by Christina Setyanti 10 September, 2024
Sip In: Chandu Bar Singapura, Just Follow the Moon!
Di tengah keriuhan dan kemunculan banyak bar dan juga restoran baru, speakeasy bar menjadi salah satu oase bagi pencinta alkohol yang tak suka keramaian dan tempat yang tersembunyi. Saat di Singapura, Chandu Bar menjadi tempat yang bisa disambangi.
Speakeasy bar sendiri mengacu para arti bar tersembunyi untuk menikmati alkohol. Pada 1920-1933, tempat hiburan ilegal dan bar yang menyajikan alkohol dilarang dibuka. Banyak tempat rahasia untuk menikmati alkohol yang akhirnya dikenal sebagai speakeasy. Buat sebagian orang, bar-bar ini menjadi sebuah lokasi rahasia ‘if you know, you know’ atau istilah gaul dalam bahasa Indonesia YTTA, yang tahu-tahu aja.
Tak ada logo atau tanda khusus yang akan memandu untuk sampai di tempat ini. Chandu yang dibuka pada Oktober 2023 lalu ini hanya memberikan satu sign khusus sebagai petunjuk. Di Robertson House bagian belakang, carilah pintu hitam dengan bulan emas di tengahnya. Chandu dalam bahasa Hindi berarti bulan dan dalam bahasa Melayu berarti opium. Just follow the moon!
Baca Juga: 7 Spot Selancar Terbaik di Indonesia
Masuk ke dalamnya, sebuah vibe berbeda dengan Singapura yang modern langsung terasa. Nuansa Asia di sekitar tahun 60-an sangat kental terasa. Dengan ambience yang dibuat berwarna merah gelap sehingga terkesan makin penuh rahasia.
Bar ini tak besar, hanya cukup untuk menampung sekitar 20 orang dalam satu waktu bersamaan. Selain sofa dan bar stool, di bagian belakang, sebuah sofa bed kuno dan meja kecil dengan peralatan menghisap opium dipajang di situ.
Bar ini membawa kembali para pengunjung ke era kolonial Singapura kala opium masih menjadi sebuah kemewahan dan juga rahasia di antara orang-orang. Kala itu Dr Murray Robertson, seorang anggota dewan kota yang awalnya menjamu teman-teman dan keluarganya di sebuah ruang rahasia. Dia juga menggunakan tempat ini untuk berbisnis opium.
Namun, ini hanyalah bagian dari sejarah dan tak ada lagi ‘ritual’ menghisap opium yang dilakukan di sini. Semuanya hanya pure relax dan alkohol serta beberapa camilan kecil diiringi musik yang mengalun perlahan.
Baca Juga: Aturan Baru Bebas Visa di Jepang untuk Cegah Turis Overstay
Dalam daftar alkoholnya, menunya tak terlalu banyak sebut saja Bespoke cocktails dan Chandu Originals. Bespoke cocktails merupakan jenis cocktail yang dibuat sesuai dengan keinginan pelanggan. Dengan gaya ini, cocktails yang disajikan sangat personal tergantung dengan selera para penikmat.
Ada 4 gaya cocktail sesuai dengan tipikal umum penikmat alkohol, dari light and clean seperti highball dan gin&tonic, casual and easy drinking seperti sour, fizz, collins, dan mules. Ada juga yang lebih bergaya bitter and complex seperti negroni, atau strong and classy seperti old fashioned, martini, dan Manhattan.
Terkesan biasa? Semua ini masih bisa dipersonalisasi sesuai dengan karakter pengunjung. Bagi penikmat alkohol yang strong dan classy, bartender yang gemar bertukar cerita akan menanyakan preferensi rasa dan after taste yang diinginkan, dari smokey sampai negara asal minuman alkohol untuk mendapatkan citarasa yang sesuai keinginan.
Bagi yang ingin bersantai sepenuhnya, Chandu Originals yang merupakan signature cocktail mungkin akan lebih sesuai. Ada Mata Hari dan Chasing The Dragon yang disajikan.
Mata Hari dibuat dari campuran Bols Genever, mango, jasmine, passion fruit, pink peppercorn, dan spicy kiss. Spicy Kiss sendiri banyak membuat orang penasaran, namun ini adalah sebuah lambang kecupan lipstik dari Mata Hari, seorang penari eksotis dari Belanda yang terkenal di akhir 1870 sampai awal 1900.
Kemampuannya menari dan juga kecantikannya memikat banyak orang, namun ini jugalah yang menariknya menjadi seorang mata-mata. Dia disebut-sebut menjadi mata-mata dari Jerman selama Perang Dunia I dan akhirnya di hukum mati di hadapan regu tembak. Ciuman terakhir Mata Hari inilah yang digambarkan sebagai spicy kiss.