Dining - DestinAsian Indonesia https://destinasian.co.id/category/bali/bali-dining/ Majalah travel premium berbahasa Indonesia pertama Tue, 15 Apr 2025 07:57:36 +0000 en-US hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 Dine In: Lulu Bistrot, Canggu https://destinasian.co.id/dine-in-lulu-bistrot-canggu/ Tue, 08 Apr 2025 12:30:08 +0000 https://destinasian.co.id/?p=79942 Lulu Bistrot Canggu terinspirasi dari Lake Grand Café de Paris. Interiornya sophisticated namun tidak intimidating. Bagaimana dengan makanannya?

The post Dine In: Lulu Bistrot, Canggu appeared first on DestinAsian Indonesia.

]]>
Interior Lulu Bistrot Canggu. (Foto: Lulu Bistrot)

Lulu Bistrot, restoran bergaya Prancis, menyuguhkan pengalaman kuliner berkelas di tengah keramaian kawasan Batu Bolong. Dengan aura Parisian yang kental, Lulu Bistrot mengusung gaya bistro kontemporer yang menyajikan masakan Prancis dengan cita rasa yang kompleks.

Terinspirasi dari Lake Grand Café de Paris, Lulu Bistrot memancarkan atmosfer sophisticated tanpa kesan mewah yang ‘intimidating’. Sentuhan hangat dari staf yang ramah membuat suasana tetap santai dan welcoming.

Restoran berpalet beige dan cokelat ini mudah menarik perhatian, terutama dengan beberapa parasol putih bertuliskan “Lulu” yang menaungi area outdoor. Ketika golden hour tiba, cahaya keemasan masuk menembus jendela kaca, menambahkan kesan estetika di dalamnya.

Baca Juga: China Southern Airlines Luncurkan Penerbangan Langsung Guangzhou-Surabaya

Sementara itu, area outdoornya menawarkan dua pemandangan menarik: lalu lintas Jalan Batu Bolong yang sibuk, dan mixologist yang sibuk meracik cocktail di Bar at Lulu. Kala itu, saya memilih duduk di area indoor, dekat jendela dan pintu masuk. Dari posisi ini, dapur terbuka di ujung ruangan terlihat jelas, tempat para chef beraksi menyajikan makanan.

Jika visualnya sudah memikat, maka sajian makanannya pun tak kalah mengesankan. Lulu Bistrot menyajikan hidangan khas Prancis yang kaya rasa namun tetap bersahabat. “Kita menyajikan French food with no fuss, itu core Lulu Bistrot,” ujar Chef Fido, Sous Chef di Lulu Bistrot.

Untuk pembuka, Potato Croquettes jadi comfort dish yang memanjakan lidah. Kentang lembut dengan lapisan luar yang renyah, dipadukan dengan irisan pork dry-aged sebagai topping dan saus gurih, menciptakan rasa yang hangat dan umami.

Berikutnya, Calamars aux Merguez. Potongan calamari dipadukan dengan merguez homemade, teksturnya crispy dan rasanya smokey. Rasa asam dari jeruk nipis dan kehadiran bayam memberi sentuhan segar, menciptakan rasa yang balance.

Sebelum masuk ke hidangan utama, saya menyesap Lulu French Martini untuk menyapu sisa-sisa rasa yang tertinggal di palate. Cocktail ini dibuat di Bar at Lulu. Selain Lulu French Martini, Lulu Bistrot menyajikan berbagai signature cocktail seperti Café Manhattan, Bee’s Wax Aged Vieux Carré, dan Plantain Old Fashioned.

Baca Juga: Capella Taipei, Properti Pertama Capella di Taiwan

Chocolate Peanut. (Foto: Lulu Bistrot)

Menu utama, Steak au Poivre with Black Truffle, tampil menggoda. “Kita pakai flank steak, disajikan dengan peppercorn sauce dan watercress salad,” jelas Chef Fido. Steak berlumur saus poivre terasa creamy dan beraroma. Truffle yang digunakan bersifat musiman, menjadikan sajian ini istimewa dan eksklusif.

