post

Majalah travel premium berbahasa Indonesia pertama

DestinAsian Indonesia

Oleh <a href="http://destinasian.co.id/search/?q=rachel%20will">Rachel Will</a> 
Foto dan video oleh <a href="http://destinasian.co.id/search/?q=dimas%20anggakara">Dimas Anggakara</a>
[dropcap type=&#8221;default&#8221;]A[/dropcap]khir-akhir ini di Singapura, pertumbuhan gedung-gedung pencakar langit sangat cepat. Modernisasi menyebar pesat. Namun di tengah-tengah belantara beton, masih tersisa peninggalan zaman dahulu yang sayang untuk dilewatkan. Dibangun pada 1930-an, Tiong Bahru merupakan salah satu proyek perumahan tertua di Singapura. Gedung-gedung tak begitu tinggi tanpa lift memenuhi distrik tersebut. Beberapa lahan hijau dengan pepohonan yang rimbun memasok oksigen membuat udara wilayah ini terasa sejuk. Beberapa tahun belakangan wilayah ini mengalami “peremajaan”. Restoran pop-up bermunculan, bersaing dengan penjaja makanan Hokkien serta irama kicauan burung di kandang burung yang banyak ditemukan di sana. Harga properti meroket, dan banyak penduduk yang rela membagi apartemennya untuk disewakan demi meraup uang tambahan.
Dibutuhkan waktu sekitar 15 menit berkendara dari Orchard Road untuk mencapai kawasan ini. Lokasinya yang relatif dekat dari pusat kota memudahkan turis dan penduduk lokal mengunjungi Tiong Bahru untuk sekadar jalan-jalan atau menikmati kopi di kafe-kafe kecil di sana. Umumnya pengusaha di sepanjang Yong Siak Street dan sekitarnya adalah pengusaha independen—tidak mengikuti tren menarik investor-investor kakap. Para pengusaha ini merangkul para pedagang lokal untuk mempromosikan barang-barang mereka mulai dari koktail menawan hingga koleksi perhiasan yang telah dipilih secara khusus. Barang-barang yang ditawarkan sama majemuknya dengan cerita-cerita mengenai toko-toko di Tiong Bahru. Serunya, meskipun barang yang ditawarkan banyak, Anda hanya membutuhkan waktu seharian untuk mengeksplorasi toko-toko tersebut. Berikut beberapa toko dan restoran di Tiong Bahru yang layak Anda kunjungi:

<figure id="attachment_30632" aria-describedby="caption-attachment-30632" style="width: 730px" class="wp-caption aligncenter"><img loading="lazy" decoding="async" class="size-full wp-image-30632" src="http://destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/flock2.jpg" alt="" width="730" height="410" srcset="https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/flock2.jpg 730w, https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/flock2-300x168.jpg 300w, https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/flock2-2x1.jpg 2w" sizes="auto, (max-width: 730px) 100vw, 730px" /><figcaption id="caption-attachment-30632" class="wp-caption-text">Edith, salah satu pemilik Flock.</figcaption></figure>
<figure id="attachment_30631" aria-describedby="caption-attachment-30631" style="width: 730px" class="wp-caption aligncenter"><img loading="lazy" decoding="async" class="size-full wp-image-30631" src="http://destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/flock.jpg" alt="" width="730" height="410" srcset="https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/flock.jpg 730w, https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/flock-300x168.jpg 300w, https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/flock-2x1.jpg 2w" sizes="auto, (max-width: 730px) 100vw, 730px" /><figcaption id="caption-attachment-30631" class="wp-caption-text">Interior Flock.</figcaption></figure>
Flock Cafe 
Sejak menginjakkan langkah pertama di lantai semen milik Flock Café, sudah jelas bahwa kafe ini tidak seperti warung kopi pada umumnya. Kedai kopi yang sepenuhnya dimiliki dan dikelola oleh Lee bersaudara ini merupakan proyek keluarga, di mana masing-masing dari empat bersaudara tersebut meminjamkan bakatnya. Edith sebagai pemilik merogoh kocek pribadi demi mewujudkan konsep kafe impiannya. Saudaranya, Elaine, kebetulan baru kembali dari dinasnya di Bali tepat saat peluncuran Flock di bulan Oktober 2013.
<figure id="attachment_30634" aria-describedby="caption-attachment-30634" style="width: 730px" class="wp-caption aligncenter"><img loading="lazy" decoding="async" class="size-full wp-image-30634" src="http://destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/flock4.jpg" alt="" width="730" height="410" srcset="https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/flock4.jpg 730w, https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/flock4-300x168.jpg 300w, https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/flock4-2x1.jpg 2w" sizes="auto, (max-width: 730px) 100vw, 730px" /><figcaption id="caption-attachment-30634" class="wp-caption-text">Hidangan telur dadar andalan Flock.</figcaption></figure>
Sekarang ia mengelola dapur dan mengurusi barista. Saudara laki-lakinya, Paul, bertugas sebagai kaki tangan pengoperasian bisnis. Dan adik perempuan yang satu lagi, Elizabeth, mengerahkan kemampuannya sebagai Creative Executive. Kopi murni yang digunakan di sini diambil dari pengusaha suami-istri pemilik Liberty Coffee di Rangoon Road. Jenisnya pun beragam mulai dari kopi Ethiopia, Brasil, hingga Jawa. Hidangan khas mereka adalah telur dadar setengah matang dilengkapi dengan daging salmon asap segar serta roti yang diproduksi tiap hari. Roti lapis isi pipi babi mereka juga merupakan hidangan terbaik di sini berkat perpaduan tekstur lembut dan keju Gruyère yang meleleh. Maka tak heran bila banyak yang kemudian menjadi langganan kafe mini ini. Di dinding, Anda bisa temukan foto-foto Polaroid para pelanggan digantung bersanding dengan motto keluarga mereka: “initiate conversation / build a relationship / share a thought / begin a journey.”
78 Moh Guan Terrace #01-25; 65/6536-3938; <a href="http://www.flock.sg">flock.sg</a>

