Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Hotel Legendaris di Lausanne

Fasad Royal Savoy. Gedungnya merupakan cagar budaya.

Oleh Reza Idris

Sepuh tak harus usang. Setelah lebih dari seabad beroperasi, Royal Savoy menggelar renovasi yang membuatnya kembali relevan dengan zaman. Hasilnya dilansir akhir September 2016, dan saya mencicipinya dua bulan berselang.

Hotel ini berada di jantung Lausanne, kota wisata di barat daya Swiss. Jaraknya hanya 10 menit berjalan kaki dari Danau Jenewa. Berkat lokasinya yang strategis, hotel ini mendulang banyak penggemar. Sejumlah kaum bangsawan dunia pernah menginap di kamar-kamarnya, termasuk keluarga Kerajaan Spanyol dan Raja Bhumibol dari Thailand.

Seperti Hotel Indonesia di Jakarta atau Raffles di Singapura, kota-kota besar dunia lazimnya memiliki hotel legendaris yang mengiringi perjalanannya. Royal Savoy tergabung dalam liga elite itu, tapi ia tak mau sekadar menawarkan nostalgia. Dengan menyegarkan wajahnya, hotel ini berharap bisa menawarkan fitur yang lebih modern sekaligus melebarkan pasarnya.

Kamar kini mengusung desain yang lebih segar usai direnovasi.

Proses renovasinya berlangsung lima tahun dan menghabiskan dana sekitar $100 juta. Prosesnya menuntut kejelian, juga kehati-hatian. Maklum, bangunan hotel ini berstatus cagar budaya. Pihak pengelola, Katara Hospitality asal Qatar, mesti memastikan tiap perubahan tidak merusak langgam utama bangunan.

Operasi bedah plastik tersebut ditangani oleh Maria Vafiadis dari MKV Design, firma asal London yang pernah menangani sejumlah proyek pemugaran properti tua, salah satunya Schweizerhof di Bern. Maria membuat banyak ruangan terlihat lebih anggun dan modern, tanpa menghilangkan kesan klasiknya.

Kiri-kanan: Bar yang bernuansa elegan; area semi-terbuka di restoran.

Di bagian kamar misalnya, dia menyematkan sejumlah mebel kontemporer. Sementara di area lounge terpasang sofa bergaya Art Nouveau dan kandil megah yang ditaburi 1.000 butir lampu LED. “Meski furniturnya modern, beberapa sudut lantai dan ornamen tembok masih mempertahankan motif dan materi klasik era 1920-an,” jelas Emer Finlay, Communications Manager.

Royal Savoy sebenarnya tak cuma direnovasi, tapi juga diekspansi. Properti anggota Preferred Hotels & Resorts ini menghadirkan sayap baru yang menampung antara lain pusat kebugaran, kolam renang, hammam, dan 95 kamar. Proyek ekspansi ini juga menelurkan sejumlah fasilitas atraktif. Tamu kini bisa menemukan antara lain Cigar Lounge dan restoran Brasserie du Royal yang dikomandani oleh koki kondang Marc Haeberlin.

Kolam renang dengan pemandangan taman.

Mendaki ke atap sayap baru hotel, kita bisa menemukan Sky Terrace, wadah kongko yang menyuguhkan panorama Danau Jenewa dan lanskap kota Lausanne. Kata Emer Finlay, semua fasilitas tambahan itu bertujuan “memberi alasan baru bagi klien lama untuk kembali menginap.” Avenue d’Ouchy 40, Lausanne, Swiss; 41-21/6148-888; royalsavoy.ch; mulai dari Rp3.656.000.

Dipublikasikan perdana di majalah DestinAsian Indonesia edisi Mei/Juni 2017 (“Legenda Lausanne”).

Show CommentsClose Comments

Leave a comment

0.0/5