Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Memahami Wine Asal Bali

Buah anggur perkebunan Hatten Wines di Sanggalangit, Singaraja, Bali. (Foto: Hatten Wines)

Teks oleh: Aisha Amira
Foto: Hatten Wines

November 2023, Hatten Wines merilis produk wine edisi terbatasnya, yakni Chenin Blanc yang diselenggarakan bersamaan dengan festival panen yang meriah di kebun anggur milik Hatten Wines yang berlokasi di Sanggalangit, Singaraja, Bali. Hatten Wines didirikan oleh Ida Bagus Rai Budarsa pada tahun 1994 silam, lalu secara resmi memulai operasinya dalam mendistribusikan minuman beralkohol pada tahun 2000. 

Ida Bagus Rai Budarsa atau lebih akrab disapa Gus Rai memiliki rekam jejak yang menarik dalam bidang wine. Pria asal Bali ini meraih sederet penghargaan internasional, salah satunya Southeast Asia Wine Pioneer Award pada tahun 2011.

Selain itu, Hatten Wines juga memenangkan sederet penghargaan, salah satunya Winery of The Year pada 2017 lalu. Belum lama ini, produk wine edisi terbatas milik Hatten Wines, yakni Chenin Blanc baru saja memenangkan medali perak di ajang bergengsi Austrian Wine Challenge (AWC) 2023 dan mendapatkan pengakuan tertinggi di International Wine and Spirit Competition (IWSC) dengan memperoleh medali emas. 

Bisa diceritakan bagaimana awal Anda mulai menekuni bisnis wine?
Saya mulai menjajaki dunia bisnis wine pada tahun 1994 silam. Sejak awal, ketertarikan dan kecintaan terhadap wine yang mendorong saya untuk mengeksplorasi potensi bisnis ini lebih dalam lagi.

Mengapa memilih untuk menekuni bisnis wine?
Memilih menekuni bisnis wine bukanlah keputusan yang serta-merta bagi saya. Saya melihat potensi besar dalam industri ini, terutama dengan berkembangnya minat masyarakat terhadap konsumsi wine. Dengan memiliki kebun anggur milik kami sendiri di Bali, hal ini tentunya menjadi sebuah keistimewaan dan keunggulan Hatten Wines. Dan saya memiliki visi untuk menjadikan wine lokal sebagai pilihan utama para pecinta wine di Indonesia, serta juga membawa cita rasa wine lokal ke kancah internasional. 

Ida Bagus Rai Budarsa, Founder Hatten Wines. (Foto: Hatten Wines)

Apa kesulitan terbesar dalam menekuni bisnis ini?
Selama perjalanan panjang menekuni bisnis ini, salah satu kesulitan terbesar yang kami hadapi adalah mengubah persepsi masyarakat lokal terhadap wine. Kami terus mengedukasi pasar domestik tentang keunggulan dan keunikan wine lokal menjadi pekerjaan rumit yang harus dihadapi oleh kami selaku pionir bisnis wine di Bali.

Apa saja varietas-varietas anggur yang digunakan oleh Hatten Wines di kebun anggur milik Hatten Wines yang berlokasi di Sanggalangit, Singaraja?
Hatten Wines memiliki kebun anggur tersendiri yang salah satunya berlokasi di Sanggalangit, Singaraja. Di kebun ini, terdapat berbagai varietas anggur yang digunakan sebagai bahan utama pembuatan wine. Beberapa di antaranya adalah Shiraz (merah), Colombard (putih), Cabernet Blanc (putih), Solaris (merah), Chenin Blanc (putih), Muscat Bleu (putih), Probolinggo Biru (putih), Muscat St. Vallier (putih), dan Alphonse Lavalle (merah).

Tampilan wine Jepun Sparkling Rose. (Foto: Hatten Wines)

Mengapa memilih Bali sebagai kebun wine?
Bali memiliki iklim yang ideal dan tanah yang subur. Dengan ini, jelas menciptakan kondisi yang optimal untuk pertumbuhan anggur kualitas tinggi. Selain itu, keindahan pulau ini turut memberikan nilai tambah dalam pengalaman menikmati agrowisata kebun anggur bagi para wisatawan baik domestik maupun mancanegara.

Menurut Anda, apa tipikal cita rasa wine yang digemari masyarakat Indonesia?
Masyarakat Indonesia cenderung menyukai wine fruity dan memiliki sentuhan aroma rempah khas Indonesia. Kecenderungan ini mencerminkan selera lokal yang ingin merasakan keindahan cita rasa wine asli buatan Indonesia.

Kebun anggur Hatten Wines di Sanggalangit, Singaraja, Bali. (Foto: Hatten Wines)

Apa yang membedakan rasa wine Hatten Wines dengan wine merek lain (merek internasional)?
Bali adalah wilayah dengan lintang rendah atau sekitar 8° selatan garis khatulistiwa dengan iklim panas dan udara lembap yang konsisten. Hasilnya, anggur yang kami tanam selalu tumbuh subur dan menghasilkan tiga kali masa panen per tahun. Kami menanam varietas anggur lokal dan internasional di kebun kami yang berlokasi di Bali Utara. Selain itu, tanah vulkanik kami juga memberikan karakter dan kompleksitas rasa pada anggur kami sendiri.

Produk Hatten Wines di Hatten Wines Cellardoor, Sanur, Bali. (Foto: Hatten Wines)

Setelah IPO di awal tahun 2023 kemarin, inovasi apa yang akan terus dikembangkan oleh Hatten Wines, guna memikat pangsa pasar, khususnya di pasar bursa saham?
Perusahaan kami terus berfokus pada inovasi, wine education dan pengembangan produk baru, serta ekspansi ke pasar domestik di kota-kota besar dan internasional. Selain itu, kami juga terus melakukan research and development, guna meningkatkan kualitas anggur dan proses pembuatan wine, agar dapat selalu menempati tempat terbaik dan diperhitungkan dalam kompetisi wine internasional yang kerap sering kami menangkan.