by Yohanes Sandy 04 October, 2016
Checking In: Four Seasons Jakarta
Teks dan foto oleh Yohanes Sandy
Video oleh Dimas Anggakara
Lokasi
Selama lebih dari satu dekade Four Seasons Jakarta menjadi primadona di kawasan Kuningan, Jakarta. Berdiri di Jalan Rasuna Said, hotel bisnis asal Amerika Serikat ini cukup merajai pasar premium di kawasan segitiga emas ibu kota, sebelum akhirnya mengakhiri operasionalnya pada Desember 2014. Dijadwalkan tutup selama tiga tahun, ternyata Four Seasons Jakarta hadir kembali lebih cepat dengan menempati lahan baru dan juga gedung baru milik PT Rajawali Property Group.
Lokasinya bergeser ke Jalan Jenderal Gatot Subroto. Tepatnya di kompleks Capital Place. Hotel bintang lima ini berdiri bersanding dengan gedung kantor berdesain superlatif. Lokasinya yang strategis membuat penginapan premium tersebut dianugerahi akses cepat ke distrik bisnis Sudirman. Bahkan, mereka mempunyai jalan khusus bagi tamu yang menghubungkan hotel dengan kawasan SCBD.
Desain
Desain Four Seasons Jakarta digarap oleh tiga desainer kelas kakap. Bangunannya didesain oleh firma Pelli Clarke Pelli Architects. Interiornya ditangani oleh Alexandra Champalimaud yang pernah mengerjakan proyek The St. Regis Beijing, The Waldorf Astoria New York, serta The Doschester London. Lanskapnya dirancang oleh Bill Bensley, otak di balik taman indah Four Seasons Chiang Mai dan The St. Regis Bali. “Eksteriornya dibangun terinspirasi dari debur ombak laut Indonesia,” ujar Christian Poda, General Manager hotel tersebut dalam sebuah wawancara bersama DestinAsian Indonesia.
Mewah adalah kesan pertama yang ditangkap saat memasuki hotel ini. Pintu jangkung, lantai marmer mengilap, serta tangga megah berlapis karpet menyambut tamu di area lobi yang didominasi warna krem dan emas. “Kami membangun hotel cantik ini dengan sentuhan mewah yang kuat,” tutur Christian.
Kamar
Berbeda dengan propertinya yang lama, Four Seasons baru kini hadir dengan konsep yang lain, yaitu seluruh akomodasi yang ditawarkan berkategori suite. Hotel yang resmi beroperasi pada Juli 2016 ini memayungi 125 suite bergaya modern yang disebar di bangunan setinggi 20 lantai ini. Masing-masing kamarnya mengusung desain Eropa modern lengkap dengan fitur ruang tamu. Menariknya, luas kamarnya dicetak mulai dari 62 meter persegi. Membuatnya menjadi salah satu hotel dengan kamar terluas di ibu kota.
Tiap suite hadir dengan fitur baku yang mumpuni, sebut saja dua televisi 48 inci, soundbar merek Bose, sofa, dua kursi, serta kamar mandi berlapis marmer. Menambah kenyamanan menginap, sebuah matras khas Four Seasons siap memastikan tamu enggan meninggalkan tempat tidur. Tak hanya itu, sebagai sentuhan personal, tiap check-in tamu bakal dijamu dengan suguhan buah dan cokelat di dalam kamar yang bisa dinikmati secara sonder bayar.
Kuliner
Selain kamar, restoran kini tak hanya jadi pelengkap sebuah hotel, namun juga menjadi amunisi utama. Four Seasons Jakarta mencoba peruntungannya dengan empat gerai F&B andalan, yakni Palm Court, La Pattiserie, Nautilus Bar, dan Alto Restaurant & Bar. Palm Court berfungsi sebagai restoran utama. Di sini tamu bisa menikmati sarapan, makan siang, dan makan malam. Konsepnya pun berbeda dari restoran hotel kebanyakan. “Kita tak menjual menu prasmanan. Melainkan menyajikan pilihan menu ala carte dengan porsi yang besar. Sementara, untuk sarapan hanya appetizer dan hidangan pencuci mulut yang disajikan secara prasmanan,” ujar Rumman Amanda, Manajer Humas. Konsep seperti itu dipilih karena ukuran restoran yang tak terlalu besar.
Tempat makan yang menyajikan hidangan internasional ini dipercantik dengan kandil karya Lesvit yang dipasang di atap kubah setinggi 13 meter. “Jika diperhatikan, lampu kandil tersebut mirip dengan pohon palem terbalik,” pungkasnya. Dapur Palm Court dipimpin oleh Executive Chef Marco Riva yang siap memanjakan pengunjung dengan hidangan comfort food. Salah satu menu andalannya adalah laksa lobster. “Ada banyak jenis laksa di Asia Tenggara, dan saya ingin menciptakan laksa dengan cita rasa autentik khas Indonesia,” ujar Marco. Rasa kuahnya pas dengan potongan lobster yang royal. Nasi gorengnya pun layak dicoba.
Nautilus Bar dan La Pattiserie adalah dua tempat hangout berdesain kontradiktif. Nautilus Bar merupakan bar bergaya maskulin yang didedikasikan bagi para penggemar wiski dan koktail mumpuni. Sedangkan La Pattiserie diperuntukkan bagi para kaum Hawa yang ingin menikmati kue-kue terbaik sembari minum teh di sore hari. Oleh karena itu, desainnya diramaikan dengan warna-warna ceria. Kue-kue di La Pattiserie serta di gerai lainnya digarap oleh Executive Pastry Lorenzo Sollecito. Salah satu kreasinya yang fotonya kerap berseliweran di akun media sosial adalah upside down cheese cake yang lezat.
Di akhir 2016 nanti, tamu juga bisa menikmati hidangan Italia terbaik di Alto yang bercokol di lantai teratas hotel tersebut.
Fasilitas
Sebagai hotel bisnis, ruang rapat menjadi fasilitas penting. Four Seasons Jakarta dilengkapi dengan lima ruang rapat bergaya elegan serta satu Grand Ballroom yang sanggup mengakomodasi sekitar 1.000 delegasi. Namun penginapan premium ini juga tak melupakan tamu pelesir. The Spa, yang dulu menyabet banyak penghargaan, hadir kembali dengan konsep yang beda—namun kualitas perawatan yang sama. Tersedia beragam menu perawatan yang mumpuni mulai dari pijat khas Bali, Ayurvedic, hingga perawatan kecantikan menggunakan produk Prancis, Yon-Ka.
Di sebelah The Spa, tamu bisa menikmati kolam bergaya resor yang dirancang oleh Bill Bansey. Kolam ini dilengkapi dengan gazebo elegan untuk bersantai. Bahkan saking cantiknya, sang General Manager mengaku menjadikan tempat ini sebagai area favoritnya di hotel. Fasilitas lainnya yang bisa digunakan oleh tamu mencakup pusat kebugaran 24 jam dan business center.
Capital Place, Jl. Jenderal Gatot Subroto Kav. 18, Jakarta Selatan; 021/2277-1888; fourseasons.com; doubles mulai dari Rp4.080.000.