web analytics
Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Trade Talk: Shahab Shayan, Direktur Regional DET Dubai untuk Operasi Internasional Asia Pasifik

DestinAsian Indonesia mewawancarai Direktur Regional DET untuk Operasi Internasional Asia Pasifik, Shahab Shayan. (Foto: Dubai Economy Tourism)

Persepsi yang muncul ketika mendengar kota Dubai seringkali tidak jauh dari kata mahal atau segala sesuatu yang berbau luxury. Citra ini seringkali ‘mengintimidasi’ para travellers yang ingin berlibur ke kota ini.

Namun, kini Dubai kian berupaya untuk mengubah citra tersebut. Berbagai destinasi wisata dan budaya dibangun dengan range harga yang beragam dengan harapan bisa menjangkau segmen pelancong lebih luas.

Berdasarkan data dari Departemen Ekonomi dan Pariwisata Dubai (DET), pada H1 2024, Dubai menyambut 9,31 juta wisatawan internasional yang singgah untuk bermalam. Angka ini meningkat 9% dari periode sebelumnya di tahun 2023, yaitu 17,15 juta wisatawan.

Baca Juga: 5 Restoran dari Brand Fashion Dunia yang Ada di Asia

Dalam sektor perhotelan, angka tingkat hunian meningkat 1%, dari 77,7% pada H1 2023, menjadi 78,7% di H1 2024. Selain itu, jumlah kamar yang terisi sebanyak 21,35 juta, ini meningkat 3% dari 20,73%. Sementara itu, jumlah kamar yang tersedia juga meningkat, dari 148,689 ke 150.879, dan jumlah hotel meningkat dari 810 ke 823.

Dari data Michelin Guide Dubai, ada kenaikan jumlah restoran, dari yang tadinya 90 restoran, menjadi 106 restoran. Empat di antaranya mendapatkan dua bintang, 15 mendapatkan satu bintang, dan 69 restoran menjadi pilihan Michelin.

Beberapa waktu lalu, tim DestinAsian Indonesia berkesempatan untuk mewawancarai Direktur Regional DET untuk Operasi Internasional Asia Pasifik, Shahab Shayan. Kami berbincang mengenai bagaimana keadaan sektor pariwisata di Dubai serta beberapa hal yang berhubungan dengan kunjungan turis Indonesia ke Dubai.

zq-lee-DcyL0IoCY0A-unsplash (1) sky-view-supplied-4 (1) shreyas-gupta-cx4M9d9yk-I-unsplash (1) dubai fs3
Dubai sedang berupaya merubah citra kota mahal menjadi kota yang raman kunjung. (Foto: Zq Lee/Unsplash)

DestinAsian Indonesia (DAI): Selain Burj Khalifa dan Palm Jumeirah, Dubai juga memiliki daya tarik budaya dan sejarah. Bisakah Anda merekomendasikan beberapa destinasi sejarah dan budaya yang banyak dikenal wisatawan, terutama dari Indonesia?

Shahab Shayan (SS): Salah satu area utama yang dibicarakan saat berbicara tentang budaya di Dubai adalah daerah El Fahidi. Banyak alasan, yang pertama, El Fahidi adalah salah satu bagian tertua dari Dubai dan kita masih mempertahankan struktur lama Dubai. Anda akan melihat bagaimana ada terowongan angin di bagian atas bangunan dan ada berbagai lingkungan sekitar. Sebenarnya, penguasa Dubai saat ini tinggal di dekat area itu dan ada majlis di sekitar sana. Ada cerita indah di balik area tersebut.

Selain itu, ada SMCCU (Sheikh Mohammed Centre for Cultural Understanding) yang memberikan pandangan menyeluruh tentang Dubai dan budayanya, mulai dari cara kami makan, berinteraksi, hingga merayakan sesuatu. Ini memberikan gambaran yang baik, dan naik Abra dari sana ke sisi Deira juga menjadi jembatan antara El Fahidi dan SMCCU. Di sisi Deira, Anda dapat menemukan pasar rempah-rempah dan emas yang masih mempertahankan keaslian Dubai sebagai pusat perdagangan.

Baca Juga: Daftar 51-100 Bar The World’s 50 Best Bars

DAI: Bagaimana Dubai melayani berbagai tipe wisatawan, seperti wisatawan mewah, pencari petualangan, dan wisata keluarga?

SS: Dubai melayani semua segmen, dari keluarga yang dapat menikmati perjalanan seru di Palm, taman air, hingga pengalaman belanja yang luar biasa di mal. Bagi wisatawan mewah, Dubai menyediakan pengalaman seperti high tea di Burj Khalifa atau Burj Al Arab. Pencari petualangan bisa mencoba olahraga air, skydiving, atau dune bashing di padang pasir. Wisata budaya juga menarik dengan safari gurun yang memberikan gambaran tentang kehidupan tradisional di gurun.

DAI: Apa proyek atau pengembangan baru di Dubai yang akan mengubah lanskap pariwisata dalam lima tahun ke depan?

SS: Dubai selalu berfokus pada masa depan. Beberapa pembukaan baru seperti Royal Atlantis dan Museum of the Future telah menambah daya tarik, serta acara global seperti Expo dan COP28 yang membawa kembali energi Dubai ke masa pra-pandemi.

DAI: Berapa banyak kontribusi dari wisatawan Indonesia ke Dubai?

SS: Wisatawan Indonesia mengalami pertumbuhan sebesar 5,9% pada enam bulan pertama tahun ini. Sebagian besar wisatawan Indonesia datang untuk liburan dan bisnis terbatas pada acara-acara besar seperti Jitex dan Gulf Food.

DAI: Apakah ada tantangan khusus yang dihadapi Dubai dalam menarik wisatawan Indonesia?

SS: Tantangan ada, tetapi Dubai terus berinvestasi dalam pendidikan pasar dan menciptakan konten khusus, seperti menggunakan figur publik Indonesia untuk memperkenalkan Dubai ke wisatawan Indonesia. (chs)

 

Show CommentsClose Comments

Leave a comment