustainable Tourism on a Finite Planet
Oleh Megan Epler Wood, 2017
Menurut Megan Wood, pendiri The International Ecotourism Society (TIES), proliferasi teknologi dan pertumbuhan kelas menengah telah merevolusi industri pariwisata—dan semua itu menuntut adanya paradigma baru untuk memastikan bumi tetap lestari. Ditujukan bagi para pemangku kepentingan pariwisata, buku ini mengulas beragam kasus dan kebijakan dalam mendorong pariwisata berkelanjutan. Tema serupa dibahas dalam buku Taking Responsibility for Tourism oleh Profesor Harold Goodwin, pakar bidang pariwisata dan konservasi.
10. Overbooked: The Exploding Business of Travel and Tourism
Oleh Elizabeth Becker, 2013
Penulis senior Elizabeth Becker berkelana ke banyak belahan bumi untuk membedah aneka dimensi industri pariwisata dan dampaknya bagi ekonomi, budaya, serta lingkungan. Memakai pendekatan jurnal perjalanan dan reportase, mantan koresponden The New York Times ini mengulas, misalnya, bagaimana Venesia menjadi korban pariwisata massal, degradasi Candi Angkor akibat serbuan turis, juga transformasi Dubai menjadi kompleks mal.