by Myranda Fae 5 days ago

Bali: Beyond Beaches

Bali memang identik dengan pantai, namun di Bali bukan hanya ada pantai. Masih ada banyak hal tentang Bali yang harus dilihat, dan nyatanya tak kalah indah dibanding pantai dan sunsetnya yang terkenal itu.
Sejujurnya, Bali adalah melting pot yang istimewa, tempat di mana modernitas bertemu dengan tradisional dan kekayaan budaya yang kental. Bali, mampu mempertahankan budayanya yang kental meski ditekan perkembangan zaman.
Jauh dari keramaian dan ingar bingar media sosial, beach club, restoran, masih ada sisi Bali yang sakral, tradisional, dan personal. Inilah Bali yang sesungguhnya yang masih menyimpan tradisi, kisah sakral, dan lanskap alam yang belum tersentuh keramaian.
Perjalanan kali ini akan membawa Anda menyusuri Bali ke tempat yang kerap dilewatkan, namun justru menyimpan nilai paling berkesan.
Hari pertama

Makan babi guling atau ayam betutu
Perhentian pertama ketika mendarat di Bali adalah rumah makan babi guling. Tak lengkap ke Bali tanpa menyantap kuliner khas yang satu ini. Babi guling diolah dengan bumbu lengkap, dipanggang utuh hingga kulitnya garing, dan disajikan dengan lawar, sambal, serta nasi hangat.
Kawasan Denpasar, Gianyar, dan Ubud dikenal sebagai tempat-tempat legendaris untuk mencicipi babi guling, seperti Babi Guling Ibu Oka, Warung Babi Guling Karya Rebo yang viral, Babi Guling Sanur, Warung Babi Guling Sari Dewi Bp. Dobil, Warung Babi Guling Men Gede. Bahkan warga lokal juga merekomendasikan Warung Babi Guling Pande Egi di Ubud yang murah meriah dan punya tempat yang asri. Meski beberapa lokasi sudah populer, tak sedikit yang tersembunyi di gang sempit atau di desa kecil—hidden gem yang hanya dikenal warga lokal.
Jangan khawatir, ada ayam betutu bagi yang mencari makanan halal. Dimasak perlahan dengan bumbu base genep khas Bali dan dibungkus daun pisang, ayam betutu menawarkan sensasi pedas gurih yang meresap hingga ke tulang. Warung Nasi Ayam Kedewatan di Ubud atau Nasi Ayam Bu Mangku di Nusa Dua adalah beberapa tempat yang patut dicoba.
Hotel dekat Bandara
Ada banyak hotel yang bisa jadi pilihan di Bali. Namun, sesampainya di Bali, area dekat bandara cocok jadi pelepas penat terbang. Hilton Garden Inn Ngurah Rai Bali terletak hanya beberapa menit dari Bandara Ngurah Rai dan sangat cocok untuk memulai perjalanan di Bali. Lengkap dengan kolam renang dan restoran all-day dining Together & Co., suasananya ideal untuk bersantai sejenak sebelum eksplorasi lebih jauh. Kuta Beach, Beachwalk Shopping Centre, dan Waterbom Waterpark bisa dijangkau dalam empat kilometer dari sini.
Hari Kedua
AeroXSpace, Denpasar
AeroXSpace adalah arena bermain indoor trampoline dan aktivitas high-energy untuk segala usia. Lokasinya berada di kawasan Tuban, sangat mudah diakses. Jam bukanya mulai pukul 10.00 hingga 20.00, dengan tiket masuk mulai dari Rp90.000. Tak cuma buat anak kecil, wahana bermain ini juga diperuntukkan bagi orang dewasa.
Di dalamnya ada trampoline, climbing wall, obstacle course, dan wahana sky rider yang seru. Definisi “bermain sekaligus olahraga.”
SAKA Museum
Hanya sekitar 30 menit dari Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali, ada SAKA Museum di Jimbaran, museum yang baru-baru ini memenangkan World’s Most Beautiful Museums 2025 oleh Prix Versailles.
