Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Program Retret di Beberapa Resor Rejuvenasi Jiwa di Bali

Tampilan kolam renang di Gdas Bali. (Foto: Gdas Bali)

Oleh: Bonnie Culbertson

Mungkin tidak ada destinasi yang lebih cocok untuk memulihkan keseimbangan diri, selain Bali. Keterbatasan ukurannya menghasilkan harmoni antara energi yang berlawanan. Gunung berapi yang berdiri di pulau ini pun memberikan kesan kebesaran alami, sementara semilir anginnya bercampur dengan aroma bunga memberikan penyegaran.

Suasana pagi yang terang di Bali, terkadang dapat berubah menjadi sore yang lembap dan penuh kejutan seperti badai. Daerah ekspatriat seperti Canggu dan Ubud pun mulai memberikan budaya Barat bersamaan dengan berjalannya ritual kehidupan desa tradisional Bali-Hindu.

Kualitas antara yin dan yang di pulau ini pun menarik banyak turis untuk berkunjung setiap tahunnya, hal ini dilakukan guna menghindari stres, kelelahan, dan rasa sesak di hiruk pikuk Ibu Kota. Hampir sebagian besar resor yang menawarkan program rejuvenasi diri, tidak dapat menyembuhkan rasa sesak dan stres yang dirasakan oleh banyak wisatawan.

Oleh karena itu, banyak wisatawan yang menjajal beberapa perawatan diri dan spiritual yang mulai berkembang pesat di Bali. Walau meski harus tetap berhati-hati dengan oleh snake oil, beberapa tempat baru berhasil menawarkan rejuvenasi mental yang baik dan tepat untuk para tamunya mencapai keseimbangan sempurna. Kami mengumpulkan beberapa di antaranya:

Tampilan kamar The Gladak Suite di The Asa Maia. (Foto: The Asa Maia)

1. The Asa Maia (USD$480)
Berlokasi di Uluwatu, surganya peselancar Bali ini merupakan salah satu contohnya. Terhampar di antara kehijauan alam tropis, tempat peristirahatan ini bagaikan oase di antara toko selancar, kafe, dan restoran yang ramai pengunjung di sepanjang Jalan Pantai Padang Padang. Namanya diambil dari Sansekerta, yang berartikan “harapan melampaui ilusi”. 

Nama ini merepresentasikan diri kita, ketika sudah merasa aman untuk membuka jati diri yang sebenarnya. Saya mengalami hal ini secara langsung, ketika sedang mengikuti kelas privat teknik pernapasan. Saya tidak pernah tahu, kalau saya perlu menumpahkan perasaan saya dengan menitikkan air mata. Breathwork adalah salah satu metode kuno yang membantu Martha Brooke, pendiri resor, ketika sedang berjuang dan melawan kanker untuk yang kedua kalinya di dalam hidupnya. Selain Breathwork, The Asa Maia menawarkan berbagai sesi pemulihan jiwa lainnya seperti meditasi, hipnoterapi, dan contrast therapy selama dua menit setiap hari di dalam kolam berendam bersuhu 6°C.

Tampilan sesi perawatan spa di The Asa Maia. (Foto: The Asa Maia)

Setiap sesi terapi di The Asa Maia melalui proses kurasi yang cermat, termasuk dengan berbagai karya seni asal Indonesia dan buku-buku yang ditampilkan di perpustakan resor (saya mengambil buku Jellyfish Age Backwards: Nature’s Secret to Longevity selama saya menginap di resor) dan perangkat keras berbahan tembaga yang digunakan di seluruh fasilitas pemandian. Saya memilih perangkat keras berbahan tembaga ini dikarenakan sifat antimikroba alaminya. 

Masing-masing dari sepuluh suite para tamu menempati bangunan rumah dengan berbahan kayu Jawa yang dikenal dengan sebutan gladak. Tiap suite dilengkapi dengan bak mandi yang diukir menggunakan batu biru asal Belgia yang telah digunakan sebagai bahan pemberat di kapal Belanda. Untuk makan, kami makan bersama-sama di meja makan. Hal ini dilakukan agar kami  dapat menceritakan dan merayakan perjalanan penyembuhan masing-masing. Di waktu sarapan, kami dapat mencicipi berbagai jus hijau dan pancake pisang bebas gluten.

Tampilan saltwater lagoon pool di Escape Haven. (Foto: Bali Interiors)

2. Escape Haven (USD $2,495 per orang untuk enam hari retret)
Salah satu tamu yang saya temui kemarin, merekomendasikan satu tempat retret yang baru saja selesai melakoni renovasi fasad, yakni Escape Haven. Bersemayam di sebuah mansion di kawasan Canggu, Escape Haven menampung 18 kamar tidur yang ditata rapi. Walau terasa seperti masuk ke dalam asrama mahasiswa, Escape Haven memiliki fasilitas spa kelas dunia. 

Besar dengan tiga saudara perempuan, tanpa ada saudara laki-laki, saya langsung merasa seperti berada di rumah sendiri.  Di sini, perempuan dari segala usia berkumpul untuk melepaskan diri dari tekanan yang biasa mereka alami–misalnya menikah, menjadi panutan yang baik, tidak ingin cepat menua, dan lainnya. Pemimpin program retret ini berasal dari Norwegia, Emilie Nyman dan dibantu dengan para staf yang sangat ramah. Para staf siap menyambut dan merangkul setiap tamu perempuan yang tiba di depan pintu Escape Haven.

Di beberapa minggu tertentu, rumah ini dipenuhi dengan banyak perempuan yang mengikuti retret khusus untuk detoksifikasi, penyembuhan, kelas selancar, dan pilates. Namun, di waktu senggang banyak tamu perempuan yang juga berkumpul di ruang bersama untuk makan, berbincang atau mengikuti kelas yoga. 

