post

Majalah travel premium berbahasa Indonesia pertama

DestinAsian Indonesia

<figure id="attachment_29125" aria-describedby="caption-attachment-29125" style="width: 730px" class="wp-caption aligncenter"><img loading="lazy" decoding="async" class="size-full wp-image-29125" src="http://destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/atilier-55.jpg" alt="" width="730" height="410" srcset="https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/atilier-55.jpg 730w, https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/atilier-55-300x168.jpg 300w, https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/atilier-55-360x202.jpg 360w, https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/atilier-55-2x1.jpg 2w" sizes="auto, (max-width: 730px) 100vw, 730px" /><figcaption id="caption-attachment-29125" class="wp-caption-text">Toko Atilier 55 yang mirip butik-butik di Paris.</figcaption></figure>
Oleh Cynthia Rosenfeld
[dropcap type=&#8221;default&#8221;]P[/dropcap]ara turis sudah tertarik dengan Galata sejak abad ke-13, ketika tempat ini dijejali para pendatang dari Genoa. Pengusaha Yunani, Italia, dan Yahudi kemudian berdatangan untuk mendirikan beragam toko dan bank di sepanjang jalan-jalannya yang berbatu. Memasuki abad ke-20, Galata mulai terbengkalai. Kaum kaya pindah ke wilayah yang lebih trendi dan kaum minoritas eksodus dari Istanbul saat huru-hara politik pecah pada 1950-an dan 1960-an. Awalnya ramai, Galata berubah senyap. Bangunan-bangunannya yang indah mulai rusak.
Tapi kesunyian itu tidak berlangsung permanen. Dalam beberapa tahun belakangan, Galata kembali bernyawa. Tempat ini bertransformasi menjadi tujuan favorit orang-orang—terutama para seniman dan desainer—yang tak mampu membayar tarif sewa tinggi di kawasan mahal pusat kota seperti Nişantaşi and Bebek. Mereka menempati apartemen-apartemen kuno di sekitar Menara Galata yang dibangun bangsa Genoa di sisi utara Golden Horn pada 1348.
<figure id="attachment_29126" aria-describedby="caption-attachment-29126" style="width: 730px" class="wp-caption aligncenter"><img loading="lazy" decoding="async" class="size-full wp-image-29126" src="http://destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/georges-hotel2.jpg" alt="" width="730" height="410" srcset="https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/georges-hotel2.jpg 730w, https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/georges-hotel2-300x168.jpg 300w, https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/georges-hotel2-2x1.jpg 2w" sizes="auto, (max-width: 730px) 100vw, 730px" /><figcaption id="caption-attachment-29126" class="wp-caption-text">Kiri-kanan: Tua bukan berarti kuno. Meskipun fasad bangunannya kuno, interior kamar dilengkapi peralatan modern seperti TV LCD dan piranti audio; Georges Hotel menempati bangunan bekas apartemen berusia ratusan tahun.</figcaption></figure>
Para turis yang ingin menyibukkan diri di salah satu lingkungan paling mentereng di Istanbul ini bisa menginap di Georges Hotel (24 Serdar-ı Ekrem Sokak; 90-212/244-2423; <a href="http://georgeshotel.com">georgeshotel.com</a>; doubles mulai dari $215), penginapan berisi 20 kamar di Serdar-ı Ekrem, jalanan berbatu yang berubah menjadi kawasan belanja utama di Galata. Menempati bangunan lawas dari era Dinasti Usmani, hotel ini menyajikan perpaduan apik antara butik dan restoran/bar bernama Le Fumoir di lobi.
<figure id="attachment_29124" aria-describedby="caption-attachment-29124" style="width: 730px" class="wp-caption aligncenter"><img loading="lazy" decoding="async" class="size-full wp-image-29124" src="http://destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/arzu-kaprol.jpg" alt="" width="730" height="410" srcset="https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/arzu-kaprol.jpg 730w, https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/arzu-kaprol-300x168.jpg 300w, https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/arzu-kaprol-2x1.jpg 2w" sizes="auto, (max-width: 730px) 100vw, 730px" /><figcaption id="caption-attachment-29124" class="wp-caption-text">Butik Arzu Kaprol yang didominasi warna putih.</figcaption></figure>
Mengintip Koleksi Arzu Kaprol 
