by Yohanes Sandy 21 April, 2016
5 Festival Jazz Favorit Indra Lesmana
Indra Lesmana pernah menghadiri beragam festival jazz internasional, tapi hanya sedikit yang membekas di hatinya. Kepada Ni Komang Erviani, dia menuturkan lima festival favoritnya.
North Sea Jazz Festival
Tampil di episode 1994, 1995, dan 2000, Indra mengaku terkesan dengan atmosfernya. “Festival itu artinya festive, pesta. Di North Sea Jazz, suasana festive-nya kuat,” kata Indra. Dari segi skala, North Sea Jazz layak disebut festival internasional, sebab musisi dan penontonnya datang dari penjuru bumi. “Kalau musisinya datang dari berbagai negara, tapi penontonnya lokal, itu bukan festival internasional,” tambahnya. Bermodal sejarah yang panjang dan reputasi yang cemerlang, North Sea Jazz rutin memikat musisi hebat. “Saking hebatnya, Peter Gontha ingin sekali membuat festival seperti North Sea Jazz, maka dia pun membuat Java Jazz.” Rotterdam; northseajazz.com.
Manly Jazz
Manly, area suburban di utara Sydney, memiliki pantai yang dihuni barisan bar. Saat Manly Jazz digelar, seluruh bar itu diubah menjadi wadah konser yang semarak. “Kita bisa menonton sambil minum, sambil makan fish and chips. Suasananya asyik,” jelas Indra. Terinspirasi ajang ini, Indra menciptakan program Mostly Jazz di Sanur, tempat dia kini menetap. Manly Jazz diadakan di musim semi, saat suhu udara di kisaran 22-23 derajat. “Cerah, tapi tidak panas,” kata Indra. “Satu yang juga berkesan adalah penyelenggaranya yang selalu terlihat kasual, tapi sebenarnya profesional.” Sydney; manlyjazz.com.au.
Jazz Traffic Festival
Dari sekian banyak festival jazz akbar di Indonesia, Indra memilih Jazz Traffic sebagai favoritnya. Alasannya: “Jazz Traffic itu rapi. Sangat rapi.” Indra punya banyak pengalaman buruk saat pentas, misalnya soal waktu persiapan yang minim atau jadwal cek audio yang molor. Di Jazz Traffic, dia terbebas dari semua problem itu. “Saat sound-check, pintu ditutup dan tidak ada penonton, jadi bebas gangguan. Kelar sound-check, baru pintu dibuka dan penonton masuk. Rapi, jadi kita bisa pentas dengan baik.” Surabaya; jazztraffic.com.
Playboy Jazz Festival
“Keren sekali,” kenang Indra tentang Playboy Jazz. “Hanya ada satu venue, panggungnya hanya satu, tetapi acaranya berlangsung sejak pagi hingga malam. Seharian. Band yang tampil juga keren.” Indra mengenang Playboy Jazz sebagai ajang yang cair dan akrab. Penonton saling menyapa layaknya sahabat lama. “Seperti sudah saling kenal, padahal tidak. Penonton berbagi minuman, berbagi camilan, dan lain-lain. Asyik.” Los Angeles; playboyjazzfestival.com.
Singapore Jazz Festival
Lahir pada 2014, festival ini memang masih muda. Tapi, bagi Indra, SingJazz merupakan salah satu teladan untuk urusan penyelenggaraan. Pernah dua kali tampil, Indra memuji profesionalisme panitia dalam memperlakukan musisi. Tak peduli kawakan atau junior, lokal atau asing, semua musisi menerima standar penanganan serupa. “Walau kita dari Indonesia, yang mungkin tidak sekelas dengan musisi Amerika, tapi kita diperlakukan sama,” kenangnya. “Saya merasa sangat dihargai.” Singapura; sing-jazz.com.
Dipublikasikan perdana di majalah DestinAsian Indonesia edisi Maret/April 2016 (“Jambore Jazz”)