by Cristian Rahadiansyah 03 February, 2022
Akibat Pandemi, Resto Legendaris Bali Ditutup
Setelah dua tahun berjuang melawan pandemi, Mozaic, restoran legendaris Bali, akhirnya ditutup. Mengutip siaran persnya, tempat ini berhenti melayani tamu mulai 31 Januari 2022 hingga “waktu yang tak bisa ditentukan.”
“Setelah 21 tahun melayani tamu, termasuk dua tahun berjuang melawan efek Covid-19 terhadap perekonomian Bali, kami memutuskan sudah waktunya untuk tutup sampai pemberitahuan lebih lanjut,” jelas Chris Salans, koki sekaligus pemilik Mozaic.
Keputusan ini merupakan pukulan telak bagi dunia kuliner Bali. Resto yang beralamat di Ubud ini tersohor sebagai perintis aliran kuliner kontemporer Indonesia. Dapurnya mengolah bumbu, bahan, dan tradisi dapur lokal dengan teknik dan presentasi yang tak pernah terbayangkan sebelumnya.
Terlebih, Mozaic berperan vital dalam melambungkan pamor Ubud dalam peta kuliner global. Tempat ini pernah masuk kompilasi Les Grandes Tables Du Monde (Great Tables of the World). Pada 2013, Mozaic menjadi wakil Indonesia pertama dalam daftar Asia’s 50 Best Restaurants. Selain Mozaic, hanya ada dua resto Indonesia yang pernah masuk daftar elite ini.
Sejak didirikan pada 2001, Mozaic sukses melewati krisis pariwisata akibat dua tragedi Bom Bali dan serangkaian gejolak ekonomi. Chris Salans juga sempat mendirikan kedai Spice yang lebih kasual di Ubud dan Sanur. Lalu, pada 2018, untuk pertama kalinya Mozaic melayani makan siang.
Namun, pandemi menghadirkan tantangan yang lebih ekstrem. Resto berkapasitas normal 60 kursi ini perlu pasokan tamu asing harian demi menghidupi dapurnya. Celakanya, sejak Maret 2020 (kasus Covid pertama di Indonesia) hingga Desember 2021, Bali hanya dikunjungi 813 turis asing, atau rata-rata 36 orang per bulan.