Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Jumlah Turis India Meningkat Pesat, Termasuk ke Indonesia. Apa Sebabnya?

Pada 2022, Indira Gandhi International Airport masuk daftar 10 bandara tersibuk di dunia versi Airports Council International. (Foto: Ankur Khandelwal)

Pada 2000, sekitar 4,4 juta warga India bepergian ke luar negeri. Pada 2019, jumlahnya sudah mendekati 27 juta—dan angkanya diprediksi terus meningkat hingga 50 juta pada 2030.

Sulit disanggah, India adalah pasar turis yang diperhitungkan. Dalam dua dekade, pasokan turisnya naik lebih dari 500%. Dalam hal volume, setidaknya hingga 2019, India masuk kelompok sumber turis terbesar di dunia, bersama Tiongkok, Amerika Serikat, Inggris, Prancis, dan Jerman.

Seiring pertumbuhan volume itu, nilai ekonomi turis India juga meningkat. Laporan dari FICCI (Kadin India) menyebutkan, total pengeluaran turis India untuk bepergian ke luar negeri mencapai $22,9 miliar pada 2019, naik dari $21,3 miliar pada tahun sebelumnya.

Tingginya pengeluaran itu, lanjut FICC, disebabkan turis India cukup royal. Mereka menggelontorkan rata-rata $1.200 per kunjungan ke luar negeri, lebih boros dari turis AS ($700) dan Eropa ($500). Berpijak pada data ini, pengeluaran turis India diprediksi akan menembus $42 miliar pada 2024.

Indonesia juga kecipratan untung dari pertumbuhan itu. Menurut BPS, pada 2010, Indonesia mencatatkan 160.000 kunjungan turis India. Pada 2019, jumlahnya menembus 650.000, hingga India pun masuk kelompok 10 besar pemasok turis terbanyak ke Indonesia. Peringkat India bahkan lebih tinggi dari Jepang, Amerika Serikat, dan Inggris.

Apa alasan di balik “ledakan” outbound tourism India? Pertama, pastinya, pertumbuhan ekonomi. Merujuk data Bank Dunia, PDB per kapita negara ini tumbuh signifikan: dari $442 pada 2000 menjadi $2.050 pada 2019. Tahun lalu, angkanya sudah menyentuh $2.612. Singkat kata, orang India punya uang lebih untuk liburan.

Pada 1 Desember 2023, maskapai Vistara membuka penerbangan langsung pertama dari Delhi ke Bali. (Foto: Bornil Amin)

Lanskap ekonomi itu juga ditunjang perubahan demografis. India telah menyalip Tiongkok sebagai negara dengan penduduk terbanyak, dengan populasi usia muda yang juga lebih banyak. Usia median di India 28 tahun, sedangkan Tiongkok 38 tahun. FICC mengklaim, orang-orang muda India inilah yang gemar pelesir keluar negeri. Memang, hanya 7% warga India yang memiliki paspor, tapi angka riilnya sangat besar: 96 juta orang.

Satu alasan lain tumbuhnya turis India ialah kian terbukanya akses bepergian. Merujuk data pemerintah India, jumlah bandara telah bertambah dari 74 di 2014 menjadi 148 di 2023. Di sisi lain, maskapai-maskapai India rajin berekspansi. Air India misalnya, baru saja memesan 500 pesawat baru pada Februari silam. Lalu, pada 1 Desember, Vistara membuka penerbangan langsung pertama dari Delhi ke Bali.