post

Majalah travel premium berbahasa Indonesia pertama

DestinAsian Indonesia

<figure id="attachment_60583" aria-describedby="caption-attachment-60583" style="width: 800px" class="wp-caption aligncenter"><img loading="lazy" decoding="async" class="size-full wp-image-60583" src="wp-content/uploads/1-Reza-Puspo-3.jpg" alt="" width="800" height="533" srcset="https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/1-Reza-Puspo-3.jpg 800w, https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/1-Reza-Puspo-3-300x200.jpg 300w, https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/1-Reza-Puspo-3-768x512.jpg 768w" sizes="auto, (max-width: 800px) 100vw, 800px" /><figcaption id="caption-attachment-60583" class="wp-caption-text">Reza Puspo, penggemar maraton dan pendiri komunitas IndoRunners.</figcaption></figure>
Wawancara oleh <a href="https://destinasian.co.id/?s=yohanes+sandy" target="_blank" rel="noopener noreferrer">Yohanes Sandy</a> 
Mandeh Gugusan pulau di Mandeh, Sumatera Barat, mulai bersinar pada 2000-an. “Pantai dan pemandangannya bagus sekali. Trip ini membuka mata saya tentang Indonesia,” kenang Reza yang melawat Mandeh pada 2016. Katanya lagi, pantai-pantai di Mandeh masih perawan dan nyaris steril dari sampah, antara lain berkat minimnya turis. “Pulaunya serasa milik pribadi.”  
<figure id="attachment_60584" aria-describedby="caption-attachment-60584" style="width: 800px" class="wp-caption aligncenter"><img loading="lazy" decoding="async" class="size-full wp-image-60584" src="wp-content/uploads/2-2019-by-SCC-EVENTS-Sportograf-3.jpg" alt="" width="800" height="533" srcset="https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/2-2019-by-SCC-EVENTS-Sportograf-3.jpg 800w, https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/2-2019-by-SCC-EVENTS-Sportograf-3-300x200.jpg 300w, https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/2-2019-by-SCC-EVENTS-Sportograf-3-768x512.jpg 768w" sizes="auto, (max-width: 800px) 100vw, 800px" /><figcaption id="caption-attachment-60584" class="wp-caption-text">Berlin Marathon, lomba yang rutin diikuti atlet-atlet elite. (Foto: SCC Events/Sportograf/Berlin Marathon)</figcaption></figure>
Berlin Bagi pelari, Berlin Marathon adalah ajang bergengsi. Walau bukan yang tertua maupun terbesar, lomba lari andalan kota <a href="https://destinasian.co.id/48-jam-di-berlin/" target="_blank" rel="noopener noreferrer">Berlin</a> ini rutin diikuti atlet-atlet elite. Reza pun pernah mengikutinya pada 2014. “Saya berhasil memecahkan rekor maraton pribadi saya dengan waktu tiga jam 55 menit,” kenangnya bangga. Bagi non-pelari, kunjungan ke Berlin Marathon juga menawarkan sensasi tersendiri. “Jalanan lebih meriah. Anda bisa menikmati suguhan-suguhan menarik yang digelar oleh warga lokal, termasuk tenda musik jazz.” 
<figure id="attachment_60581" aria-describedby="caption-attachment-60581" style="width: 800px" class="wp-caption aligncenter"><img loading="lazy" decoding="async" class="size-full wp-image-60581" src="wp-content/uploads/1-Belitung-by-Anggit-Rizkianto-on-Unsplash.jpg" alt="" width="800" height="473" srcset="https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/1-Belitung-by-Anggit-Rizkianto-on-Unsplash.jpg 800w, https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/1-Belitung-by-Anggit-Rizkianto-on-Unsplash-300x177.jpg 300w, https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/1-Belitung-by-Anggit-Rizkianto-on-Unsplash-768x454.jpg 768w" sizes="auto, (max-width: 800px) 100vw, 800px" /><figcaption id="caption-attachment-60581" class="wp-caption-text">Pesisir yang ditaburi bebatuan besar—panorama khas Belitung. (Foto: Anggit Rizkianto)</figcaption></figure>