Pengelompokan antargenerasi ini memberikan aspek bermakna lainnya dari Escape Haven. Misalnya, saat berbincang di sekitar api unggun atau kelas memasak, tamu perempuan yang berusia muda belajar kebijaksanaan dari tamu perempuan yang lebih tua. Tamu perempuan yang berusia lebih tua pun mempelajari berbagai perspektif baru dari generasi Z atau generasi milenial. Dalam semua kasus, persahabatan seumur  hidup pun terjalin di sini dan Emilie sering kali menerima foto dari kelompok tamu yang sudah lebih dulu selesai mengikuti program retret.

Ikatan kuat yang diciptakan oleh para tamu Escape Haven membuat upacara penyerahan kakao menjadi lebih emosional. Para tamu secara bergiliran memberkati cangkir masing-masing, lalu mengirimkan pesan cinta dan dorongan, untuk para tamu menikmati kakao. Rasanya, seperti meminum semua energi para pendukung. Lalu, disusul dengan sesi meditasi dan ditutup dengan upacara penutupan, serta berpelukan bersama-sama.

Kiri-kanan: Michael Franti dan Sarah Franti. (Foto: Bali Interiors)

3. Soulshine Bali (USD $320)
Walaupun sebagian besar kawasan di Bali menawarkan penyembuhan holistik, ada satu kawasan di Bali yang identik dengan pemulihan jiwa, yakni Ubud. Bersemayam di kaki bukit Pulau Bali dan dikelilingi pura-pura kuno, Ubud memiliki satu tempat untuk rejuvenasi diri, yakni Soulshine Bali. Digusung oleh musisi reggae dan rock asal Amerika Serikat, Michael Franti dan istri, Sarah, Soulshine Bali resmi membuka pintu untuk tamunya pada tahun 2016 silam.

Tampilan menu Black Dragon Limeade dan Cauliflower Poppers. (Foto: Adam Rasyid)

Namun, pada tahun 2022 lalu, Soulshine Bali melakukan bedah fasad dengan memperluas akomodasinya menjadi 33 kamar. Kedamaian dan keceriaan terasa kental dan berdampingan di sini. Saya menyukai kemewahan berjalan tanpa alas kaki, lounge dengan penuh warna, serta kolam renang dengan warna cerah seperti seperti seluncur air, khusus dewasa. Sementara, untuk kamar dirancang memberikan ketenangan dan kedamaian. Masing-masing kamar dirancang seperti wisma dibandingkan resor.

Tampilan kolam renang di Gdas Bali. (Foto: Gdas Bali)

4. Gdas Bali (USD $300)
Tak jauh dari Soulshine Bali, terdapat satu resor rejuvenasi jiwa vegan milik maestro, Russell Simmons. Terinspirasi dari perjalanan penyembuhan Simmons di Bali, para tamu diajak untuk berpartisipasi di berbagai rangkaian acara seperti acara penyucian khas Bali di Pura Tirta Empul, sebelum memulai berkonsultasi langsung dengan balian usada atau ahli pengobatan tradisional. Tamu juga dapat meracik obat yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan kesehatan masing-masing tamu.

Minuman tradisional khas Bali, Loloh. (Foto: Gdas Bali)

Ketika properti dengan 27 kamar ini menyelesaikan pusat kesehatannya–paling besar di Bali–akhir tahun ini, tamu akan mendapatkan manfaat dari berbagai menu terapi asal Timur yang dipadukan dengan budaya Barat. Mulai dari pijat, meditasi hyperbaric, cryotherapy, hingga infus. Merefleksikan pengalaman saya di setiap retret, saya menyadari, bahwa semua properti memiliki keramahtamahan yang terasa nyata dan terbuka.

Saya belajar menjalani kehidupan yang seimbang, belajar menjadi lebih baik dengan diri Anda sendiri, diterima oleh lain dalam ruang antara menetap dan berjuang membantu Anda menginternalisasi penerimaan tersebut,  serta memberikan kemampuan untuk menemukan keseimbangan baik di Bali atau di luar Pulau Bali.

3 Tempat Rejuvenasi Jiwa di Bali Lainnya

Revivo Wellness Resort
Berlokasi di hutan jati seluas tiga hektare di perbukitan Nusa Dua, properti dengan 16 kamar suite ini menawarkan suasana tenang dan menyegarkan untuk para tamu yang menginap di sini. Selain itu, para tamu juga diajak untuk mengikuti berbagai terapi dan mengkonsumsi makanan bernutrisi. Para tamu juga dapat mengikuti penawaran spa dan terapi infus vitamin IV, sirkuit hidroterapi, dan sauna inframerah.

Fivelements Retreat
Bersemayam di tepi sungai yang hijau di kawasan Ubud. Fivelements Retreat mengusung filosofi penyembuhan tradisional khas Bali yang dipadukan dengan kesehatan holistik yang modern. Para tamu diajak untuk mengikuti berbagai serangkaian aktivitas seperti meditasi, kelas yoga, terapi somatik, serta sound-healing.

Como Shambhala Estate
Resor bintang lima ini bersemayam di atas Sungai Ayung. Memadukan suasana hutan dengan fasilitas spa kelas dunia. Como Shambhala Estate menawarkan berbagai program wellness seperti kelas yoga, pilates, meditasi, jalan-jalan di sawah, pijat, perawatan spa, hingga mencicipi berbagai sajian bergizi.

Dipublikasikan perdana di majalah Destinasian edisi Agustus/September 2023 (“Dispatches: Calm and Get It”)

Show CommentsClose Comments

Leave a comment