by Christina Setyanti 2 days ago
Trade Talk: Sara Agah Franti dari Soulshine Bali
Soulshine Bali, resort sound dan wellness pertama di dunia tak hanya menjadi sekadar resor indah di Ubud. Resor ini memadukan kekuatan transformatif musik dan mindfulness.
Musisi, penyair, dan aktivis asal Amerika, Michael Franti, bersama istrinya Sara Agah Franti yang juga seorang perawat dan filantropis asal Kanada membangun Soulshine pada 2007 lalu. Sara Agah Franti berbincang dengan DestinAsian Indonesia tentang keistimewaan Soulshine Bali.
DestinAsian Indonesia (DAI) : Soulshine Bali dikenal sebagai resort sound and wellness pertama di dunia. Apa yang benar-benar membedakannya dari resor lain di Bali?
Sara Agah Franti (SAF) : Di Soulshine Bali, kami menjadi ‘pengganggu’ di bidang wellness. Kami menemukan bahwa ketika berlibur, Anda berada di resor yang mengharuskan diri untuk melupakan kopi dan wine. Atau sebaliknya, Anda harus berada di kolam renang dan berpesta sepanjang waktu.
Keyakinan pribadi kami sebagai pendiri dan pemilik Soulshine, kami hidup di tengah-tengah dan ingin orang-orang juga merasakan ruang itu, tempat Anda dapat merasa seperti melakukan sesuatu yang baik untuk diri sendiri tetapi juga dapat bersenang-senang. Karena kami tahu bahwa liburan adalah investasi finansial dan investasi waktu , jadi kami ingin memastikan bahwa ketika tamu datang ke Soulshine, mereka merasa segar, merasakan kegembiraan serta pembaruan dan inspirasi untuk pulang dan kembali berjuang.
Itulah mengapa kami menganggap diri sebagai pengganggu ruang kesehatan, karena penyembuhan tidak harus selalu tenang atau keras, penyembuhan juga bisa menyenangkan. Jadi, saat Anda datang ke Soulshine, Anda akan menemukan seluncuran air untuk orang dewasa dan akan ada DJ di tepi kolam renang setiap hari, yoga di pagi hari, dan kami akan mengajak Anda untuk bermain lumpur di sawah dan bersenang-senang.
Baca Juga: Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Tambah Penerbangan Indonesia-Singapura
DAI: Apa yang membuat Anda berdua memilih Ubud yang tenang untuk Soulshine Resort? Bagaimana lokasi yang indah ini memengaruhi filosofi resor?
SAF: Michael datang ke Bali pada 2006 setelah tur yang melelahkan di Australia, ia datang ke Bali untuk mencari waktu beristirahat. Dia pun benar-benar jatuh cinta dengan budaya Ubud, khususnya filosofi ‘Tri Hita Karana’ yang mana kebahagiaan sejati terbentuk dari hubungan antara manusia, manusia dengan alam dan manusia dengan roh. Jadi, Anda akan menemukan elemen-elemen itu di sini.
Untuk mempererat hubungan manusia dan manusia, kami telah menciptakan ruang untuk berkumpul, seperti Togetherness Lounge atau Stay Human Restaurant di mana mereka dapat berbagi makanan enak atau Stay Human Pool, kolam bawah yang kami sebut Oasis Pool di mana Anda dapat menikmati koktail lezat sambil melihat matahari terbenam dan mengobrol dengan seseorang.
Dalam hubungan manusia dengan alam,kami berkomitmen untuk tidak membangun lebih dari 50% lahan yang kami miliki dan menjaga serta merawat sawah-sawah ini serta mendidik anggota tim untuk menghargai lingkungan tempat kami tinggal dan berkarya.
Kemudian, dari manusia ke roh, kami menghormati budaya Bali, itulah sebabnya Michael memilih untuk mendirikan Soulshine di sini pada 2007, karena ia ingin menjadi bagiannya dan merasakan Bali setiap hari. Sungguh sangat Istimewa.
DAI: Bagaimana perjalanan pribadi dan karier Anda berdua membentuk retret, program, dan suasana keseluruhan di Soulshine Bali?
SAF: Saya pikir hal yang paling penting adalah bahwa dalam kedua profesi kami, ini tentang menciptakan hubungan dan membuat orang merasa penting. ketika Anda berada di ruang gawat darurat tempat saya bekerja, saya punya pasien yang berbeda latar belakang, apakah tunawisma dan tinggal di jalanan ataukah bos perusahaan. Itu bukan masalah karena Anda memberi perhatian dan perawatan yang sama.
Hal yang sama berlaku untuk Michael, ketika ia memperhatikan para pendengarnya dan membuat koneksi dengan orang-orang melalui musiknya, ia tidak tahu latar belakang siapa setiap orang, namun mereka dapat menemukan koneksi melalui kata-kata dan kekuatan musiknya. Inilah yang kami bawa ke Soulshine.