Di sebelah Georges Hotel, perancang busana top Turki, Arzu Kaprol (No.22, KamondoApt.; 90-212/252-7571; <a href="http://arzukaprol.net">arzukaprol.net</a>), memajang koleksi adibusana maupun koleksi siap pakai yang dipenuhi tekstur dan wiru. Telusuri jalan di depan hotel menuju Menara Galata untuk menemukan butik Bahar Korçan (No. 9; 90-212/243-7320; <a href="http://baharkorcan.org">baharkorcan.org</a>), perancang busana terkenal Turki lainnya yang juga membuka toko di daerah ini. Karyanya penuh warna dan quirky, misalnya kain tipis bertumpuk-tumpuk yang menciptakan kesan magis. Dari sini, seberangi jalan Galip Dede di sisi barat menara untuk menemukan barang-barang yang lebih tradisional, seperti handuk berumbai, mantel mandi, atau sabun berbahan jintan dan almon madu di Hammam Ltd (1C Kule Çıkmazı Sokak; 90-212/245-7075; <a href="http://hammam.com.tr">hammam.com.tr</a>).
<figure id="attachment_29127" aria-describedby="caption-attachment-29127" style="width: 730px" class="wp-caption aligncenter"><img loading="lazy" decoding="async" class="size-full wp-image-29127" src="http://destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/handmade-olive-oil-soap.jpg" alt="" width="730" height="410" srcset="https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/handmade-olive-oil-soap.jpg 730w, https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/handmade-olive-oil-soap-300x168.jpg 300w, https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/handmade-olive-oil-soap-2x1.jpg 2w" sizes="auto, (max-width: 730px) 100vw, 730px" /><figcaption id="caption-attachment-29127" class="wp-caption-text">Sabun buatan tangan yang bisa dibeli di Hammam Ltd.</figcaption></figure>
Kembali ke Serdar-ı Ekrem, usai melewati hotel Georges, singgahlah di Lilipud (26A; 90-212/252-7173; <a href="http://lilipud.com">lilipud.com</a>) untuk melihat-lihat baju-baju wanita menawan yang dihiasi renda dan pita. Di area basemen, sang pemilik, Nilüfer Giritlioğlu, memajang gelang dan kalung metal dengan harga terjangkau. Di sisi lain jalanan tersebut, para seniman Galata bisa ditemui di Mavra (31A; 90-212/252-7488), kafe dan butik yang menyajikan makanan khas Turki dan Meksiko, contohnya kapali zarf (tortilla isi daging ayam bumbu, tumis sayur, dan keju cheddar leleh).
Berburu Kreasi Lokal 
Di ujung jalan, di pojokan pertama, sebuah toko dengan pintu hitam siap menggoda selera belanja. Di sinilah perancang lokal Simay Bülbül (22 Şahkulu Bostan Aokak; 90-212/292-4586; <a href="http://simaybulbul.com">simaybulbul.com</a>) memamerkan karyanya: gaun-gaun seksi elegan dan tunik melambai yang terbuat dari rajutan, kain jala, dan sutra dengan aksen kulit. Bisa jadi tak cocok dengan gaya Anda, tapi tak ada salahnya untuk sekadar cuci mata. Melangkah lebih jauh menelusuri Serdar-ı Ekrem, melewati beberapa bangunan usang, terdapat Sır Çini ve Seramik Atölyesi (No. 38/1; 90-212/293-3661; <a href="http://sircini.com">sircini.com</a>) di mana ahli keramik Sadullah Çekmece membuat sekaligus menjajakan keramik dekoratif dan peralatan makan dengan motif Dinasti Usmani berwarna merah delima, turkuois, hitam, dan putih.
Pemberhentian terakhir adalah Atelier 55 (No.55; 90-212/245-3255; <a href="http://atelier-55.com" target="_blank" rel="noopener noreferrer">atelier-55.com</a>) milik duet Batya Kebudi, ahli cincin emas, dan Misela, pembuat kantong iPad dan tas wanita berbahan kulit piton dengan warna neon. Barang-barang karya perancang luar negeri bertalenta yang belum terkenal dipajang bersebelahan dengan rok-rok dekonstruktif ala Jepang karya Aysin Sun-gur asal Turki.
Mayoritas jalan di Galata mudah dijelajahi, namun jika ingin menelusuri kantong-kantong yang tersembunyi, jasa pemandu profesional jelas dibutuhkan. Salah satu yang layak disewa adalah Michele Kafer Gultan, pendiri jasa pemandu wisata Turistambul (<a href="http://turistambul.com">turistambul.com</a>; US$250 per hari tidak termasuk transportasi). Warga asli Brasil ini bisa membawa turis ke titik-titik rahasia, sebut saja studio pribadi seniman Ismail Acar (<a href="http://ismailacar.com.tr">ismailacar.com.tr</a>) yang populer berkat interpretasi modernnya atas kesatria Usmani, harem, dan langit-langit indah Hagia Sophia. Ruang kerjanya terdiri dari lima lantai dan terletak di atas sebuah panti pijat hammam kuno yang tak banyak diketahui orang.
Diterbitkan pertama kali di majalah DestinAsian edisi Oktober/November 2012 (“Bully For Galata”).

Butik-Butik Rahasia Galata