post

Majalah travel premium berbahasa Indonesia pertama

DestinAsian Indonesia

<figure id="attachment_64856" aria-describedby="caption-attachment-64856" style="width: 800px" class="wp-caption aligncenter"><img loading="lazy" decoding="async" class="size-full wp-image-64856" src="https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/1-Venesia-gondola-by-antonio-molinari-on-Unsplash.jpg" alt="" width="800" height="533" srcset="https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/1-Venesia-gondola-by-antonio-molinari-on-Unsplash.jpg 800w, https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/1-Venesia-gondola-by-antonio-molinari-on-Unsplash-300x200.jpg 300w, https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/1-Venesia-gondola-by-antonio-molinari-on-Unsplash-768x512.jpg 768w" sizes="auto, (max-width: 800px) 100vw, 800px" /><figcaption id="caption-attachment-64856" class="wp-caption-text">Gondola membawa penumpang di Venesia, anggota Situs Warisan Dunia sejak 1987. (Foto: Antonio Molinari)</figcaption></figure>
[dropcap]P[/dropcap]enantian lama itu akhirnya terwujud. Setelah bertahun-tahun diprotes, pemerintah Italia setuju melarang kapal pesiar memasuki perairan interior Venesia.
Aturan baru ini diumumkan pada 13 Juli. Salah satu ketentuannya ialah larangan bagi kapal pesiar melewati kawasan Piazza San Marco, mulai 1 Agustus 2021. Sebagai landasan hukumnya, pemerintah meresmikan perairan ini sebagai “monumen nasional” yang wajib dilindungi.
“Di Venesia, mulai 1 Agustus, kapal pesiar besar tak lagi melewati Kanal Giudecca di depan San Marco,” tulis Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Italia, Dario Franceschini, dalam akun Twitter-nya pada 13 Juli.
<figure id="attachment_64857" aria-describedby="caption-attachment-64857" style="width: 1180px" class="wp-caption aligncenter"><img loading="lazy" decoding="async" class="size-full wp-image-64857" src="https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/2-Venice.jpg" alt="" width="1180" height="750" srcset="https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/2-Venice.jpg 1180w, https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/2-Venice-300x191.jpg 300w, https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/2-Venice-1024x651.jpg 1024w, https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/2-Venice-768x488.jpg 768w" sizes="auto, (max-width: 1180px) 100vw, 1180px" /><figcaption id="caption-attachment-64857" class="wp-caption-text">Kiri-kanan: Kapal pesiar gigantik mengarungi perairan Venesia. (Foto: Drew Harbour); Patung Support karya Lorenzo Quinn di Venesia. (Foto: Hans M)</figcaption></figure>
Akan tetapi, tak semua kapal dilarang masuk. Pelang verboten ditujukan hanya pada bahtera gigantik yang memenuhi salah satu atau seluruh kriteria berikut: bobot di atas 25.000 ton, panjang minimum 180 meter, serta tinggi menembus 35 meter.
Melihat batasan spesifikasi itu, <a href="https://destinasian.co.id/10-kapal-pesiar-terbesar-di-dunia/" target="_blank" rel="noopener">kapal-kapal terbesar</a> semacam Harmony of the Seas dan MSC Grandiosa dipastikan tak bisa membelah laguna Venesia. Akses praktis hanya diberikan pada yacht dan pesiar sungai kelas menengah. 
Sebagai alternatif bagi pesiar besar, pemerintah akan mengarahkan para operator untuk bersandar di pelabuhan kargo Marghera, sekitar 10 menit naik perahu dari jantung Venesia. Kawasan ini akan dibenahi agar siap menampung kapal penumpang pada 2022.
<figure id="attachment_64858" aria-describedby="caption-attachment-64858" style="width: 800px" class="wp-caption aligncenter"><img loading="lazy" decoding="async" class="size-full wp-image-64858" src="https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/3-CC_STAR_Venice_Canal.jpg" alt="" width="800" height="539" srcset="https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/3-CC_STAR_Venice_Canal.jpg 800w, https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/3-CC_STAR_Venice_Canal-300x202.jpg 300w, https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/3-CC_STAR_Venice_Canal-768x517.jpg 768w" sizes="auto, (max-width: 800px) 100vw, 800px" /><figcaption id="caption-attachment-64858" class="wp-caption-text">Grand Canal dengan latar kapal pesiar Viking Star. (Foto: Alastair Miller/Viking Cruises)</figcaption></figure>
Keputusan pemerintah Italia melarang pesiar besar tak lepas dari protes warga dan aktivis selama lebih dari 10 tahun. Mereka menuding kapal pesiar bertanggung jawab atas degradasi lingkungan di Venesia. Pasalnya, gelombang yang dihasilkannya mengancam fondasi ringkih “kota terapung” ini.
Baca Juga: <a href="https://destinasian.co.id/dilema-bersemayam-di-venesia/" target="_blank" rel="noopener">Bagaimana Pariwisata Massal Merusak Venesia</a>
Tekanan juga datang dari UNESCO. Pada 2019, lembaga PBB ini memperingatkan ancaman kapal pesiar terhadap ekologi Venesia, anggota Situs Warisan Dunia sejak 1987. Jika tak ada solusi, kota bersejarah ini akan dipertimbangkan masuk “daftar merah” dalam sidang Komite Warisan Dunia tahun ini.
<figure id="attachment_64860" aria-describedby="caption-attachment-64860" style="width: 800px" class="wp-caption aligncenter"><img loading="lazy" decoding="async" class="size-full wp-image-64860" src="https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/4-Protes-anti-kapal-pesiar-besar-di-Venesia-Juni-2021-by-Jeremy-Zero-on-Unsplash.jpg" alt="" width="800" height="533" srcset="https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/4-Protes-anti-kapal-pesiar-besar-di-Venesia-Juni-2021-by-Jeremy-Zero-on-Unsplash.jpg 800w, https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/4-Protes-anti-kapal-pesiar-besar-di-Venesia-Juni-2021-by-Jeremy-Zero-on-Unsplash-300x200.jpg 300w, https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/4-Protes-anti-kapal-pesiar-besar-di-Venesia-Juni-2021-by-Jeremy-Zero-on-Unsplash-768x512.jpg 768w" sizes="auto, (max-width: 800px) 100vw, 800px" /><figcaption id="caption-attachment-64860" class="wp-caption-text">Bendera protes menolak kapal pesiar besar di Venesia pada Juni 2021. (Foto: Jeremy Zero)</figcaption></figure>
Venesia, kota maritim yang didirikan pada abad ke-5, merupakan aset wisata andalan Italia. Pada 2019, menurut data Dinas Pariwisata, kota bersejarah ini didatangi hampir 10 juta turis dan 500 kapal pesiar.
Sayangnya, primadona pelancong ini juga menjadi contoh buruk pariwisata massal. Selain menderita degradasi lingkungan, Venesia terus <a href="https://destinasian.co.id/dilema-bersemayam-di-venesia/" target="_blank" rel="noopener">kehilangan warganya</a>, akibat tersisih oleh kehadiran fasilitas pariwisata. Di kawasan bersejarahnya, sekitar 1.000 penduduk lokal eksodus saban tahunnya.—<a href="https://destinasian.co.id/?s=Cristian+Rahadiansyah" target="_blank" rel="noopener">Cristian Rahadiansyah</a>

Mulai 1 Agustus, Kapal Pesiar Besar Dilarang Masuk Venesia