by Anastasia Darsono 09 October, 2014
Menguak Prosesi Misteri di Sicilia
Oleh Anastasia Darsono
Trapani adalah kota kecil di pesisir utara Sicilia, Italia. Kota ini ternyata menyimpan salah satu festival religius tertua di Eropa. Syahdan, di abad ke-16, drama penyaliban Yesus Kristus mulai menjamur di Eropa. Prosesi untuk mengenang Sang Agung tersebut ramai-ramai digelar oleh rakyat di seantero Benua Biru. Pada akhir abad ke-16, pemerintah mulai melarang masyarakat untuk menggelar peringatan tersebut kecuali di tempat-tempat yang telah ditentukan. Sicilia beruntung bisa menggelar acara tersebut. Satu dari segelintir kota di sini yang menyelenggarakannya adalah Trapani. Tak ada catatan sejarah akurat yang bisa menyebutkan kapan Processione dei Misteri atau Prosesi Misteri pertama kali digelar di Trapani setiap Jumat Agung. Namun konon, prosesi yang berlangsung selama 24 jam itu ditampilkan perdana pada 1612.
Seperti Semana Santa di Larantuka, acara religius umat Kristiani ini melibatkan puluhan hingga ratusan orang. Patung-patung yang mewakili peristiwa Paskah diturunkan ke jalan, dihias, kemudian dinaikkan ke atas tandu. Sedikitnya ada 20 tandu yang dibangun. Saking beratnya, masing-masing tandu digotong oleh 24 orang secara bergantian. Kemudian tandu-tandu tersebut diangkut secara perlahan mengikuti irama lagu yang dimainkan oleh band dan paduan suara. Proses ini disebut annacata. Selesai mengeluarkan patung-patung satu persatu dari dalam gereja Chiesa del Purgatorio, rombongan akan mengarak patung-patung suci tersebut keliling kota selama satu hari satu malam untuk bertemu dengan para jemaah.
Perayaan pra-Paskah seperti ini tidak hanya digelar di Trapani, namun juga kota kecil lain seperti Buseto. Yang membedakan, Processione dei Misteri di Buseto tandu diganti traktor, patung digantikan oleh aktor. Lucunya, di sela-sela istirahat, para aktor ini bercengkerama sambil menghisap sebatang rokok atau bermain ponsel. Sebagai orang yang tumbuh di tengah-tengah keluarga Katolik, pemandangan Yesus, Bunda Maria, dan tentara Roma bersenda gurau adalah pemandangan yang ajaib.
Berpindah ke Marsala, kota kecil lainnya, gaya yang ditampilkan berbeda lagi. Tandu-tandu dieliminasi. Di sini, aktor berjalan keliling kota sambil berakting—layaknya pertunjukan berjalan. Akting yang ditampilkan pun tak main-main. Semua tampil sangat menghayati. Tak sedikit penonton yang menitikkan air mata melihat reka ulang peristiwa pilu tersebut, termasuk saya.
Selama Holy Week ini, biasanya penduduk mengenakan pakaian terbaiknya. Kaum Adam memakai setelan jas hitam dipadu dengan sepatu yang mengilap. Kaum hawa biasanya menandinginya dengan gaun formal berwarna hitam. Ini adalah minggu yang menguras emosi dan tenaga bagi mereka yang terlibat Prosesi Misteri, namun semuanya terbayar dengan pertunjukan yang indah dan menyentuh. Dalam dunia yang modern dan bergerak dinamis, saya menemukan suatu hal yang tak banyak berubah selama berabad-abad. Meskipun perubahan mulai bermunculan di Sicilia, tradisi dan kepercayaan yang kuat tetap lestari selama bertahun-tahun.
Wajah aktor terpilih dituntut untuk bisa memerankan tokohnya dengan sepenuh hati.