by Yohanes Sandy 02 May, 2018
5 Kuliner Legendaris di Jakarta
Teks oleh Yohanes Sandy
Video oleh Sadam Dwi Satria
Meski didesak oleh restoran-restoran baru yang terus bermunculan, kuliner-kuliner legendaris di Jakarta masih mempunyai tempat spesial di hati para warga. Berikut lima di antaranya:
Gado-Gado Direksi
Lokasi: Pinangsia, Jakarta Barat
Beroperasi sejak: 1967
Mencari warung gado-gado ini agak sedikit membutuhkan usaha. Lokasinya tersembunyi, tanpa pelang penunjuk arah. Hanya selembar spanduk bertuliskan Gado-Gado Direksi yang dapat digunakan untuk mengenalinya. Memulai usahanya di kedai sempit sejak 51 tahun lalu, beberapa waktu lalu warung yang terletak di Jalan Pintu Besar Selatan, Jakarta Pusat tersebut pindah ke tempat yang lebih baik: sebuah pujasera yang terletak tak jauh dari lokasi lama. Seperti pada umumnya, hidangan gado-gado di sini terdiri dari aneka sayur, kentang, dan telur rebus. Yang membedakan adalah bumbu kacangnya yang diracik menggunakan kacang khusus yang didatangkan dari luar kota. Menurut kabar, kacang tanahnya dipesan langsung dari Blitar. Sejarah namanya pun tak kalah unik. Sebutan direksi yang disematkan diambil dari pelanggannya yang kebanyakan direksi bank di Jakarta Pusat.
Ragusa Es Italia
Lokasi: Gambir, Jakarta Pusat
Beroperasi sejak: 1932
Kedai hidangan pencuci mulut ini diklaim merupakan toko es krim pertama di Ibu Kota. Dulunya, kedai es krim ini dimiliki oleh pasangan asal Italia sebelum akhirnya menjualnya ke pengusaha Indonesia keturunan Tionghoa saat mereka memutuskan untuk kembali ke negara asalnya. Dibandingkan varian yang ditawarkan oleh gerai-gerai es krim masa kini, cita rasa es krim Ragusa jelas kualitasnya tertinggal. Namun menurut pemiliknya, justru hal tersebut yang menjadi daya jual tersendiri. Cita rasanya masih autentik. Ringan, tanpa sensasi krim yang berlebih. Mungkin seperti ini cita rasa es krim di masa penjajahan Belanda.
Nasi Goreng Kebon Sirih
Lokasi: Kebon Sirih, Jakarta Pusat
Beroperasi sejak 1958
Nasi goreng kambing Kebon Sirih seakan menjadi ikon tak resmi kuliner Jakarta. Menunya kerap ditemukan di festival-festival makanan. Resepnya ditiru oleh puluhan pedagang nasi goreng di seantero Jakarta—bahkan di luar Jakarta. Namun cabang asli Nasi Goreng Kebon Sirih hanya ada di Jalan Kebon Sirih Barat Dalam I. Di sini, penjualnya beroperasi mulai pukul 17 hingga larut malam. Menu andalannya adalah nasi goreng kambing—meskipun ia juga menyediakan masakan lain seperti nasi goreng ayam, sate kambing, dan sup kambing. Selain cita rasanya yang khas, cara memasak sang koki dengan memasak sekaligus beberapa belas porsi nasi goreng juga kerap menjadi daya tarik tersendiri.
Kedai Zainal Fanani
Lokasi: Kebon Kacang, Jakarta Pusat
Beroperasi sejak 1967
Seperti nasi goreng Kebon Sirih, nasi uduk Kebun Kacang juga banyak versinya. Namun yang populer—dan autentik—adalah warung milik H. Zainal Fanani. Lokasinya di Jalan Kebon Kacang VIII, dekat dengan pojok pertigaan. Tak seperti kedai nasi uduk Betawi, Zainal Fanani tak menyajikan menu nasi uduk dengan sayur jengkol dan semur, melainkan dia fokus menyuguhkan menu nasi uduk dengan aneka lauk goreng, mulai dari empal daging, jeroan, ayam, hingga tempe dan tahu. Ciri khas lainnya, nasi uduk disajikan dengan porsi mini berbalut daun pisang.
Martabak Pecenongan
Lokasi: Pecenongan, Jakarta Pusat
Sejak 1988
Mencari martabak manis maupun telur di Jakarta bukan perkara yang susah. Banyak gerai yang menyajikannya. Namun, hanya sedikit yang memiliki cita rasa khas. Martabak Pecenongan salah satunya. Kedai yang telah berjualan sejak 30 tahun yang lalu tersebut terkenal akan adonan martabak manisnya yang lembut serta isiannya yang royal. Pilihan isian martabak manisnya pun beragam, mulai dari menu klasik seperti cokelat kacang dan keju hingga isian modern seperti cokelat Toblerone hingga Nutella.
Apa kuliner Jakarta lainnya yang menurut Anda layak untuk mendapatkan predikat legendaris?