post

Majalah travel premium berbahasa Indonesia pertama

DestinAsian Indonesia

Oleh <a href="http://destinasian.co.id/?s=reza+idris" target="_blank" rel="noopener noreferrer">Reza Idris</a>
[dropcap type=&#8221;default&#8221;]K[/dropcap]ota kecil Birregurra umumnya hanya dijadikan titik tolak dalam penelusuran Great Ocean Road. Orang-orang ke sana untuk menjangkau sabana, peternakan kuda, serta taman nasional. Tapi kini ada alasan baru untuk singgah lebih lama di Birregurra: Brae, sebuah restoran yang berambisi menempatkan kawasan ini dalam peta kuliner Australia.
Properti yang resmi beroperasi awal tahun lalu itu dicetuskan oleh Dan Hunter. Dia pernah mengabdi untuk Dunkeld di Royal Mail Hotel dan Mugaritz, restoran tersohor yang mengoleksi dua bintang Michelin dan tercantum dalam daftar The World’s 50 Best Restaurants.
<figure id="attachment_27755" aria-describedby="caption-attachment-27755" style="width: 730px" class="wp-caption aligncenter"><img loading="lazy" decoding="async" class="size-full wp-image-27755" src="http://destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/dish.jpg" alt="" width="730" height="410" srcset="https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/dish.jpg 730w, https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/dish-300x168.jpg 300w, https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/dish-2x1.jpg 2w" sizes="auto, (max-width: 730px) 100vw, 730px" /><figcaption id="caption-attachment-27755" class="wp-caption-text">Aneka makanan kreasi Hunter yang memanjakan lidah.</figcaption></figure>
Lokasinya agak menyepi, sekitar 90 menit dari Melbourne. Di halamannya, saya disambut taman hijau, kebun, dan pepohonan rindang. Brae tampil rendah hati, tidak mengintimidasi tamu dengan paras yang glamor dan berkilau. Restoran ini menempati rumah renta buatan 1868 yang dipermak dengan apik oleh James Legge dari Six Degree Architects.
Brae menjanjikan konsep makanan segar dengan spesialisasi menu lokal. Beberapa bahan dapur dipasok sendiri. “Saat membuka restoran, saya selalu ingin bahan masakan diproduksi sendiri,” kata Hunter. “Tidak perlu pusing dengan urusan penyimpanan bahan. Apa yang didapat pagi hari bisa disajikan di siang atau malam hari.” Di lahan 12 hektare, dia menanam stroberi, beri muntrie, kelembak, lobak, tomat, juga wortel. Bahan lainnya dibeli di pasar setempat.
<figure id="attachment_27757" aria-describedby="caption-attachment-27757" style="width: 730px" class="wp-caption aligncenter"><img loading="lazy" decoding="async" class="size-full wp-image-27757" src="http://destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/interior1.jpg" alt="" width="730" height="410" srcset="https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/interior1.jpg 730w, https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/interior1-300x168.jpg 300w, https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/interior1-2x1.jpg 2w" sizes="auto, (max-width: 730px) 100vw, 730px" /><figcaption id="caption-attachment-27757" class="wp-caption-text">Kiri-kanan: Aneka makanan kreasi Hunter yang memanjakan lidah; Di halaman restoran terdapat beberapa instalasi seni.</figcaption></figure>
Daftar menunya direvisi mengikuti siklus panen, dan saya datang di ujung musim panas. Hunter meracik 12 menu yang masing-masingnya bisa disandingkan dengan wine lokal jenis sauvignon blanc dan shiraz. Makan siang dibuka dengan keripik biji rami dan potongan walabi; kerupuk beef tendon dengan taburan garam merica gunung; serta udang campur limun. Di tahap kedua, meluncur seafood yang terdiri dari lobster Southern Rock dan bulu babi, disusul menu daging yang meliputi wagyu dan jamur shitake Otway. Dagingnya dimasak selama empat jam. Teksturnya begitu lembut hingga bisa disayat memakai garpu. Sebagai pencuci mulut, ada apel dan ubi yang direndam bersama kayu manis, lalu disajikan dengan es krim. Sesi makan akhirnya ditutup dengan teh herbal yang berkhasiat menghapus ekses lemak.
<figure id="attachment_27756" aria-describedby="caption-attachment-27756" style="width: 730px" class="wp-caption aligncenter"><img loading="lazy" decoding="async" class="size-full wp-image-27756" src="http://destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/interior-6.jpg" alt="" width="730" height="410" srcset="https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/interior-6.jpg 730w, https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/interior-6-360x202.jpg 360w, https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/interior-6-300x168.jpg 300w, https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/interior-6-2x1.jpg 2w" sizes="auto, (max-width: 730px) 100vw, 730px" /><figcaption id="caption-attachment-27756" class="wp-caption-text">Interior yang menguarkan aroma hangat.</figcaption></figure>
Mengelola restoran yang berjarak dari pusat keramaian memang tidak mudah, namun Brae berhasil memberi alasan bagi orang untuk rela menempuh perjalanan jauh. “Brae ibarat rumah. Dan di rumah, saya berusaha membuat tamu senyaman mungkin,” ujar Hunter.
4285 Cape Otway Road, Birregurra, Victoria, Australia; 61-3/5236-2226; <a href="http://www.braerestaurant.com">braerestaurant.com</a>.
Dipublikasikan perdana di majalah DestinAsian Indonesia edisi <a href="http://destinasian.co.id/volume-9-juli-agustus-2014/">Jul/Ags 2014</a> (“<a href="http://destinasian.co.id/magazine/destinasian-indonesia-volume-9-juliagustus-2014/">Autentik Australia</a>”)

Makan Siang Nikmat di Brae