Saka Museum memperkenalkan konsep Tri Hita Karana—tiga harmoni antara manusia dengan Tuhan, sesama, dan alam—melalui instalasi interaktif dan pameran audio-visual.
Misi utamanya melestarikan budaya Bali. Di sini, ogoh-ogoh bukan sekadar artefak, melainkan simbol dari living culture Bali yang masih lestari dan berkembang.
“SAKA itu lengkap dengan semua yang berhubungan dengan kebudayaan Bali. Kami punya 10 ogoh-ogoh sebagai living culture yang dibuat oleh komunitas dan perajin di Bali,” kata Judith E. Bosnak, Direktur SAKA Museum kepada saya.
Tak hanya menampilkan koleksi statis, SAKA hadir sebagai ruang dialog budaya yang menghubungkan masa lalu dan masa depan melalui instalasi interaktif, audio-visual, hingga galeri-galeri tematik seperti tentang Subak dan Panca Maha Bhuta. Museum ini adalah sebuah bentuk penghormatan terhadap kekayaan budaya Bali yang sesungguhnya.
Museum ini buka setiap hari, pukul 10.00–18.00 WITA. Lokasinya di Jalan Karang Mas, Jimbaran.
Menginap di Nusa Dua
Nusa Dua menjadi salah satu area luxury yang banyak dikunjungi. Selain pantainya yang indah, ada banyak hotel mewah di area ini, salah satunya adalah Hilton Bali Resort.
Hilton Bali Resort bisa jadi pilihan yang tepat untuk menginap apabila ingin mengeksplor kawasan Nusa Dua. Resor yang berada di atas tebing setinggi 40 meter ini menawarkan beberapa pilihan kamar. Yang jadi favorit adalah Deluxe King Ocean View, namun menginap di Suite Ocean View patut dicoba jika ingin ruang yang lebih lapang.
Selain itu, pilihan gerai kulinernya juga banyak dan menarik. Paon Bali, misalnya, yang menawarkan hidangan khas Nusantara, mulai dari ayam goreng bawang putih hingga rawon hangat, serta pilihan arak, mocktail, dan wine untuk minumannya. Dalam interiornya hangat yang berhiaskan elemen tradisional Bali, makan di sini jadi terasa lebih nikmat.
Melengkapi pesonanya, resor ini menawarkan dua kids club, pusat kebugaran, hingga rental sepeda bagi yang ingin keliling area resor dengan membayar sebesar Rp50.000–Rp150.000 jika ingin bersama pemandu, serta berbagai aktivitas menarik lainnya untuk keluarga maupun solo traveler.
Wooden carving
Sudah sampai Bali, jangan hanya puas mengagumi dan membeli berbagai ukiran kayunya. Mengapa tak belajar bagaimana cara mengukir kayu langsung dari perajin aslinya?
Saya bertemu Pak Arta, salah seorang pengajar dan perajin ukiran kayu. Dengan sabar, dia mengajarkan saya bagaimana memahat dan mengukir kayu menjadi sebuah karya yang indah lewat sebuah sesi wooden carving di Hilton Bali Resort. Membuatnya ternyata tidak mudah namun jangan khawatir, karena Pak Arta akan membimbing dengan sabar sampai bentuknya apik. Hasilnya? Tentu boleh dibawa pulang.
Selain mengajar, Pak Arta juga menjajakan karya-karyanya di lorong resor untuk dijual.
Makan malam di pinggir pantai
Beberapa meter dari taman dekat kolam renang, tamu bisa langsung turun ke pantai. Ini adalah salah satu keunikan hotel-hotel di Nusa Dua.
Jalan-jalan sore di sini patut dicoba, sebelum akhirnya menutup hari dengan makan malam di The Shore, restoran seafood andalan Hilton. Hidangan unggulannya seperti scallop ceviche, charred king fish, dan rib eye steak benar-benar memuaskan, ditutup dengan wild berry mousse yang menyegarkan.
