by Wikana 23 June, 2015
Ada Apa di ArtJog?
“Wish Tree” dikerjakan istri mendiang John Lennon sejak 1981 dan pernah ditampilkan di banyak kota, seperti London, Washington, dan San Francisco. Karya ini meraup sejuta harapan publik, yang kemudian dikuburkan di Imagine Peace Tower, Islandia. Di Yogya, Yoko Ono merestui karyanya dihidupkan kembali. “Yoko Ono melebur batas antara seniman dan aktivis perdamaian,” kata Bambang Toko.
Selain “Wish Tree,” ArtJog memajang sejumlah artefak seni Yoko Ono yang dipinjam dari kolektor Jorg Starke. Ada karya “Imagine Peace Tower” yang diproduksi saat konser, kotak kayu berisi kunci berjudul “A Key To Open a Faded Memory,” hingga karya “The Bottle Remember” berupa botol dengan kertas bertuliskan “remember” di dalamnya.
Yoko Ono memang kerap berkolaborasi dengan sejumlah eksponen fluxus, kelompok seni beranggotakan seniman lintas disiplin, misalnya John Cage, Nam Jun Paik, Joseph Beuys, hingga George Maciunas. Mereka mengkritik seni yang elitis dan berniat membawa seni ke persoalan sosial yang lebih luas.
Semangat fluxus seperti mengejawantah dalam berbagai karya yang ditampilkan. Seni Tantra misalnya mengapropriasi karya penulis manifesto fluxus George Maciunas. Ia membuat meja pingpong yang warna dan bentuknya berbeda dalam “Colour Flux Ping Pong.”
Mendampingi Yoko Ono, kurator mengundang Indieguerillas. Delapan karya suami istri Miko Bawono dan Santi Ariestyowati ditempatkan mengelilingi karya Yoko Ono. Duo seniman ini menabrakkan visual ikon pop, cerita rakyat, mainan anak, komik, video game, musik, hingga seni jalanan lewat karya berwujud sepeda urban. Karya ini termasuk yang paling banyak memancing interaksi. Pengunjung mengambil foto, menunggangi, dan mengayuh sepeda aneka bentuk seperti tengah mengikuti karnaval kehidupan. >>