Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Trade Talk : Ramesh Jackson Area Vice President for Indonesia & Malaysia Marriott International

Ramesh Jackson, Area Vice President for Indonesia & Malaysia Marriott International

Simak perbincangan DestinAsian Indonesia dengan Ramesh Jackson Area Vice President for Indonesia & Malaysia Marriott International seputar pipeline Marriott International 2025 dan juga perkembangan dunia wisata di Indonesia dan Malaysia.

DestinAsian Indonesia (DAI) : Bagaimana Anda melihat perkembangan wisata di Indonesia dan Malaysia dibandingkan dengan negara lainnya?

Ramesh Jackson (RJ) : Satu kata, sangat kuat. Saya akan menjelaskan kenapa. Hotel mengukur perkembangan mereka lewat RAFPA, yang pada dasarnya berarti Revenue Per Available Room. Secara global, secara internasional, RAFPA telah berkembang 7%.

Asia Pasifik, tidak termasuk Tiongkok, berkembang 13% tahun ini. Jadi saya pikir kita akan berkembang 13% lagi, mungkin bukan 13%, tetapi dua digit tahun depan juga baik di Malaysia dan Indonesia.

Indonesia dengan Presiden baru, Pak Prabowo sudah berkembang banyak saat ini, dan dia sangat fokus untuk meningkatkan jumlah turis yang datang ke Indonesia. Dia sudah berbicara tentang kemungkinan lapangan terbang di Bali Utara, karena dia ingin Bali memiliki jumlah turis yang disebutnya sama seperti Singapura dan Hong Kong. Jadi saya pikir dia akan sangat fokus untuk meningkatkan turis yang datang ke Indonesia.

Dan di Malaysia, tahun depan Malaysia akan menjadi Chair of ASEAN, yang berarti kita akan melihat banyak perjalanan tahun depan. Dan tahun 2026, Malaysia akan memiliki Visit Malaysia year lewat campaign Malaysia Truly Asia di 2026. Jadi, Malaysia juga dalam 2 tahun depan akan menerima banyak turis.

Baca Juga: Di Mana Tempat Duduk Paling Aman di Pesawat?

DAI: Dengan banyak dan luasnya property yang dimiliki Marriott International, bagaimana Anda menjaga standar servis dan kualitas hotel kepada para tamu?

RJ: Marriott International sudah ada sejak 1927 dan dalam 2 tahun ke depan, kami akan berusia 100 tahun. Saat ini kami sudah memiliki lebih dari 9.000 hotel dan ketika ditanya bagaimana menjaga konsistennya di seluruh 9.000 hotel, itu adalah pertanyaan yang sangat relevan. Dan saya pikir dari perspektif saya, saya membaginya menjadi tiga bagian.

Orang, proses, passion. Hal itu selalu menjadi budaya kami. Jadi cara menjaga konsistennya yang pertama  adalah orang. Bagaimana melatih mereka, bagaimana kami melayan tamu. Yang kedua, proses. Jadi proses adalah di mana Anda memiliki sistem dan teknologi untuk memiliki platform konsisten di seluruh hotel, untuk mengenali tetamu.

Misalnya GXP, adalah pengenalan yang merekam semua keinginan Anda dan digunakan untuk seluruh jaringan Marriott di seluruh dunia. Jadi misalnya sekarang Anda menginap di St. Regis Jakarta, dan Anda mengatakan tidak menyukai kacang pedas maka ketika menginap di hotel kami yang lainnya di seluruh dunia, Anda tidak akan disuguhi kacang pedas.

Dan yang ketiga adalah passion, dan kami menjaga tim di setiap tahap. Bagi mereka di industri hospital, itu sangat penting untuk membawanya saat bekerja. Anda dapat berproses, memiliki   sistem dan talenta di semua tempat, tapi jika tim hotel tidak punya passion, maka akan sangat sulit untuk konsisten.  Yang kami lakukan salah satunya dengan kompetisi menulis lirik lagu jingle, ini dilakukan di Malaysia tahun 2024, Kumandang.