Untuk penyeimbang, saya memesan Salade de Tomates yang terdiri dari tomat organik, salad timun, rose jelly, dan crème fraiche. Kombinasi ini terasa segar, zesty, ringan, dan menyatu apik dengan menu utama.

Petualangan rasa kala itu ditutup dengan Chocolate Peanut menjadi dessert yang memikat. Paduan antara krim cokelat, saus kacang yang nutty, remah cookies, dan butterscotch menghadirkan rasa manis yang pas. Potongan stroberi memberi keseimbangan dengan rasa asam segarnya. 

The post Dine In: Lulu Bistrot, Canggu appeared first on DestinAsian Indonesia.

]]>
5 Best Restoran dan Bar Beachview di Bali https://destinasian.co.id/5-restoran-beachfront-bali-yang-patut-dicoba/ Thu, 20 Mar 2025 10:00:04 +0000 https://destinasian.co.id/?p=79721 Lima restoran dan bar ini punya pemandangan pantai Bali yang memukau, salah satunya SKAI Bar & Grill di Padma Legian Resort.

The post 5 Best Restoran dan Bar Beachview di Bali appeared first on DestinAsian Indonesia.

]]>
Restoran beachfront di Bali. (Foto: Oliverra di UMANA Bali)

Kalau ke Bali, mencicipi hidangan di restoran sambil memandangi pantai-pantai Bali sudah menjadi kegiatan mandatory. 

Bali memang dikenal dengan pemandangan langit yang bersih, terlebih saat matahari terbenam. Beberapa restoran berikut menawarkan hidangan bersantap, sekaligus suguhan panorama beachview sehingga layak masuk dalam daftar destinasi bersantap Anda di Bali.

1. SKAI Bar & Grill

Bali tidak pernah kehabisan destinasi sunset yang memikat, tetapi SKAI Bar & Grill di Padma Resort Legian menawarkan sesuatu yang lebih dari sekadar pemandangan indah.

Setelah dikenal luas sebagai SKAI Beach Club, tempat ini kini bertransformasi dengan identitas baru yang lebih refined, menghadirkan perpaduan gastronomi Mediterania-Levantine dengan atmosfer barefoot luxury yang tetap terasa santai namun sophisticated.

Memasuki SKAI Bar & Grill, nuansa beach house klasik langsung terasa. Interiornya mengusung palet warna earthy, menciptakan ruang yang nyaman untuk menikmati golden hour.

Beach deck ikonik tetap menjadi pusat perhatian, menawarkan infinity pool dan daybeds yang menghadap langsung ke hamparan Pantai Legian. Suasananya semakin hidup dengan alunan musik deephouse yang menemani tamu hingga senja.

Di malam hari, tempat ini akan semarak dengan dentuman musik DJ. Kalau suasanyanya sudah pas, makanannya sudah pasti menggugah selera. Salah satu sajian unggulan adalah Flavoured Lamb Cotelette, daging domba yang dimasak well-done dengan serpihan pistachio, disajikan bersama layered potato dan pure hijau yang menghadirkan perpaduan rasa gurih dan earthy yang seimbang. Burrata dengan buah ara dan pistachio juga menjadi sorotan di antara menu appetizer, bahkan menjadi favorit karena menghadirkan kombinasi keju burrata, manisnya buah ara, dan renyahnya kacang pistachio.

Hidangan Smoked Octopus dengan garlic labneh memberikan pengalaman rasa yang menarik, dengan sentuhan asam segar dari lemon puree yang menyeimbangkan smokiness dari gurita. Hummus klasik dengan roti panggang dan paprika menambah nuansa otentik khas Mediterania dalam pengalaman bersantap di tepi pantai ini.