Jadi kami ingin menciptakan pengalaman komunitas dan kebersamaan yang sama di sini di Soulshine, dan itu bahkan terlihat dalam cara Anda mengakses ruangan. Kami memiliki ruangan tingkat pemula yang disebut Garden Rooms dan kemudian kami memiliki Sky Suite yang sangat mewah, sehingga semua orang dapat berkumpul di tempat-tempat seperti Stay Human Pool, menari mengikuti alunan DJ, dan orang-orang dari semua lapisan masyarakat dapat berkumpul dan terkoneksi. Itu sangat penting bagi kami.
Baca Juga: Six Senses Melebarkan Sayapnya di Italia, Buka 2 Properti Baru
DAI: Bagian mana dari Soulshine Bali yang paling Anda banggakan? Apakah ada fitur atau pengalaman yang memiliki tempat khusus di hati Anda?
SAF: Hal yang paling kami banggakan adalah peran yang dimainkan Soulshine di komunitas tempat kami berada. Kami berada di Banjar Bangkilesan, dan salah seorang warga lokal berkata, “Anda tahu, yang sangat saya sukai dari Anda dan suami adalah tanggung jawab sosial yang Anda berdua junjung tinggi.” Itulah hal yang penting bagi kami, yaitu kami memberi kembali kepada komunitas tempat kami berada.
Tujuannya adalah untuk memberi kembali dalam arti membantu orang lain menjadi diri mereka yang terbaik dan menemukan inspirasi untuk mengalami kegembiraan dan menjadi bahagia.
DAI: Ketika tamu meninggalkan Soulshine Bali, apa yang Anda harapkan mereka rasakan? Kesan atau transformasi abadi apa yang Anda harapkan mereka bawa ke masa depan?
SAF: Kami benar-benar ingin Anda merasakan pembaruan dan transformasi. Ketika Anda menjalani rutinitas harian, sulit untuk menjalani hari dengan penuh kesadaran dan kesungguhan karena kita berada di jalur yang terus berubah.
Jadi, kami ingin orang-orang datang ke Soulshine dan dapat menemukan diri mereka sendiri dan menemukan koneksi dengan jiwa. Kami ingin menciptakan Soulshine sebagai tempat di mana Anda dapat datang dan introspeksi diri dan juga merasakan kegembiraan dan pelepasan, melepaskan, mengubah, dan menekan tombol reset pada kehidupan.
Rata-rata anak usia 4 tahun memiliki 10.000 gerakan unik dan rata-rata orang dewasa hanya memiliki 4.000 gerakan unik. Entah karena alasan apa, kita kehilangan gerakan unik kita, entah karena gaya hidup kita atau ekspektasi yang diberikan masyarakat kepada kita tentang bagaimana kita seharusnya bersikap.
Di Soulshine, kami ingin Anda menemukan gerakan unik itu lagi dan berkata ya untuk naik ke seluncuran air sekalipun belum pernah menaiki seluncuran air selama puluhan tahun, atau untuk menari di bawah bintang-bintang. Kami ingin Anda memiliki keberanian untuk mengatakan ya dan membawa hal itu pulang bersama Anda.
Baca Juga: 6 Restoran untuk Merayakan Kebersamaan Keluarga
DAI: Dalam industri travel dan wellness yang terus berubah, bagaimana Soulshine Bali tetap setia pada misinya? Perkembangan atau kolaborasi menarik apa yang akan terjadi di masa depan?
SAF: Anda tahu terkadang itu sangat sulit karena Soulshine benar-benar tempat yang luar biasa yang indah dan memiliki tujuan serta maksud yang hebat dan itu juga bisnis. Jadi sebagai pengusaha dan pendiri, sangat sulit untuk tidak membandingkan diri sendiri dan bertanya-tanya apakah yang sudah dilakukan itu benar atau tidak.
Saya merasa bahwa seiring dengan perubahan industri wellness, hal terpenting yang harus kita lakukan adalah tetap menjadi diri kita yang sebenarnya – yaitu tetap terhubung dengan alasan mengapa kita menciptakan, apa yang kita ciptakan, dan bagaimana kita menjalankannya.
Jangan pernah meragukan intuisi kita saat membangun dan menciptakan sesuatu. Karena ada alasannya dan pasti ada audiens untuk itu.
Ada orang-orang yang akan datang dan mencari cara untuk menempatkan sesuatu saat mereka siap dan membutuhkannya – dan bahkan saat industri wellness, tren, dan sensasi berubah.
Ke depannya, kami sedang membangun Recovery Centre dan gym tahun ini, kami akan memperluas Spa, kami juga memperluas gedung dengan The Sanctuary 10 kamar yang memiliki shala yoga khusus, ruang workshop ber-AC, dan ruang makan yang indah.