Belitung Awalnya produsen timah, Belitung merekah jadi destinasi wisata, antara lain berkat popularitas novel Laskar Pelangi. “Belitung itu masih ‘mentah,’ tapi itu yang menarik,” jelas Reza. “Pantainya indah, makanannya tidak terlalu mengecewakan.” Menurutnya, hidangan yang wajib dicoba di sini ialah mi dan seafood dengan bumbu khas lokal. Satu lagi <a href="https://destinasian.co.id/alasan-baru-mengunjungi-belitung/" target="_blank" rel="noopener noreferrer">magnet Belitung</a> bagi Reza ialah jalan-jalannya yang mulus dan sepi, cocok untuk penggemar sepeda. “Saya bisa bersepeda puluhan kilometer dan hanya menemukan empat lampu merah.” 
<figure id="attachment_60585" aria-describedby="caption-attachment-60585" style="width: 800px" class="wp-caption aligncenter"><img loading="lazy" decoding="async" class="size-full wp-image-60585" src="wp-content/uploads/3-Tokyo-Shibuya-ku-by-Bohdan-Maylove-on-Unsplash.jpg" alt="" width="800" height="533" srcset="https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/3-Tokyo-Shibuya-ku-by-Bohdan-Maylove-on-Unsplash.jpg 800w, https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/3-Tokyo-Shibuya-ku-by-Bohdan-Maylove-on-Unsplash-300x200.jpg 300w, https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/3-Tokyo-Shibuya-ku-by-Bohdan-Maylove-on-Unsplash-768x512.jpg 768w" sizes="auto, (max-width: 800px) 100vw, 800px" /><figcaption id="caption-attachment-60585" class="wp-caption-text">Kawasan belanja di Shibuya, Tokyo. (Foto: Bohdan Maylove)</figcaption></figure>
Tokyo “Cocok untuk liburan keluarga segala umur,” ujar Reza tentang Tokyo, megapolitan yang menaungi beragam magnet wisata, mulai dari taman rekreasi, museum, serta tentu saja aneka restoran kelas dunia. “Semua kebutuhan anggota keluarga mulai dari anak hingga istri bisa dengan mudah dipenuhi di sini,” tambah ayah dari dua anak ini. “Tokyo yang modern juga mengajarkan anak-anak untuk lebih mengenal perkembangan zaman.”    
<figure id="attachment_60587" aria-describedby="caption-attachment-60587" style="width: 800px" class="wp-caption aligncenter"><img loading="lazy" decoding="async" class="size-full wp-image-60587" src="wp-content/uploads/5-Paris-Place-Vendome-by-Leo-SERRAT-on-Unsplash.jpg" alt="" width="800" height="533" srcset="https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/5-Paris-Place-Vendome-by-Leo-SERRAT-on-Unsplash.jpg 800w, https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/5-Paris-Place-Vendome-by-Leo-SERRAT-on-Unsplash-300x200.jpg 300w, https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/5-Paris-Place-Vendome-by-Leo-SERRAT-on-Unsplash-768x512.jpg 768w" sizes="auto, (max-width: 800px) 100vw, 800px" /><figcaption id="caption-attachment-60587" class="wp-caption-text">Place Vendome, alun-alun ikonis Paris. (Foto: Leo Serrat)</figcaption></figure>
Paris Walau dikenal sebagai destinasi romantis, Paris kerap dicibir lantaran sikap kasar warganya. Tapi Reza mengaku menemukan citra sebaliknya. “Orang-orang yang saya temui sepanjang lima hari umumnya ramah. Entah di restoran, di taksi, semuanya tak seperti yang kerap saya dengar,” kenangnya. Dalam kunjungannya ke Paris, Reza dan keluarga menginap daerah populer 8th Arrondissement, tak jauh dari Champs-Elysees Avenue dan Grand Palais.

5 Destinasi Favorit Pendiri IndoRunners