Hari Ketiga
Pantai Geger dan Pura Geger Dalem Pemutih
Meski pantai bukan tujuan utama, tapi sayang rasanya melewatkan hidden gem yang satu ini, Pantai Geger.
Pantai ini tenang, dikelilingi tebing, dengan ombak deras dan pasir putih. Lokasinya hanya 1,5 kilometer dari resor. Di sebelahnya berdiri Pura Geger Dalem Pemutih,seperti pura lainnya, untuk bisa masuk ke sini, tamu harus memakai baju adat Bali. Jangan khawatir, karena warung Ibu Dewi–lokasinya di sekitar pantai–menyewakan satu set baju adat seharga Rp100.000 lengkap dengan canang sari.
Satu yang harus dipahami, pura ini merupakan tempat sakral yang hanya terbuka bagi umat Hindu yang hendak sembahyang. Pura Geger Dalem Pemutih juga dikenal sebagai tempat pemujaan dan memohon keselamatan serta kesejahteraan. Pura ini juga dikenal dengan wanara petak atau kera putih yang disebut kerap menampakkan diri di kawasan ini. Kera ini diyakini membawa keberuntungan bagi yang melihatnya.
Konon, Pura Geger Dalem Pemutih juga diiringi kisah Ibu Tapa, sosok suci yang diyakini bertapa di kawasan ini dan menjadi bagian tak terpisahkan dari kekuatan spiritual pura.
Ritual melukat, pembersihan diri secara spiritual, juga bisa dilakukan di Pantai Geger, dipandu oleh Mangku Geger, namun hanya saat bulan Purnama, di mana unsur air dalam tubuh dan alam berada pada kondisi paling seimbang, sehingga upacara melukat menjadi lebih efektif dan “diterima”.
Peninsula Island
Jika ingin lanjut wisata laut, Peninsula Island tempat yang tepat. Kawasan ini luas, ada terdapat banyak akses ke pantai-pantai, seperti Pantai Nusa Dua. Area ini juga biasa jadi tempat jogging sore dan piknik. Di sini berdiri patung besar Krisna dan Arjuna yang ikonik, serta titik terbaik untuk menyaksikan water blow—fenomena semburan air laut tinggi saat ombak menghantam batu karang.
Untuk melihat waterblow, wisatawan dikenakan biaya Rp15.000 per orang.
Mencicipi arak Bali
Jika babi guling dan ayam betutu jadi primadona, maka arak bali juga tak boleh terlewat. Arak Bali sendiri merupakan minuman tradisional hasil fermentasi tuak dari nira kelapa atau lontar, yang sudah menjadi bagian dari budaya upacara maupun kehidupan sosial masyarakat Bali.
Salah satu tempat yang menawarkan arak adalah House of Marak di kawasan ITDC yang didirikan oleh Leonard Theosabrata pada 2024 lalu. Tempatnya cukup luas, dengan bar unik berbentuk hexagon jadi ikon di sini. HoM menawarkan dua produk unggulan: Marak (arak infused oolong dengan alkohol 38,5%) dan Ark (arak murni 45%). Selain itu, Tempat ini juga memiliki bar dan artwork fotografi karya Gung Ama yang menampilkan akulturasi Bali-Tionghoa. Saya bertemu Bli Akbar—bartender di Marak, yang siap menyuguhkan arak dan kreasi koktail yang menyegarkan.Marak dapat dinikmati dengan harga Rp850.000 per botol, sementara Ark dibanderol seharga Rp1.200.000. Sementara aneka koktailnya dijual mulai dari Rp150.000.