<figure id="attachment_30636" aria-describedby="caption-attachment-30636" style="width: 730px" class="wp-caption aligncenter"><img loading="lazy" decoding="async" class="size-full wp-image-30636" src="http://destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/nana-bird.jpg" alt="" width="730" height="410" srcset="https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/nana-bird.jpg 730w, https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/nana-bird-300x168.jpg 300w, https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/nana-bird-2x1.jpg 2w" sizes="auto, (max-width: 730px) 100vw, 730px" /><figcaption id="caption-attachment-30636" class="wp-caption-text">Aksesori yang dijual di Nana &amp; Bird.</figcaption></figure>
Nana &amp; Bird 
Memasuki usia 30 tahun memberikan ketakutan bagi Georgina Koh dan Chiewling Tan. Takut merasa belum melakukan sesuatu yang bisa dibanggakan. Setelah bertahun-tahun bekerja di bidang periklanan dan pemasaran, dua sahabat ini memutuskan untuk memulai proyek mereka bernama Nana &amp; Bird. Toko yang namanya diambil dari nama kecil kedua wanita tersebut awalnya hanyalah toko yang buka selama akhir pekan di apartemen Georgina pada 2010 silam. Kabar dari mulut ke mulut membuatnya terkenal. Barang-barang feminin dan koleksi perhiasan apik menarik para pembeli untuk mendatangi apartemen Georgina. Semakin hari, mereka tak dapat menampung pelanggan dan merasa perlu mengembangkan bisnisnya. Hal inilah yang membuat keduanya memutuskan membuka toko di Tiong Bahru. Nana &amp; Bird menempati tempat kecil di dekat Yong Siak Street berbagi dengan pedagang lain.
<figure id="attachment_30637" aria-describedby="caption-attachment-30637" style="width: 730px" class="wp-caption aligncenter"><img loading="lazy" decoding="async" class="size-full wp-image-30637" src="http://destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/nana-bird2.jpg" alt="" width="730" height="410" srcset="https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/nana-bird2.jpg 730w, https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/nana-bird2-300x168.jpg 300w, https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/nana-bird2-2x1.jpg 2w" sizes="auto, (max-width: 730px) 100vw, 730px" /><figcaption id="caption-attachment-30637" class="wp-caption-text">Kiri-kanan: Interior Nana &amp; Chic; pakaian-pakaian chic di Nana &amp; Bird.</figcaption></figure>
Butik mereka menyediakan sekitar 20 merek pakaian berasal dari Singapura, Australia, Amerika, dan Eropa. Baju-baju digantung di rak siap dipilih oleh para pembeli; menawarkan pengalaman belanja yang personal. Tak disangka, ternyata proyek Nana &amp; Bird cukup sukses yang mendorong mereka untuk melahirkan toko kedua bernama Two-o-ri tahun lalu. Bulan lalu, Georgina dan Chiewling pun memindahkan Nana &amp; Bird ke lokasi baru di Eng Hoon Street.
79 Chay Yan Street #01-02; 65/9117-0430; <a href="http://www.nanaandbird.com">nanaandbird.com</a>

