by Cristian Rahadiansyah 12 February, 2020
3 Rute Ziarah Kuno di Jepang
Oleh Cristian Rahadiansyah dan Yohanes Sandy
Hakone
Dataran tinggi di barat daya Tokyo ini telahtertera di peta pengelana sejak ratusan tahun silam. Pada masa rezim Tokugawa Shogunate misalnya, Hakone merupakan salah satu titik transit utama dalam jalur “komuter” antara Tokyo dan Kyoto. Diperiode inilah menjamur bisnis tea house, semacam rest area bagi pejalan kaki. Berpindah ke abad ke-19, setelah Jepang membuka perlahan pintunya bagi dunia Barat, Hakone ditetapkan sebagai satu dari segelintir tempat yang boleh dikunjungi oleh ekspatriat. Beberapa ryokan yang dulu dihuni kaum saudagar asing, contohnya Fukuzumiro, masih beroperasi hingga kini. Untuk petualang pemula, rute jalan bisa dimulai dari Ancient Cedar Avenue menuju Hakone Shrine, lalu ke Amazake-chaya Tea House untuk menikmati paket moci dan arak beras amazake. Untuk tur berisi grup kecil, hubungi Shin Kaneko, pria lokal yang lancar berbahasa Inggris, dari operator Explore Hakone (explore-hakone.com).
Shikoku Junrei
Jika stamina cukup prima, pilih metode jun-uchi yang menghabiskan enam minggu. Jika mau lebih santai, pilih kugiri-uchi atau bertahap. Tapi jika ingin tuntas segera dan tak punya banyak jatah cuti, Anda bisa mengombinasikan tur naik mobil dan jalan kaki. Shikoku Junrei, sirkuit ziarah yang melingkari interior Pulau Shikoku, dilahirkan untuk mengenang Kobo Daishi, perintis mazhab Buddha Shingon di Jepang. Sang biksu menetap di sini pada abad ke-8, tapi rute ziarahnya baru dikenal publik pada abad ke-16. Shikoku Junrei membentang 1.200 kilometer dan mencakup 88 kuil pemberhentian, salah satunya Zentsuji yang menyimpan tempat kelahiran Kobo Daishi. Tidak ada aturan titik start, tapi lazimnya pengunjung mengawali perjalanan dari Ryōzenji, kuil nomor satu, lalu bergerak searah jarum jam. Di perjalanan, warga setempat mungkin akan memanggil Anda “henro-san,” artinya peziarah. Informasi dan panduan rute Shikoku Junrei tersedia di situs Biro Pariwisata Shikoku (shikoku-tourism.com).
Kumano Kodo
Sejarahnya menembus satu milenium, tapi energi spiritual yang dipancarkannya masih pekat terasa. Terdiri atas lima jalur, Kumano Kodo membentang dari Osaka hingga Mie dengan panjang 307 kilometer. Di masa lalu, para bangsawan dan penganut Shinto merandai rute ini dalam ekspedisi suci yang kadang menghabiskan berminggu-minggu. Mempertimbangkan nilai sejarahnya, Kumano Kodo pada 2004 dilantik UNESCO sebagai Situs Warisan Dunia—keputusan yang kemudian melambungkan pamor tempat ini di kalangan petualang. Jutaan orang kini datang tiap tahunnya untuk melakoni napak tilas penganut Shinto, termasuk mengunjungi objek keramat seperti Nachi No Otaki (air terjun tertinggi di Jepang), serta trio kuil megah yang secara kolektif dijuluki Kumano Sanzan. Demi membantu peziarah, Biro Pariwisata Tanabe City Kumano (tb-kumano.jp) telah menciptakan panduan audio dan peta ziarah Kumano Kodo.
Dipublikasikan perdana di majalah DestinAsian Indonesia edisi Januari/Maret 2020 (“Sirkuit Spiritual”)