Kulineran di Canggu
Saatnya berburu hidangan fancy di Canggu. Terkenal sebagai kawasan dengan suasana nightlife yang semarak, Canggu kini juga menjadi pusat kuliner di Bali. Dua restoran yang patut dicoba yaitu Lulu Bistrot, di Jalan Batu Bolong, menyajikan menu Prancis seperti steak truffle dan calamars aux Merguez; serta Santanera, di area yang lebih tersembunyi dari jalan utama, mengusung hidangan Latin dengan suasana lively dan ruang parkir lebih luas. Menu seperti empanada dan mahi-mahi tarama layak dicoba.
Kalau sempat melipir ke Uluwatu, ada juga Bartolo, restoran yang mengusung sajian Prancis-Italia dengan suasana elegan namun santai.
Hari Keempat: Menyusuri Jantung Bali
Sisi lain Bali yang sesungguhnya untungnya terletak di kawasan yang jauh dari hiruk pikuk kota dan kerap luput dari ingatan wisatawan. Suasana keheningan pura yang berkabut, pasar rakyat yang hidup sejak fajar, dan lanskap sawah yang diwariskan lintas generasi, inilah Bali yang sesungguhnya.
Pura Luhur Tanah Lot yang suci di Bali
Pura Luhur Tanah Lot adalah satu pura laut paling ikonis di Bali yang berdiri di atas batu karang. Tempat ini tidak hanya jadi spot fotografi favorit, tapi juga pusat spiritualitas yang sarat makna.
Saat air pasang, pura tampak terisolasi di tengah laut, menciptakan siluet yang dramatis. Menurut legenda, pura ini dibangun oleh Dang Hyang Nirartha pada abad ke-16. Kisahnya menegangkan, karena konon Dang Hyang Nirartha sempat diusir oleh rakyat Beraban ketika hendak mendirikan pura di Gili Beo. Penolakan ini berujung membuat Dang Hyang Nirartha memindahkan pulau Gili Beo ke laut. Lalu dia mendirikan kuil yang kemudian dinamakan Tanah Lot. Masyarakat meyakini bahwa kuil ini dijaga oleh ular laut berbisa yang hidup di dasar Tanah Lot.
Pura Tanah Lot, dengan luas tiga hektar, memiliki beberapa bagian: Bagian puranya dibangun di atas karang dengan satu halaman sebagai pondasinya. Kemudian, bangunan utamanya digunakan untuk menyembah Dewa Baruna atau Bhatara Segara. Di sekitar goa dekat pura, jika beruntung, wisatawan dapat menemukan ular hitam dan putih yang diyakini sebagai penjaga spiritual di sini.
Masih ada banyak kisah dan daya tarik yang bisa ditemukan ketika bertandang ke sini.
Gunung Batukaru & Pura Luhur Batukaru
Gunung tertinggi kedua di Bali ini diselimuti hutan lebat dan kabut yang hampir tak pernah surut. Masyarakat Bali meyakini gunung ini merupakan tempat pada dewa bersemayam. Tempat ini juga bagian dari Taman Nasional Bali Barat yang dilindungi.
Di lerengnya, berdiri Pura Luhur Batukaru yang tenang dan tersembunyi, jauh dari keramaian. Suasananya sangat meditatif dan magis. Konon, pura ini dibangun untuk menghormati Dewa Mahadewa yang menjaga arah barat Pulau Bali. Di dalamnya ada peninggalan arca dan beberapa benda pusaka, yang jika dilihat dari coraknya, benda tersebut tercipta sekitar abad X-XII periode Bali Kuno.
Sawah Jatiluwih
Sekitar 30-40 menit berkendara dari Gunung Batukaru, saya sampai di Sawah Terasering Jatiluwih. Jalur menuju Jatiluwih indah, dengan pemandangan sawah, bukit, dan hutan yang asri. Rutenya umumnya melalui jalan Batukaru – Wongaya Gede – Jatiluwih.
Ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO, lanskap sawah bertingkat di Jatiluwih menawarkan pemandangan yang menyentuh dan nostalgic. Dikelola dengan sistem irigasi tradisional subak yang diwariskan secara turun-temurun, tempat ini menyimpan harmoni antara manusia dan alam. Banyak cerita rakyat beredar di sini, termasuk tentang Dewi Sri, dewi kesuburan dan panen yang dipercaya menjaga sawah-sawah ini.
