by Yohanes Sandy 28 July, 2015
Checking-In: Anantara Uluwatu
Oleh Suhartina Sindukusumo
Foto oleh Putu Sayoga
Lokasi
Layaknya penginapan premium di Uluwatu, Anantara menancap di tubir tebing, mengundang deru angin laut, menyuguhkan panorama Samudra Hindia hingga ke batas cakrawala. Properti ini bertengger persis di atas Impossible Beach, salah satu lahan favorit para peselancar. Tapi ia sejatinya tidak membidik kaum pembawa papan tersebut. Seperti cabang-cabang lainnya, Anantara beresonansi dengan privasi, relaksasi, dan kemewahan yang berakar pada tradisi servis khas Thailand, tanah kelahirannya.
Anantara Uluwatu diresmikan pada 2012, empat tahun setelah saudaranya hadir di Seminyak. Kompleks ini berjarak sekitar 13 kilometer dari kawasan Garuda Wisnu Kencana. Untuk menjangkaunya dari Jalan Pemutih, kita mesti berbelok ke jalan sempit yang penuh liku sebelum akhirnya singgah di salah satu titik terbaik untuk menikmati prosesi terbenamnya matahari.
Kamar
Di lahan seluas 1,7 hektare, Anantara menaungi 61 suite, satu penthouse, dan 12 vila yang ditanam menghadap laut dan taman. Bangunan utamanya didominasi oleh tipe Ocean View Suite yang seluruhnya dilengkapi balkon yang menatap laut. Di lantai pertama, Garden View Suite diletakkan menghadap taman, dan di antara tipe kamar ini, terselip Garden View Pool Suite. Jika ingin dibangunkan oleh suara ombak, pilih Ocean Front Pool Suite yang berjarak paling dekat dengan laut. Sementara jika ingin menikmati perawatan spa secara intensif, Dedari Spa Suite adalah pilihan yang ideal.
Seluruh kamar memiliki balkon yang dilengkapi jacuzzi dengan tiga pilihan foam bath, sementara fitur hiburannya meliputi televisi 42 inci, audio system Bose, iPod dock, dan koneksi internet 24 jam. Daya tarik terbesar Anantara adalah Dewata Penthouse, kamar yang menegaskan standar kemewahan di Uluwatu. Unit dua lantai ini menampung dua kamar tidur, dapur, dan kolam renang privat. Luasnya 370 meter persegi, sedikit lebih luas dari vila dua kamar W Seminyak.
Desain
Sosok resor menyerupai sawah terasering—konsep yang bertujuan memudahkan tamu menyerap pemandangan secara leluasa dari balkon kamar. Otak di balik desainnya adalah Budiman Hendro Purnomo, arsitek yang pernah menyabet penghargaan dari Ikatan Arsitek Indonesia lewat proyek Gedung Departemen Perdagangan. “Salah satu alasan tamu memilih menginap di sini adalah lokasinya yang terpencil dan jauh dari keramaian, karena itu jarak antarkamar kami perhatikan,” ujar Dimitri Delepierre, Executive Assistant Manager.