post

Majalah travel premium berbahasa Indonesia pertama

DestinAsian Indonesia

[dropcap type=&#8221;default&#8221;]P[/dropcap]ameran Ron Mueck tahun ini lebih menggugah. Bukan cuma menampilkan tiga karya anyar, tapi juga memperlihatkan dokumentasi seputar proses kerja “rahasia” sang seniman.
&#8220;Meski saya menghabiskan banyak waktu menggarap permukaan, adalah kehidupan di baliknya yang hendak saya tangkap,” Ron Mueck suatu kali berucap pada 1998. Kata-kata adalah barang langka yang bisa didapat darinya. Mueck tak sudi melayani wawancara wartawan. Dia membiarkan publik menebak-nebak siapa yang memengaruhi karyanya, juga kepada siapa dia berguru. Sudah 17 tahun berkarya, sang pematung masih menjadi enigma.
Tapi dunia setidaknya berhasil melacak sejarahnya. Mueck lahir pada 1958 di Melbourne. Ayahnya berasal dari Jerman dan berprofesi sebagai pembuat mainan. Karirnya dimulai sebagai perancang figur di film The Storyteller, Queen of Hearts, dan Labyrinth. Mueck juga sempat mendesain properti di sejumlah iklan. Pada 1995, takdir hidupnya bergeser. Patung Pinocchio kreasinya memikat perhatian Charles Saatchi, hingga sang miliuner pun memesan sejumlah patung tambahan. Setahun berselang, Mueck dilibatkan dalam pameran fenomenal bertajuk Sensation: Young British Artists from the Saatchi Collection.
<figure id="attachment_31189" aria-describedby="caption-attachment-31189" style="width: 730px" class="wp-caption aligncenter"><img loading="lazy" decoding="async" class="size-full wp-image-31189" src="http://destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/3-79.jpg" alt="" width="730" height="410" srcset="https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/3-79.jpg 730w, https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/3-79-360x202.jpg 360w, https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/3-79-300x168.jpg 300w, https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/3-79-2x1.jpg 2w" sizes="auto, (max-width: 730px) 100vw, 730px" /><figcaption id="caption-attachment-31189" class="wp-caption-text">Sebuah karya seni berjudul Drift. (Foto: THOMAS COEX/AFP/Getty Images)</figcaption></figure>
<figure id="attachment_31193" aria-describedby="caption-attachment-31193" style="width: 730px" class="wp-caption aligncenter"><img loading="lazy" decoding="async" class="size-full wp-image-31193" src="http://destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/7-27.jpg" alt="" width="730" height="410" srcset="https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/7-27.jpg 730w, https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/7-27-300x168.jpg 300w, https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/7-27-2x1.jpg 2w" sizes="auto, (max-width: 730px) 100vw, 730px" /><figcaption id="caption-attachment-31193" class="wp-caption-text">Sang seniman memahat patung raksasa. (Foto: THOMAS COEX/AFP/Getty Images)</figcaption></figure>
Mueck kerap dijebloskan kritikus dalam aliran hyperrealism. Dia mencetak patung berwujud realis, tapi dalam dimensi yang cenderung surreal: berukuran sangat mungil atau raksasa. Figur rancangannya umumnya tampil telanjang dalam sosok yang secara psikis dan fisis mengundang kontemplasi. Mueck berkutat pada siklus hidup manusia, dari jabang bayi hingga jenazah. Patung-patungnya kerap mengekspresikan perasaan lirih yang spesifik, seperti terasing, rapuh, atau kesepian.
Hingga kini, koleksinya telah dipamerkan di galeri-galeri prestisius di banyak kota, seperti Kanazawa, Paris, New York, Sydney, dan Mexico City. Mueck juga sempat tampil di Venice Biennale 2001, di mana dia menciptakan sensasi lewat patung berjudul “Boy”, berupa seorang anak lelaki yang sedang jongkok.
<figure id="attachment_31191" aria-describedby="caption-attachment-31191" style="width: 730px" class="wp-caption aligncenter"><img loading="lazy" decoding="async" class="size-full wp-image-31191" src="http://destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/5-53.jpg" alt="" width="730" height="410" srcset="https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/5-53.jpg 730w, https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/5-53-300x168.jpg 300w, https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/5-53-2x1.jpg 2w" sizes="auto, (max-width: 730px) 100vw, 730px" /><figcaption id="caption-attachment-31191" class="wp-caption-text">Sebuah karya Ron Mueck berjudul Man in a boat. (Foto: THOMAS COEX/AFP/Getty Images)</figcaption></figure>
Tahun ini, giliran <a href="http://www.fondation.cartier.com">Fondation Cartier</a> di Paris yang memajang karya-karyanya. Berlangsung dari 16 April hingga 27 Oktober, ajang ini menampilkan sembilan patung, tiga di antaranya dibuat khusus oleh Mueck untuk merayakan pameran keduanya di Fondation Cartier.
Pameran di Paris lebih monumental karena menyuguhkan pula film dokumenter berisi proses berkarya Mueck di studionya. Film itu dibuat Gautier Deblonde, fotografer asal Prancis. Keduanya pernah bekerja sama saat Deblonde menciptakan esai foto pem-buatan patung “Boy”. Kini, di Paris, untuk pertama kalinya publik bisa melihat sang perupa genius menciptakan patung-patung kaya emosi dalam berbagai dimensi.
<figure id="attachment_31187" aria-describedby="caption-attachment-31187" style="width: 730px" class="wp-caption aligncenter"><img loading="lazy" decoding="async" class="size-full wp-image-31187" src="http://destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/1-107.jpg" alt="" width="730" height="410" srcset="https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/1-107.jpg 730w, https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/1-107-300x168.jpg 300w, https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/1-107-2x1.jpg 2w" sizes="auto, (max-width: 730px) 100vw, 730px" /><figcaption id="caption-attachment-31187" class="wp-caption-text">Para pengunjung sedang melihat salah satu patung karya Ron Mueck. (Foto: THOMAS COEX/AFP/Getty Images)</figcaption></figure>

Pameran Misterius Ron Mueck