by Yohanes Sandy 24 April, 2015
Perjalanan Menaklukkan Bromo
Pukul tiga pagi. Langit masih gelap, kabut masih bergelayut, dan udara dingin menusuk tulang. Namun di kawasan penginapan, turis-turis sudah bangun. Mereka sibuk merapatkan jaketnya, dan minum secangkir kopi, mencoba menangkis hawa dingin yang kadang suhunya mencapai minus nol derajat. Pemandu yang merangkap sebagai sopir jip siap membawa mereka menuju Puncak Penanjakan untuk melihat panorama mentari terbit. Banyak yang bilang, sunrise watching di Gunung Bromo adalah salah satu yang terbaik di Nusantara.
Tercetak di ribuan poster pariwisata Jawa Timur dan Indonesia, Gunung Bromo seakan menjadi salah satu ikon turisme di Nusantara. Menjulang setinggi 2.329 meter di atas permukaan laut, ia jelas bukan yang tertinggi di Indonesia, akan tetapi reputasinya sebagai destinasi wisata paling populer di Jawa Timur jelas sulit ditandingi. Kompleks Gunung Bromo mencakup empat wilayah di provinsi paling timur Pulau Jawa, yakni Kabupaten Probolinggo, Pasuruan, Lumajang, dan Kabupaten Malang. Dari Surabaya, jaraknya sekitar dua hingga tiga jam berkendara. Untuk menjelajahinya, moda transportasi yang mumpuni menjadi syarat pokok karena rutenya yang ekstrem mulai dari tanjakan, jalan berkelok, hingga padang pasir.
Menikmati pesona matahari terbit di Bromo tak berlangsung lama, kurang lebih 30 menit. Namun, perjalanan yang sesungguhnya masih menanti. Dari Penanjakan, biasanya petualangan akan dilanjutkan menuju kaldera Gunung Bromo. Di kawah gunung aktif tersebut, pengunjung bisa melihat secara langsung aktivitas vulkanis dari bibir kaldera. Untuk mencapainya, Anda harus menyusuri ratusan anak tangga. Akan tetapi, bagi mereka yang berstamina kurang prima bisa menyewa kuda untuk mengantarkan perjalanan menuju anak tangga terdekat.
Kawah Gunung Bromo dikepung oleh padang pasir luas. Luasnya mencapai 10 kilometer persegi. Empat belas tahun yang lalu pamor padang pasir ini naik setelah Garin Nugroho menjadikannya sebagai lokasi syuting Pasir Berbisik, film nasional yang menyabet penghargaan Best Cinematography di ajang Festival Film Asia Pasifik 2001. Di sini, biasanya, turis akan diajak menjelajahi padang pasir dengan menggunakan jip. Usai menikmati petualangan dengan kendaraan berpenggerak empat roda itu, perjalanan bisa dilanjutkan dengan menjelajahi perbukitan hijau yang lebih dikenal dengan nama Bukit Teletubbies.
Pada 2014, BMW Indonesia menggelar penjelajahan di Bromo bertajuk ‘BMW Driving Xperience.’ Pabrikan mobil asal Jerman ini mengundang awak media dan penggemar otomotif. Tujuannya satu: merasakan keunggulan mobil SAV, X Model Range mereka. Perjalanan dimulai dari Surabaya. Dari Kota Pahlawan, iring-iringan mobil BMW tipe X3, X4, X5, dan X6 menyusuri jalanan perkotaan hingga jalanan dengan medan yang lebih berat. Menginap semalam di titik pertemuan pertama, perjalanan dilanjutkan dengan melihat panorama matahari terbit serta opsi yang lebih menantang: mengeksplorasi padang pasir dan sabana yang tersohor.
Pada tahun ini, BMW Indonesia memberikan kesempatan kepada masyarakat awam yang ingin merasakan serunya menaklukkan Gunung Bromo dengan menggunakan kendaraan BMW X Model Range. Perjalanan akan digelar pada Juni dengan titik pemberangkatan Hotel Pullman Surabaya. Ikuti petualangannya dan rasakan sensasi melibas tantangan alam liar pegunungan.
Informasi lebih lanjut, kunjungi mybmw.co.id/bromo