by Cristian Rahadiansyah 18 July, 2017
Panduan Wisata 7 Kota di Jawa Rekomendasi Pakar Lokal
Malang
Direkomendasikan oleh Vito Adi. Pernah menjadi juri sejumlah kontes kopi, termasuk Barista Championship dan Latte Art Championship, Vito Adi merupakan pakar kopi yang disegani di Indonesia. Lahir dan menghabiskan masa remajanya di Malang, Vito merintis kedai Sensa Koffie (sensakoffie.com) di kota kelahirannya, sebelum kemudian melebarkan sayap bisnisnya ke Bali.
Kampung Jodipan. “Semua rumah di sini dicat warna-warni,” jelas Vito. Jodipan menampung lebih dari 100 rumah yang dicat dengan 17 warna ceria. Proyek unik ini dicetuskan oleh sejumlah mahasiswa dari kelompok Guys Pro. Bersama warga, mereka mengubah kampung tepi sungai yang awalnya terkesan kumuh ini menjadi permukiman yang paling menusuk mata. Berkat ikhtiar tersebut, warga Jodipan tergerak untuk merawat kampungnya sekaligus mengail sumber pendapatan baru dari pariwisata.
Alun-Alun Kota. Bertekad menjadi “kota layak anak,” Malang giat membenahi ruang-ruang publiknya, termasuk Alun-Alun Kota. “Tempat ini lebih menarik usai dijadikan Ruang Terbuka Ramah Anak,” ujar Vito. Usai direvitalisasi bermodalkan dana Rp5,9 miliar, Alun-Alun Kota tampil atraktif dengan beragam fasilitas anyar seperti photo booth tiga dimensi, pusat kebugaran terbuka, dan gelanggang skate.
Depot Rawon Nguling. “Rasanya berbeda dari rawon Surabaya,” jelas Vito tentang menu andalan Depot Rawon Nguling. Di sini, rawon hadir dengan potongan daging yang royal dan kuah gelap dengan tekstur yang tidak terlalu pekat. “Malang terkenal akan street food-nya,” tambah Vito. “Tempat lain yang juga menarik didatangi adalah Warung Rawon Pak Jenggot dan Ronde Titoni.”
Batu. Mengunjunginya adalah excursion trip yang paling populer di Malang. Awalnya tersohor sebagai destinasi agrowisata, Batu kemudian giat menelurkan beragam kreasi atraktif yang melayani beragam selera. “Ada banyak yang bisa dikunjungi, seperti Secret Zoo, Museum Satwa, Eco Green Park, Museum Angkut. Tempat-tempat yang menarik untuk liburan keluarga,” jelas Vito.
Toko Oen. Tiap kota di Indonesia memiliki restoran bersejarah yang menawarkan nostalgia. Jika di Jakarta ada Ragusa, di Malang kita bisa menemukan Toko Oen. Layaknya legenda hidup, Toko Oen sudah beroperasi sejak 1936. Di masa lalu, restoran ini merupakan wadah kongko bagi sosialita lokal. Kini, ia merupakan persinggahan favorit turis untuk menambal perut sekaligus merasakan atmosfer zaman kolonial. Tawaran terbaik Toko Oen, menurut Vito, adalah “es krim dan kue klasik.”