Selain menu makanan yang berkarakter kuat, SKAI Bar & Grill juga menghadirkan koleksi koktail inovatif yang menggabungkan teknik mixology modern dengan bahan-bahan khas tropis.

Fennel Boulevardier, misalnya, menginterpretasikan ulang koktail klasik Paris dengan sentuhan rempah khas Timur Tengah. Sementara Garden Mule, yang menggunakan daun makrut dari kebun Padma Resort Legian, menghadirkan sensasi segar yang pas untuk dinikmati saat matahari terbenam.

Pilihan mocktail berbasis shrubs, yaitu sirup buah cuka, seperti Berry Citrus, Pineapple Ginger, dan Apple Celery, yang menawarkan rasa kompleks dan menyegarkan.

2. Oliverra Restaurant dan UMA Beach House

Anda beruntung jika ke Bali dan menemukan Oliverra. Restoran Mediterania ini berada di tebing Ungasan. ‘Menu utama’ di sini bisa jadi adalah pemandangannya. Dari dalam di kala cuaca cerah, tamu dapat menikmati pemandangan matahari terbenam dengan semburat jingga, ungu, dan biru. Desain bangunan dan interiornya bergaya mediterania dengan palet earth tone.

Tidak perlu khawatir, Oliverra tidak sekadar menyuguhkan pemandangan indah dan interior yang instagramable, kreasi makanannya patut diacungi jempol.

Kami menikmati menu set yang nikmat. Mulai dari starter platter yang berisi Mushroom Arancini, Octopus tartare, Foie gras, dan Tuna roll with caviar on the top.

Menu utamanya yang patut dicoba adalah Burnt Barramundi yang disajikan bersama braudes fennel, mandarin confit, dan citrus puree; menciptakan perpaduan rasa yang unik, smokey dari barramundi dan zesty dari bulir jeruk. Selain itu, Kiwami Wagyu MB9+ yang dimasak medium terasa lumer di mulut bersama saus dan mashed potato.

Uma Beach House, anak bungsu Umana Bali yang baru buka Desember 2024 lalu, juga menghadirkan pengalaman bersantap di tepi Pantai Melasti yang lebih intimate. Berbeda dari beach club kebanyakan, tempat ini lebih santai dan ramah keluarga, menjadikannya destinasi yang cocok untuk menikmati seafood segar dan koktail dengan suasana yang lebih tenang.

Beberapa hidangan unggulannya meliputi Grilled Jimbaran Lobster dengan garlic butter dan rempah-rempah khas Bali, serta Tuna Tartare yang disajikan dengan alpukat dan citrus dressing yang menyegarkan. Untuk minuman, Uma Beach House menghadirkan signature cocktail seperti Coconut Negroni dan Melasti Spritz yang terinspirasi dari nuansa pantai Bali.

Selain itu, tamu bisa bersantai di daybed atau menikmati sunset dari area tepi pantai yang luas, menjadikan Uma Beach House sebagai tempat yang sempurna untuk menikmati momen golden hour di Bali.

3. Ikan Restaurant 

Terletak di The Westin Resort Nusa Dua, Bali, Ikan Restaurant ini menghadirkan berbagai hidangan laut yang segar. Dengan nuansa yang santai dan embusan angin sepoi-sepoi di tepi pantai Nusa Dua, Ikan Restaurant cocok menjadi restoran keluarga.

Nikmati berbagai hidangan laut dan makanan khas Indonesia di tepi pantai. Anda bisa menikmati aneka makanan enak seperti ikan-ikan lokal yang baru ditangkap untuk menjamin kesegarannya. Nikmati berbagai hidangan seperti  Ikan Signature Laksa, Rujak Pantai, The Bali Dog, Signature Sate Lilit, Klepon Cake, Bebek Goreng Klungkung sembari menyesap bir buatan sendiri ataupun koktail kreatif.

