Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Checking in: The Orient Jakarta

Fasilitas Library Lounge di The Orient Jakarta, hotel yang diresmikan pada September 2021. (Foto: The Orient Jakarta)

Oleh Cristian Rahadiansyah 

Desainnya teatrikal. Ini mungkin magnet terbesarnya. Interiornya dijejali benda-benda yang memberi efek dramatis. Kerap sarat cerita. Kadang mengutamakan estetika ketimbang fungsi. Seperti panggung teater memang.  

Kesan itu langsung tertangkap sejak check in. Tamu akan disambut atmosfer yang janggal, barangkali juga sureal. Pastinya kontras dari persepsi umum tentang hotel. Apalagi hotel di jalur bisnis Jenderal Sudirman.

Kiri-kanan: Paella dengan tinta cumi di restoran Caspar; Kursi rotan artistik di area lobi. (Foto: The Orient Jakarta)

Pertama-tama, kita akan mendarat di meja resepsionis yang dilapisi bulu sapi. Di sampingnya, ada kursi besar yang dilengkapi kaki dan tangan. Kreatif dan jenaka. Kursi rotan anyaman dibentuk mirip karakter dalam Monsters, Inc.

Selepas lobi, tamu memasuki bar megah berisi barang-barang antik. Plafonnya memukau: kolase puluhan lemari, buffet, rak, serta meja. Dunia serasa dilipat. Kemudian, menuju lift, muncul sesosok wanita mistis bermata hitam, figur khas dalam lukisan maestro Jeihan.

The Orient Jakarta, hotel baru di Indonesia, sepertinya berniat membawa sensasi baru. Tampilannya menyerempet galeri. Ada banyak objek yang menyedot mata, merebut perhatian. Mendapati tamu termenung di depan pajangan adalah hal lumrah di sini.

Kain batik melapisi sebagian dinding kamar The Orient Jakarta, hotel berisi 153 kamar di Jalan Jenderal Sudirman. (Foto: The Orient Jakarta)

Hotel ini diresmikan September 2021. Lokasinya di Jalan Jenderal Sudirman, persis di tepi belokan menuju Bendungan Hilir. Stasiun MRT terpisah hanya tiga menit jalan kaki. Alamat yang mahal di Jakarta.

Desainernya tak kalah mahal: Bill Bensley. Jika Anda pengusaha hotel, mungkin familiar dengan namanya. Bensley pernah disewa banyak properti bergengsi, sebut saja Oberoi Udaipur, JW Marriott Phu Quoc, serta Park Hyatt Siem Reap.

Dia juga punya portofolio di Indonesia. Dari studionya di Bali, Bensley menangani lanskap Four Seasons Jakarta dan interior Capella Ubud. Kabarnya, dia kini sedang menggarap St. Regis Residences, proyek baru di kawasan Kuningan.

Kiri-kanan: Interior restoran Jepang Furusato Izakaya; Panel bulu sapi dan kliping arsip kuno di depan lift. (Foto: The Orient Jakarta)

Bensley dicirikan dengan desainnya yang eksentrik. Memetik inspirasi dari kawasan Asia, dia gemar bereksperimen dengan bentuk, bahan, juga warna. Dari sinilah lahir tafsir-tafsir “nakal” atas kriya tradisional.

Untuk Orient Jakarta, Bensley memilih tema “nostalgia.” Inilah benang merah dalam estetika visualnya. Pria asal AS ini mengolah eksotisme sejarah dalam desain.

Contohnya mudah ditemukan. Selain di lobi, kita bisa melihatnya di perpustakaan. Di dekat pintu ada pajangan bedil dari era bubuk mesiu. Di lantai tergeletak meriam-meriam tua. Persis di sampingnya, replika relief Garuda dari Candi Kidal, Jawa Timur.

Fasilitas pusat kebugaran di The Orient Jakarta, hotel pertama di Jakarta yang interiornya dirancang oleh Bill Bensley. (Foto: The Orient Jakarta)

Nostalgia juga dihidupkan di kamar. Abaikan sejenak bathtub dan toiletries Bulgari, maka Anda bisa menangkap kesan lawas itu. Lihat misalnya mebel rotan klasik, lemari kayu berukir, atau lampu berbentuk petromaks. Di belakang matras, kain batik terbentang melapisi dinding. Motifnya variatif, tergantung tipe kamar Anda.

Orient mengoleksi 153 kamar. Tipe terendah, Superior, luasnya mulai dari 28 meter persegi. Cukup normal di pusat kota. Interiornya terasa lebih lapang berkat jendela yang besar, menjulang dari lantai hingga plafon. Dari sini, tersaji panorama area Sudirman dan Semanggi.

Belum semua kamar bisa dipesan. Separuhnya masih dalam tahap konstruksi. Semenjak dibuka, hotel ini masih berproses. Ruang spa juga belum dibuka. Ruang rapat di tahap penyelesaian. Di puncak hotel, Cafe California dijadwalkan buka tahun ini. Siap-siap menyambut sarang kongko baru di ketinggian Jakarta.

Kiri-kanan: Ornamen batik, mebel rotan, dan bathtub di kamar tipe Grand Deluxe; Kolam infinity di lantai lima. (Foto: The Orient Jakarta)

Sarapan dihidangkan di ruang berlantai kayu di dasar hotel. Area favorit tamu ialah serambinya. Bisa makan di area terbuka, dinaungi pohon, apalagi di tepi Jalan Sudirman, adalah sebuah kemewahan. Ada tiga kelompok menu untuk membuka pagi: Indonesia, internasional, serta Jepang. Yang terakhir ini ditangani oleh restoran Furusato Izakaya.

Siang harinya, ruang sarapan berubah jadi Caspar, restoran hotel lainnya. Buku menunya fokus pada kuliner Spanyol. Memasuki malam, Caspar berubah jadi ruang komunal yang trendi. Meja DJ memutar nomor-nomor populer. Tamu-tamu necis berserak di sofa sintal warna klepon.

Satu fasilitas hotel yang juga populer ialah kolam renang. Lokasinya di ruang terbuka lantai lima. Tawarannya langka: berenang sambil menonton lalu lintas kota. Datang ke sini, siapkan muka tebal. Saat Anda berendam santai, mungkin sambil menyesap koktail, orang-orang sedang kesal terjebak macet di bawah sana.

Ruang membaca dengan ornamen batik, relief, dan barisan keris. (Foto: The Orient Jakarta)

Tapi bukan cuma guilty pleasure yang membuat kolam ini populer. Desainnya juga punya andil. Penyebabnya apa lagi kalau bukan kejutan teatrikal dari Bensley.

Dinding dan atap kolam renang dibungkus anyaman rotan. Di tepinya, ada pancuran kalajengking dan kuda laut. Di plafon, ubur-ubur raksasa bergelayutan. Suguhan fantasi yang mungkin mengingatkan Anda pada set film klasik Georges Melies.

Mengusung tema nostalgia, Orient agaknya berhasil meramu kontras yang atraktif. Di jalur bisnis Sudirman yang sibuk mengejar masa depan, hotel ini justru memanggil masa lalu.

Jl. Jenderal Sudirman No.36, Jakarta Pusat; 021/3970-7777; theorienthoteljakarta.com; mulai dari Rp2.800.000

Show CommentsClose Comments

Leave a comment

0.0/5