Istirahat di Pemandian Air Panas Penatahan
Berada di tepian sungai, kolam air panas alami ini dipercaya menyimpan khasiat penyembuhan. Menurut warga, tempat ini ditemukan oleh petapa yang mengikuti jalur energi bumi. Suasananya tenang, dengan kolam berundak dan pohon besar menaungi. Sempurna untuk relaksasi fisik sekaligus menenangkan pikiran.
Menelusuri barat dan tengah Bali tak butuh waktu lama untuk meninggalkan kesan yang dalam. Terutama untuk Anda yang sedang short escape—tidak punya banyak hari untuk menyusuri Bali. Tempat-tempat seperti Tanah Lot, Batukaru, hingga Jatiluwih bukan sekadar destinasi, tapi jendela ke cara hidup masyarakat Bali: selaras dengan alam, tenang dalam spiritualitas.
Restoran Michelin Star
Waktu makan malam saatnya untuk makan enak. Syrco BASE wajib jadi pilihan. Syrco Bakker, seorang michelin star chef membuka restoran yang terletak di area yang dikelilingi sawah dan lahan pertanian, area depan restorannya merupakan sebuah toko kerajinan ramah lingkungan. Masuk ke area dalam, sebuah kebun dengan beragam tanaman. Restoran fine dining ini memang buka saat makan malam dengan set menu-nya. Namun sejak Februari 2025 lalu, restoran ini mengembangkan pengalaman kulinernya dengan menghadirkan menu makan siang dan ala carte. Hanya saja, khusus menu lunch dan ala carte hanya disajikan pada Jumat dan Sabtu dari pukul 12.00-14.00 WITA.
Berburu oleh-oleh Tenun Bali
Sebelum terbang kembali, sempatkan untuk mampir ke Tenun Imam di Denpasar—toko tenun yang tersembunyi di kawasan perumahan, tapi punya reputasi luar biasa. Berdiri sejak 1989 oleh Pak Imam, tempat ini mempertahankan proses menenun secara tradisional, tanpa mesin modern.
“Keterlibatan orangnya hampir 100 persen. Itu yang sejak awal ingin kami pertahankan,” ujar Pak Wim, putra Pak Imam yang kini melanjutkan usaha keluarga ini.
Motif kain di sini bergaya kontemporer dan elegan, tidak terlalu etnik, tapi tetap ditenun dengan cara lama. Mereka pernah menerima pesanan kain dari rumah mode Dior untuk koleksi Spring/Summer 2021i.
“Kami hanya buatkan sesuai pesanan,” kata Pak Wim merendah.
Hingga kini, Tenun Imam masih sering berkolaborasi dengan berbagai desainer ternama, salah satunya Oscar Lawalata. Tenun Imam bisa dibilang hidden gemnya para penggemar tenun, karena yang mereka tawarkan adalah kain artisan dengan motif autentik, serta filosofi dan cerita yang membuatnya nilainya lebih tinggi. Pengunjung bisa melihat langsung proses menenun, serta membeli kain berkualitas tinggi mulai ratusan hingga jutaan rupiah.
Jelajahi juga:
Tempat menginap:
– Umana Bali, LXR Hotels & ResortsUngasan, Kuta Selatan
– Conrad Bali, Benoa, Kura Selatan
Tempat Makan:
– RIN Restaurant, Benoa
– Eight Degrees South, Benoa
– Uma Beach House, Ungasan
– Oliverra, Ungasan
– Syrco Base, Ubud
Atraksi:
– Garuda Wisnu Kencana
– Uluwatu Temple
– Pura Mengening, Gianyar, Ubud
Bali Guide disponsori oleh Hilton Hotels & Resorts, bekerja sama dengan DestinAsian Indonesia.