4. Eight Degrees South
‘Sea’ Cuterie Board. (Foto: Eight Degrees South)

Untuk pengalaman kuliner alfresco berlatar suara deburan ombak, Eight Degrees South di Conrad Bali adalah pilihan tepat. Restoran ini menyajikan hidangan laut segar dengan teknik memasak charcoal-grilled, menciptakan rasa yang autentik dan aromatik.

Salah satu menu andalannya adalah Sea’ Cuterie Board, platter seafood yang berisi Charred Lobster, Pan-Seared Red Snapper, Green Mussels, dan Flat Grilled Seabass, disajikan dengan aneka side dish pelengkap. Minuman pendamping seperti Eight Degrees Fruit Punch, perpaduan buah tropis yang menyegarkan, menjadi pasangan sempurna untuk hidangan laut yang kaya rasa ini.

5. Rock Bar

Tak lengkap rasanya membahas restoran dan bar beachfront di Bali tanpa menyebut Rock Bar. Berlokasi di AYANA Resort Bali, Rock Bar terkenal dengan lokasinya yang unik, dibangun di atas tebing batu yang menjorok ke Pantai Kisik, Jimbaran. Dengan akses melalui inclinator, tamu akan disambut oleh laut luas dan langit lepas yang indah, terutama saat matahari terbenam

Rock Bar menyuguhkan konsep open-air dining dengan suasana chic dan eksklusif. Menu-menu di sini didominasi hidangan Mediterania, mulai dari Grilled Octopus with Romesco Sauce dan Lobster Thermidor. Untuk minumannya, Rock My World dengan racikan rum, passion fruit, dan spicy cabai jadi salah satu minuman yang wajib dicoba.

Selain hidangannya, Rock Bar juga mengundang DJ internasional untuk membawakan set musik sunset chill hingga deephouse untuk menghidupkan suasana senja yang tak terlupakan untuk para pengunjung.

The post 5 Best Restoran dan Bar Beachview di Bali appeared first on DestinAsian Indonesia.

]]>
Dine In: Kindling https://destinasian.co.id/dine-in-kindling/ Fri, 14 Feb 2025 09:26:49 +0000 https://destinasian.co.id/?p=79262 Vallian Gunawan mungkin mengasosiasikan dirinya sebagai sebatang kayu kecil yang digunakan untuk menyalakan api. ‘Api’ inilah yang kemudian menjadi asal mula Kindling.

The post Dine In: Kindling appeared first on DestinAsian Indonesia.

]]>
dining hall (Photo: Jason Wong)

Vallian Gunawan mungkin mengasosiasikan dirinya sebagai sebatang kayu kecil yang digunakan untuk menyalakan api. ‘Api’ inilah yang kemudian menjadi asal mula restoran fine dining, Kindling di Cikini.

Menempati sebuah rumah bergaya kolonial di kawasan Cikini milik Lily Kasoem, putri Atjoem Kasoem atau yang dikenal sebagai A.Kasoem sang pengusaha kacamata sekaligus ahli optik pertama di Indonesia. Rumah bersejarah dari 1900 ini hanya dipugar tak diubah untuk mempertahankan bentuk asli dan juga bentuk penghormatan terhadap sejarah.

Mempertahankan bentuk rumah ini nyatanya juga menjadi sebuah bagian dari kisah kuliner yang diangkat oleh Kindling, di mana masa lalu yang penuh kenangan dan kenyamanan bertemu dengan modernitas yang indah. Buatnya, penting untuk menunjukkan jati diri restorannya di sana tanpa membuang identitas rumah tersebut.

Cita Rasa Asia dan Tafsiran ala Prancis

Vallian yang memulai karier kulinernya sebagai part-time kitchen staff sampai berbagai restoran kelas dunia seperti L’Atelier de Joel Robuchon, Saint Pierre, Odette Restaurant di Singapura, Soasons Restaurant di Hong Kong ini kemudian kembali ke Indonesia dan berkarier di Bali. Sebelum Kindling, dia membuka SKOOL Kitchen di Bali.

