web analytics
Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Cara Bali Zoo Antisipasi Erupsi Gunung Agung

Awal Desember 2017, Kampung Sumatera, wahana terbaru di Bali Zoo, sedang bersiap melansir sejumlah atraksi baru. Air terjun setinggi 15 meter sedang melakukan tes air. Kandang beruang madu dan harimau Sumatera hampir rampung dikerek. Brosur berisi paket makan malam bersama gajah siap diterbitkan. Tapi semua persiapan itu sebenarnya berlangsung di bawah ancaman. Gunung Agung, vulkan tertinggi di Bali, masih giat menyemburkan asap, dan tak seorang pun bisa memastikan kapan ia akan meletus dan separah apa dampaknya.

Sejak Gunung Agung “batuk-batuk,” Bali Zoo sebenarnya aman dari hujan abu. Kebun binatang satu-satunya di Bali ini terpisah 52 kilometer dariGunung Agung, sementara abu muntahan kawah sejak awal ditiup angin ke arah timur menuju Lombok. Bagaimanapun, skenario horor bencana masih membayangi, karena itulah sejumlah langkah antisipasi telah dipersiapkan.

Khusus pengunjung Bali Zoo, pengelola telah mempersiapkan titik-titik evakuasi dan 1.000 masker tipe N95. Pada 28 September, seluruh staf melakukan pelatihan cara merespons insiden, termasuk dua kali simulasi evakuasi. Sebuah tim crisis center juga telah dibentuk guna memimpin seluruh proses “cepat tanggap” tersebut.

Khusus satwa, langkah mitigasinya lebih kompleks. Bali Zoo membentuk tim reaksi cepat berisi 19 staf yang bertugas merelokasi 500 ekor satwa ke kandang tertutup dalam waktu maksimum delapan menit. Setelahnya, satwa akan ditutupi terpal, diberikan vitamin, dan, jika perlu, disuntikkan obat penangkal racun. Itu untuk masalah hujan abu. Untuk gempa, Bali Zoo mempersiapkan amunisi tambahan berupa senapan bius guna menenangkan para predator. “Skenario terburuk adalah jika gempa merobohkan tembok kandang singa atau harimau,” ujar Emma Kristiana Chandra, Public Relations Bali Zoo.

Gunung Agung terakhir kali meletus pada 1963. Bali Zoo, yang diresmikan pada 2002, belum pernah menghadapi ancaman bencana sebesar itu. Satu pertanyaan pelik yang sulit dijawab jika erupsi benar-benar terjadi, sampai kapan hujan abu berlangsung? “Pada 1963 Bali tertutup abu sampai delapan bulan,” jelas Made Sugiartha, dokter hewan Bali Zoo, “karena itu kini kami menambah cadangan makanan untuk semua satwa.”

Informasi lebih lanjut, kunjungi Bali Zoo.

Show CommentsClose Comments

Leave a comment

0.0/5