Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Wajah Eropa Dilihat dari Atas Kapal

Kanal-kanal cupet yang menggantikan peran jalan raya di Venesia.

Teks dan foto oleh Ricko Fernando

Melihat bagaimana kota-kota di Eropa memanfaatkan kanal-kanal dan sungai sebagai salah satu daya tarik wisata. Dan yang menarik, pemandangan yang disajikan dari lingkungan sekitarnya cukup memukau.

Tak bisa dimungkiri, Eropa masih menjadi salah satu destinasi favorit para turis dunia. Tak heran bila kota-kota di dalamnya tercatat dalam daftar kota yang paling sering dikunjungi turis di dunia. Menara Eiffel di Paris, Jam Big Ben di London, atau hidangan piza dan spageti dari Italia jadi komoditas mainstream para turis. Dengan tujuan melihat sisi Benua Biru yang berbeda, saya berkeliling ke wilayah timur dan tengah selama dua pekan.

Warga lokal menelusuri kota lewat sungai merupakan pemandangan normal di Amsterdam.

Sungai menjadi urat nadi transportasi di negara-negara Eropa Timur dan Tengah. Berbeda dengan Sungai Ciliwung yang dipenuhi sampah dengan air hitam bak oli bekas, sungai di Eropa yang nyaris steril dari sampah menjadikannya menyenangkan untuk ditelusuri. Venesia dan Amsterdam misalnya, selain mempunyai kanal-kanal besar di daerah suburban juga memiliki kanal-kanal kecil yang membelah kota.  Lalu lalang taksi air merupakan pemandangan jamak. Mereka sibuk mengantar turis maupun warga setempat ke destinasi-destinasi yang diinginkan. Sensasinya cukup berbeda dibandingkan keliling kota melalui jalanan kota.

Daerah suburban Amsterdam yang tentram.
Sungai Salzach di Salzburg, Austria yang cukup lebar.

Pemandangan yang sedikit berbeda bisa ditemui di Paris dan Budapest. Kedua kota ini minim kanal kecil yang membelah kota. Sungai-sungai terletak di wilayah suburban, namun ukurannya lebar. Tak heran bila kapal-kapal yang digunakan di sini ukurannya bisa tiga kali lipat bahtera di Venesia dan Amsterdam. Atraksi yang ditawarkan pun berbeda. Di Budapest misalnya, tamu akan dibawa melihat objek-objek bersejarah dari atas air. Bahkan beberapa operator menawarkan fasilitas panduan audio dalam beberapa bahasa.

Pemandangan Istana Budapest dari Sungai Danube.

Tak hanya dipakai sebagai alat transportasi, kapal-kapal berkapasitas lebih dari 50 penumpang ini juga dikembangkan menjadi restoran terapung. Usai membawa turis keliling rute, mereka menggelar sesi makan malam di atas kapal. Biasanya, hal tersebut digelar di kala senja saat langit dilapisi semburat warna jingga dan lanskap kota diramaikan lampu-lampu. Keduanya berkelindan menghasilkan atmosfer romantis dan hangat.

Para turis tengah melakoni tur pesiar sungai di Paris.
Pemandangan di Danau Zell, danau air asin yang dikepung Pegunungan Alpen di Austria.

Selain melintasi perkotaan, beberapa kanal dan sungai kerap membawa kapal ke arah laut maupun danau. Seperti saat saya di Salzburg, Austria. Kapal-kapal yang membawa turis terlihat mengarungi Danau Zell, danau air asin yang dikepung Pegunungan Alpen.

gondola venetia amsterdam kanal amsterdam suburban salzburg danube lake paris city cruise salzburg2
Pemandangan di Danau Zell, danau air asin yang dikepung Pegunungan Alpen di Austria.