post

Majalah travel premium berbahasa Indonesia pertama

DestinAsian Indonesia

[dropcap]M[/dropcap]ulai 1 Oktober 2018, Kyoto resmi memberlakukan pajak penginapan kepada turis. Pajak penginapan ini akan dibebankan kepada turis dengan biaya sekitar 200 yen hingga 1,000 yen per malam, tergantung total biaya yang harus dibayarkan pada akomodasi yang dipilih, mulai dari hotel, penginapan tradisional hingga penginapan pribadi. Pengecualian diberikan kepada siswa dan pendampingnya yang melakukan karya wisata sekolah.
Pemerintah kota berharap bisa mendapatkan sekitar 4,56 miliar yen per tahun dari pajak dan menggunakannya untuk mengatasi masalah kemacetan dan meningkatkan layanan pariwisata. Sebenarnya ini bukanlah hal baru di Jepang, karena sebelumnya, Tokyo dan Osaka telah memberlakukan pajak penginapan tersebut.
Baca juga: <a href="http://destinasian.co.id/warisan-masa-silam-fukuoka/" target="_blank" rel="noopener">Warisan Masa Silam Fukuoka</a>; <a href="http://destinasian.co.id/memori-rumah-tua-di-kyoto/" target="_blank" rel="noopener">Memori Rumah Tua di Kyoto</a>
Beberapa wilayah lain yang juga akan mengikuti jejak tiga kota ini adalah Kanazawa mulai April tahun depan, disusul oleh Fukuoka yang sudah mendapatkan ‘lampu hijau’ untuk menjalankan regulasi tersebut. Sementara Kutchan di Hokkaido juga sudah mengajukan permohonan untuk mengenakan pajak penginapan sebesar dua persen kepada turis. Namun, sampai saat ini permohonan tersebut masih dalam pembahasan.

Kyoto Resmi Terapkan Pajak Penginapan