<figure id="attachment_30627" aria-describedby="caption-attachment-30627" style="width: 730px" class="wp-caption aligncenter"><img loading="lazy" decoding="async" class="size-full wp-image-30627" src="http://destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/books-actually.jpg" alt="" width="730" height="410" srcset="https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/books-actually.jpg 730w, https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/books-actually-300x168.jpg 300w, https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/books-actually-2x1.jpg 2w" sizes="auto, (max-width: 730px) 100vw, 730px" /><figcaption id="caption-attachment-30627" class="wp-caption-text">Pintu masuk BooksActually.</figcaption></figure>
BooksActually 
Toko buku ini adalah milik Kenny dan Karen, dua sahabat yang mulai menjual buku sejak di masa kuliah delapan tahun silam. Perjalanan untuk memiliki toko di Tiong Bahru ini pun cukup panjang sebelum akhirnya terwujud dua tahun lalu setelah menyeleksi beberapa lokasi. Buku-buku di BooksActually ditata berdasarkan judul dan genre. Jangan tanyakan ada berapa banyak buku di sini karena jumlahnya cukup melimpah. Karenanya toko ini dianggap sebagai pusat bagi para penggemar literatur yang berkunjung ke Singapura. Bahkan beberapa koleksi yang dijual merupakan yang terbaik di wilayah Asia Tenggara. Salah satu yang menjadi primadona di sini adalah buku terbitan Math Paper Press, penerbit independen yang biasanya menerbitkan buku-buku bertema tunggal dan telah berjaya memopulerkan penulis-penulis baru Singapura ke kancah internasional.
<figure id="attachment_30626" aria-describedby="caption-attachment-30626" style="width: 730px" class="wp-caption aligncenter"><img loading="lazy" decoding="async" class="size-full wp-image-30626" src="http://destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/books-actually-owner.jpg" alt="" width="730" height="410" srcset="https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/books-actually-owner.jpg 730w, https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/books-actually-owner-300x168.jpg 300w, https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/books-actually-owner-2x1.jpg 2w" sizes="auto, (max-width: 730px) 100vw, 730px" /><figcaption id="caption-attachment-30626" class="wp-caption-text">Kenny, salah satu pemilik BooksActually.</figcaption></figure>
<figure id="attachment_30628" aria-describedby="caption-attachment-30628" style="width: 730px" class="wp-caption aligncenter"><img loading="lazy" decoding="async" class="size-full wp-image-30628" src="http://destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/books-actually2.jpg" alt="" width="730" height="410" srcset="https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/books-actually2.jpg 730w, https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/books-actually2-300x168.jpg 300w, https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/books-actually2-2x1.jpg 2w" sizes="auto, (max-width: 730px) 100vw, 730px" /><figcaption id="caption-attachment-30628" class="wp-caption-text">Kesibukan di dalam BooksActually.</figcaption></figure>
Salah satu judul, Balik Kampong, mengajak sejumlah penulis untuk menyumbang cerita mengenai tempat-tempat di Singapura yang mereka tinggali kurang lebih 10 tahun; hasilnya, kumpulan frasa-frasa penuh nostalgia. Jika Anda ingin mampir ke sini, jangan lupa menyapa Cake, kucing yang tinggal di toko tersebut dan telah menjadi maskot tak resmi dari BooksActually.
9 Yong Siak Street; 65/6222-9195; <a href="http://www.booksactually.com">booksactually.com</a>