“Banyak teman yang bilang ke saya, kenapa tidak coba di Jakarta untuk coba sesuatu yang baru,” ucapnya saat menjamu kami, beberapa jam sebelum dia tenggelam dalam kesibukannya di dapur.

Val yang awalnya menyebut tak terlalu paham dengan lanskap kuliner Jakarta pun berpartner dengan BIKO Group untuk membuka Kindling yang berkonsep fine dining pada 23 Desember 2024 lalu.

“Kindling menggambarkan ranting atau tongkat kecil yang mudah terbakar untuk menyalakan api. Itu menjadi semangat kami, menjadi awal yang penuh harapan untuk sesuatu yang hebat,” kata Vallian.

Meski mengaku bahwa dulunya Jakarta tak pernah masuk dalam ‘radar kulinernya’ Kepercayaan dirinya untuk menghadirkan hidangan fine dining di area Cikini sangatlah tinggi. Tengok saja sekitar area ini. Cikini menjadi salah satu area rekomendasi dan tujuan pada pencinta kuliner yang ingin menikmati berbagai restoran, bar, dan kaki lima yang legendaris dan enak.

Namun, bagaimana dengan sebuah restoran fine dining di Cikini?

“Di sini tiap sudut punya hal yang berbeda, ada restoran yang menyenangkan di sini, ada kedai bakmi. Ini sangat kontras, vibrant, sangat bagus untuk dilihat.”

Lahir di Medan, Val ingin membawa semua hidangan Asia ke rangkaian tasting menu-nya dengan pendekatan teknik Prancis yang selama ini dipelajarinya. Selain teknik Prancis, ada banyak pengaruh dari hidangan Tiongkok, Jepang, dan Asia Tenggara lain yang dikuliknya dan dipadukan dengan teknik memotong dan memasak dari Prancis.

Kenangan Lama Bersemi Kembali

Memasuki rumah bersejarah Cikini sudah membuat mata saya terbuka lebar, halaman yang luas, sekat rumah dan interior klasik lengkap termasuk lampu jadul yang masih asli dengan artwork Indra Dodi, Xu Beihong’s, dan foto-foto John Navid menambah vibe Indonesia.

Saya dibawa ke ruang tamu yang klasik namun elegan dengan furnitur dominan kayu dekat jendela-jendela tua yang besar. Nuansanya hangat dan bersahabat. Ditemani artwork Color of Face #2 karya Indra Dodi, amuse bouche yang terdiri dari tuna tartare, chicken liver parfait, dan turnip cake disajikan bersamaan. Mulailah dengan tuna tartare yang ringan dan dibalut dengan kulit pastry tipis yang renyah dan semburat rasa asam jeruk yang menyegarkan.

Lanjuitkan dengan chicken liver parfait yang disajikan di atas toast yang dibentuk seperti biskuit panjang renyah. Di bagian atasnya parfait chicken liver disandingkan dengan mulberry dan green apple. Terlihat manis bak dessert yang berwarna, tingkat ketelitian dan attention to detail Val patut diacungi jempol. Sebagai small bites terakhir, turnip cake yang dibentuk menyerupai tartlet disajikan dengan saus XO, ebi dan lap cheong. Secara pribadi, hidangan ini justru membangkitkan memori saat kecil ketika ibu saya pulang dari pasar dan membawa oleh-oleh sunpia udang yang renyah dan gurih.

Usai small bites di living room, saya diajak untuk pindah ke ruangan selanjutnya, dining room. Kindling memang punya konsep unik untuk fine diningnya. Para tamu tak hanya berdiam di satu tempat dan menikmati rangkaian makanan yang disajikan berurutan selama beberapa jam.

Di dining room, nuansa yang sedikit lebih modern dengan kursi tinggi dan sofa besar mengelilingi see-through kitchen yang dibatasi oleh kaca tebal. Namun semua pelanggan bisa dengan jelas melihat aksi para chef termasuk Val untuk ‘meramu kenangan masa kecilnya’ lewat signature 8 courses-nya.