DAI: Apa yang membuat Anda sangat antusias melihat potensi perkembangan sektor hospitality di negara-negara Asia Tenggara?

RJ: Secara pribadi, saya pikir karena Marriott International di negara-negara ini memiliki lebih banyak hotel, lebih banyak destinasi, jadi lebih banyak pilihan yang bisa dilakukan, dan ke tempat-tempat yang sebelumnya mungkin Anda tidak bisa pergi, karena Anda tidak memiliki hotel yang dipercaya atau punya cukup pilihan. Jadi, saya pikir kami akan memiliki banyak destinasi yang menarik di industri ini.

DAI: Apa tantangan terbesar yang dihadapi sektor bisnis hospitality saat ini? 

RJ: Ada tiga tantangan besar, dan saya pikir ini akan tetap jadi tantangan selama beberapa tahun, yaitu talent, talent, talent! Kami di Marriott bekerja keras untuk menjadi pekerja yang diinginkan.  Sama seperti revenue profitable room, kami ingin mendapatkan bagian terbesar dari bisnis ini, dan saat bicara talenta, kami juga ingin mendapatkan talenta terbaik.

Bagaimana melakukannya? Kami bergabung dengan universitas, dengan sekolah besar di Indonesia, sekolah hospitality. Kami akan melakukan MOU dengan mereka, dan berkontribusi dalam hal studi atau praktik. Kami juga melalukan ini di Malaysia.

Kami ingin talenta terbaik dengan passionnya. Ketika seseorang bertanya kualifikasi apa yang dicari dari seseorang, antara passion dan attitude? Saya bilang, kami pilih attitude dan melatih skill mereka serta membangun passionnya. Itu jauh lebih mudah daripada sebaliknya, punya passion tapi tanpa attitude.

DAI: Apa saja pembukaan hotel baru yang paling menonjol dalam portofolio koleksi Marriott International di Indonesia dan Malaysia?

RJ: Saya perlu berhati-hati dengan pertanyaan ini. Benar. kami membuka 17 hotel antara Malaysia dan Indonesia.
Jadi, kami membuka hotel  di Labuan Bajo, di Lampung, di Lombok, di Jakarta, di Bali, Di Malaysia kami buka di Kuala Lumpur dan Penang
Dan setiap hotel ini sangat menonjol dalam cara mereka sendiri.

(notes: Di 2024, Marriott International membuka beberapa hotel di tempat unik, beberapa di antaranya adalah Lampung Marriot Resort & Spa, Sheraton Jakarta Soekarno Hatta Airport, TA’AKTANA, a Luxury Collection Resort & Spa, Labuan Bajo, The Sira, a Luxury Collection Resort and Spa, Lombok).

DA: Bagaimana pipeline for Marriott International di 2025?

RJ: Indonesia sekarang memiliki 77 hotel. Kami akan memiliki sekurang-kurangnya 82 hotel pada akhir tahun berikutnya (2025). Di Malaysia, kami memiliki 55 hotel sampai akhir 2024. Pada akhir tahun berikutnya, kita akan memiliki 60 hotel.

Seperti yang saya katakan, strategi APEC, Asia Pacific Excluding China, adalah memiliki 1.000 hotel pada tahun 2028. Dan bagian besar dari pembangunan itu akan ada Indonesia dan Malaysia.

Baca Juga: 14 Travel Highlight Sepanjang 2024

DAI: Berarti Anda akan terus traveling ke berbagai destinasi di kedua negara?

RJ: Ya, saya suka melakukannya. Saya selalu bilang, jika Anda tidak menikmati apa yang Anda lakukan, itu tidak benar-benar berhasil. Dan saya menyukai traveling, saya suka pergi ke semua destinasi. Semakin banyak dan sering semakin menyenangkan.