<figure id="attachment_30639" aria-describedby="caption-attachment-30639" style="width: 730px" class="wp-caption aligncenter"><img loading="lazy" decoding="async" class="size-full wp-image-30639" src="http://destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/odp-interior.jpg" alt="" width="730" height="410" srcset="https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/odp-interior.jpg 730w, https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/odp-interior-300x168.jpg 300w, https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/odp-interior-2x1.jpg 2w" sizes="auto, (max-width: 730px) 100vw, 730px" /><figcaption id="caption-attachment-30639" class="wp-caption-text">Interior Open Door Policy.</figcaption></figure>
Open Door Policy 
Namanya sama sekali tidak memperlihatkan bahwa ini adalah sebuah restoran. Tapi jangan meremehkan mereka yang berada di belakang berdirinya restoran ini. Restoran ini merupakan proyek kolaborasi koki Australia Ryan Clift serta dedengkot di balik The Tippling Club dan Spa Esprit Group. Dibuka tiga tahun lalu, interior restoran ini mengedepankan kesan rustic. Di satu sisi terlihat menu-menu spesial ditulis menggunakan kapur di sebuah papan tulis, sementara ruang makan yang memanjang seperti koridor terletak tepat berseberangan dengan dapur yang tertutup kaca tembus pandang; menghadirkan kesan open kitchen.
<figure id="attachment_30638" aria-describedby="caption-attachment-30638" style="width: 730px" class="wp-caption aligncenter"><img loading="lazy" decoding="async" class="size-full wp-image-30638" src="http://destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/odp-food.jpg" alt="" width="730" height="410" srcset="https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/odp-food.jpg 730w, https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/odp-food-300x168.jpg 300w, https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/odp-food-2x1.jpg 2w" sizes="auto, (max-width: 730px) 100vw, 730px" /><figcaption id="caption-attachment-30638" class="wp-caption-text">Makanan di Open Door Policy.</figcaption></figure>
Sebagai pemanasan, kami merekomendasikan selada halloumi disajikan dengan buah zaitun, ikan teri putih, dan roti yang renyah. Untuk makanan utama kami sempat kebingungan karena pilihan yang cukup sulit antara slow-braised short ribs, daging kambing bakar, atau pan-seared barramundi. Guna menemani sesi santap siang atau malam tamu, Open Door Policy menyediakan 100 jenis wine serta sejumlah opsi koktail klasik. Meskipun demikian, biasanya tamu mengakhiri acara santapnya dengan menyesap kopi single-origin dari 40 Hands Coffee yang terletak di seberang restoran ini.
19 Yong Siak Street; 65/6221-9307; <a href="http://www.odpsingapore.com">odpsingapore.com</a>

<figure id="attachment_30629" aria-describedby="caption-attachment-30629" style="width: 730px" class="wp-caption aligncenter"><img loading="lazy" decoding="async" class="size-full wp-image-30629" src="http://destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/coq-balls-entrance.jpg" alt="" width="730" height="410" srcset="https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/coq-balls-entrance.jpg 730w, https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/coq-balls-entrance-300x168.jpg 300w, https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/coq-balls-entrance-2x1.jpg 2w" sizes="auto, (max-width: 730px) 100vw, 730px" /><figcaption id="caption-attachment-30629" class="wp-caption-text">Bar Coq &amp; Balls yang mungil namun memiliki koleksi minuman masif.</figcaption></figure>
Coq &amp; Balls 
Tiga teman masa kecil, Sean, Zhuwei, dan Mike memulai usaha ini. Misinya sederhana: membuat bar sebagus dan seenak bar favorit mereka ketika masih kuliah di Australia. Ketiga pria ini akhirnya membuka bar yang terinspirasi cerita rakyat mengenai ayam-ayam jantan yang dulunya menguasai Tiong Bahru sebelum akhirnya binasa. Perwujudannya cukup unik dan playful. Dindingnya dipenuhi mural-mural ayam jantan serta sebuah karya seni sumbangan kreasi SOSJ berwujud unggas.
<figure id="attachment_30630" aria-describedby="caption-attachment-30630" style="width: 730px" class="wp-caption aligncenter"><img loading="lazy" decoding="async" class="size-full wp-image-30630" src="http://destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/coq-balls.jpg" alt="" width="730" height="410" srcset="https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/coq-balls.jpg 730w, https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/coq-balls-300x168.jpg 300w, https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/coq-balls-2x1.jpg 2w" sizes="auto, (max-width: 730px) 100vw, 730px" /><figcaption id="caption-attachment-30630" class="wp-caption-text">Kiri-kanan: Pemilik Coq &amp; Balls; salah satu minuman racikan bartender di Coq &amp; Balls.</figcaption></figure>
Kesan fun pun berlanjut hingga ke buku menu dengan nama-nama lucu seperti Sudden Death yang merupakan minuman campuran Malibu dan rum Bacardi 151. Bagi yang menginginkan sesuatu lebih kuat, silakan memesan Chuck Norris, yakni absinthe dengan dosis triple. Terakhir kami mencoba Enter The Dragon yang merupakan segelas minuman membara—dalam arti sebenarnya—yang langsung membuat kepala kami pusing setelah beberapa teguk.
Kim Tian Road No. 6; 65/6276-6609; <a href="http://www.coqnballs.com">coqnballs.com</a>

Video: Panduan Tur Tiong Bahru