Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

5 Destinasi Anti-mainstream Favorit Brandon Salim

(Foto: @gilbertrhezap via @brandonsalim/Instagram)

Praha, yang terkenal dengan bangunan-bangunan ber-arsitektur klasik dan megah, memiliki daya tariknya sendiri, terutama bagi para pecinta arsitektur klasik. Mulai dari Gereja hingga kastil. Kemudian deretan bangunan tua dengan warna kontras selang-seling, semua menawarkan visual estetik dan historis yang ikonis.

Tak heran jika ibu kota Ceko ini jadi salah satu kota destinasi favorit aktor asal Indonesia, Brandon Salim. Brandon melihat kota ini sebagai destinasi yang “absurd” karena bangunan-bangunan dan jalan raya di Praha mayoritas masih menggunakan batu-batu dan cobblestone.

Satu yang menarik perhatiannya yaitu patung gargoyle yang dipercaya sebagai mahluk penjaga atau lambang kekuatan. Selain Praha, ada juga beberapa kota dan destinasi favoritnya.

Baca Juga: Properti Baru di Kepulauan Riau: Hotel Indigo Bintan Lagoi Beach

Lima destinasi favorit Brandon Salim:

1. Torture Museum

Di Amsterdam ada museum yang menyimpan alat-alat penyiksaan manusia, namanya Torture Museum. Meski punya banyak dark-history, tapi tempat ini jadi salah satu destinasi favorit Brandon.

Torture Museum di Amsterdam lebih dari 40 instrumen penyiksaan, mulai dari kursi Inkuisisi hingga guillotine. Berbagai alat ditampilkan dalam bentuk ilutrasi dengan detail informasi yang melengkapi.

Tiket masuk ke museum ini dibanderol dengan harga €9.50 atau sekitar Rp161.400+ untuk orang dewasa, sedangkan untuk anak-anak seharga €5.00 atau sekitar Rp84.900.

2. Rumah Tjong A Fie, Medan

Tjong A Fie Mansion di Medan. (Foto: Edwin Petrus/Unsplash)


Rumah Tjong A Fie atau Tjong A Fie Mansion merupakan sebuah museum yang arsitektur bangunannya menggabungkan unsur Tiongkok, Eropa, dan Melayu. Rumah ini, dulunya, milik seorang filantropis bernama Tjong Dung Nam atau yang dikenal dengan panggilan Tjong A Fie. Setelah kepergiannya, rumah ini kemudian dijadikan cagar budaya yang dapat dikunjungi oleh masyarakat umum.

Rumah ini memiliki courtyard yang menyejukkan, hingga dua ruang tamu dengan desain berbeda yang digunakan untuk menyambut tamu dari Tiongkok dan Indonesia.

“Aku paling suka karena ini adalah tempat peranakan yang sangat dijaga dan prestigious. Dijaga sampai sekarang, keturunannya yang masih ngurusin rumah itu. Sampai aku baca bukunya Queenie Chang tentang keluarganya Tjong A Fie,” ujar Brandon menjelaskan kesukaannya pada Rumah Tjong A Fie.

Baca Juga: Tarif Pembuatan Paspor Naik, Berlaku Desember 2024

3. Hotel Tugu, Malang

Suatu hari, saat Brandon sedang melakukan shooting sebuah brand,  dia menmukan satu tempat yang nyaman untuk nge-teh di Hotel Tugu Malang. Usut punya usut, teempat ini ternyata menyimpan lukisan Oei Hui Lan yang bersejarah.

“Orang yang dateng bilang jangan dilihat mukanya seram. Akhirnya aku pergi ke sana, gak seseram itu sih. Aku malah terpesona. Keren banget ya di sana,” ujar Brandon.

Selain lukisan Oei Hui Lan, ada banyak artefak dan lukisan bersejarah yang dipajang, menjadikannya destinasi yang patut dikunjungi.

4. Chatuchak Market, Bangkok

Chatuchak Weekend Market di Bangkok. (Foto: Pikacent/Unsplash)


Chatuchak atau surganya para pecinta shopping memang jadi tempat yang tak boleh terlewat apabila sedang berkunjung ke Bangkok. Saking besarnya tempat ini, satu hari mungkin tidak akan cukup untuk menjelajahi tiap sectionnya. Chatuchak merupakan pasar terbesar di dunia. Barang-barang yang dijual di pasar ini dijual dengan harga yang sangat terjangkau.

“Everything, you name it, mau cari apa, ada,” katanya.

Baca Juga: 2025, Tarif Tiket Disneyland California dan Florida Naik

5. New York


Dua tahun lalu, Brandon dan teman-temannya melakukan trip bersama ke New York. Kala itu juga jadi kali pertama Brandon menginjakkan kaki di kota dengan julukan The Big Apple ini. “Aku baru tau kalau Amerika tuh segede itu loh. Dari LA ke New York aja 8 jam.”

Selain itu, yang membuat Brandon takjub adalah gedung-gedung pencakar langit dan bangunan tua di tiap sudut, memberikan vibe seperti di Eropa. “Jadi aku lumayan kaget pas ke New York, and they have style lah. Kalau LA tuh lebih edgy.” (chs)

Show CommentsClose Comments

Leave a comment