Dimulai dengan kombujime hamachi yang disajikan dengan bengkuang dan saus kecombrang. Meski menggunakan berbagai bahan khas Indonesia, namun tampilannya terlihat hidangan di restoran kelas dunia. Saat ini, mereka menggunakan 40% bahan impor dan 60% lokal, sedangkan ikannya sendiri didatangkan dari beberapa tempat termasuk Bali untuk menjamin kesegarannya.

Saya memilih kombucha sebagai pairing-nya. Untuk hidangan ini mereka menghadirkan jasmine kombucha dan kecombrang tonik homemade. Terus terang, saya agak skeptis dengan combo kecombrang dari kombucha dan saus ikannya. Sama-sama punya cita rasa yang kuat, kecombrang 2 hidangan mungkinkan terlalu over? Rupanya, Val berhasil mengurangi kepekatan aroma dan rasa kecombrang menjadi lebih samar lewat penggunaan espuma untuk kombuchanya.

Val kembali ke meja saya dan menyajikan crab custard. Sekilas tampilannya mirip dengan egg custard yang lembut dan gurih. Namun kali ini egg digantikan dengan daging kepiting roe sauce dan bafun uni yang segar. Namun di dalamnya, dia juga menambahkan black moss yang tipis dan lembut untuk membuatnya sedikit lebih kental dan bertekstur kenyal. Ini jadi salah satu hidangan favorit saya dengan sensasi rasa yang gurih, kenyal, namun tak pekat.

Hidangan demi hidangan terus berdatangan dalam rentang waktu 4 jam bersantap. Dari bbq kinmedai dengan paste smoked onion dan seaweed beurre blanc, veal sweetbread yang diolah dengan saus santan untuk menghadirkan rasa bumbu taliwang yang pedas namun ada rasa segar dari jeruk limau, dan uniknya mereka juga menyajikannya dengan kue beras Indonesia yang digrill.

Sebelum masuk ke dalam menu utama, glazed brioche yang disajikan dengan cultured butter homemade menjadi selingan yang menyenangkan. Aroma jeruk yang menyegarkan berpadu dengan olesan madu lengket dan kehangatan brioche Braud Artisan Bakery, sister company Kindling yang empuk menjadi sensasi tersendiri. Sebenarnya tak perlu butter tambahan untuk menikmatinya, tapi sayang rasanya jika tak mencicip butter homemade mereka.

amuse-bouche (Photo: Jason Wong)

Sajian menu utama memiliki dua pilihan protein, bebek atau beef. Saya mencoba keduanya, namun Carrara 640 beef yang disajikan dengan carrot pure, potato fondant yang digrill sampai smokey serta beef consome jadi unggulan malam itu.

Perlahan hidangan nyaris usai, paofan yang aslinya merupakan hidangan rumahan yang dibuat para istri di rumah menjadi comfort food tersendiri. Dia mencampurkan dua jenis beras yaitu beras Jepang dan beras Thailand yang dimasak dengan tambahan crumb untuk memberikan tekstur. Tambahan helaian sea cucumber, black winter truffle yang royal dan ikan fish maw serta siraman double chicken broth memang benar-benar menghangatkan perut dan juga hati.

Sebagai penutup, Val menyajikan earl gret yang dibuat sebagai palate cleanser dengan tambahan mandarin dan kumquat. Ini disajikan sebelum sunchoke yang terbuat dari artichoke Yerusalem dipadukan dengan brown butter crisp, barley porridge, granola, sorgum, dan caramel drizzle yang manis.

Usai hidangan di dining room, saya dibawa ke bar. Di sini, saya menikmati brown butter madeleine, pineapple choux, sour plum pate de fruit, dan hazelnut bonbon yang manis.

The post Dine In: Kindling appeared first on DestinAsian Indonesia.

]]>