Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

5 Alasan Berkunjung ke Bintan

Vihara Ksitigarbha Bodhisattva.

Bintan, pulau dengan luas 2,5 kali daratan Jakarta, hanya dihuni oleh sekitar 300.000 jiwa. Lahan pulau ini masih didominasi oleh hutan rindang, perbukitan, dan pantai. Karena itu, berwisata di sini menjanjikan kesempatan luas untuk berdekatan dengan alam.

Tapi Bintan tidak semata menawarkan lanskap yang menawan. Pulau ini juga memiliki kebudayaan yang kaya. Tradisinya dibentuk oleh berbagai komunitas seperti Bugis, Tionghoa, Melayu, hingga masyarakat Bajo yang telah lama mendiaminya. Bintan juga merayakan perbedaan agama, kuliner, serta cara pandang hidup.

Untuk liburan yang sempurna, Bintan memiliki Bintan Resorts, sebuah destinasi berisi resor-resor tepi pantai premium, lapangan golf rancangan atlet dunia, serta serangkaian aktivitas seru untuk wisata bersama keluarga, teman, atau pasangan.

Budaya
Pada masa Jalur Rempah, Bintan merupakan pos perdagangan sekaligus kuali pelebur bagi pedagang asal Malaysia, Tiongkok, Bugis, Arab, dan Eropa. Pertukaran budaya yang berlangsung di antara pedagang tersebut tecermin dalam diversitas yang kini kita saksikan di Bintan, baik dalam bentuk bahasa, arsitektur, agama, bahkan karakter fisik warganya. Memahami Bintan berarti memahami diversitas tersebut.

Berlokasi di selatan Bintan, Desa Senggarang merupakan permukiman imigran Tiongkok pertama di pulau ini. Desa ini memiliki beberapa situs religi, salah satunya Banyan Tree Temple yang berusia ratusan tahun. Di semenanjung di sisi timur laut pulau, Desa Panglong didiami oleh Orang Laut, suku pesisir yang dulu melakoni cara hidup nomaden. Meskipun mereka kini telah menetap di darat, banyak aspek dalam hidup mereka masih berkutat di laut.

Ada dua kuil terkenal di Tanjungpinang: Vihara Ksitigarbha Bodhisattva yang mengoleksi 500 patung lohan (manusia sempurna), serta Vihara Avalokitesvara Graha  yang menampung salah satu patung Guan Yin terbesar di Asia Tenggara. Sejenak menaiki perahu pompong dari Tanjungpinang kita akan mendarat di Pulau Penyengat, sebuah pulau yang menyimpan sejarah penting dari babak akhir Kerajaan Melayu. Masjid Raya Sultan Riau bersemayam di sini. Konon, rumah ibadah ini dikerek memakai putih telur sebagai perekat bahan bangunan.

Masyarakat Bintan masih menggunakan beberapa bahasa dan dialek asing, antara lain Melayu, Mandarin, Teochew dan, seiring tumbuhnya pariwisata, Inggris dan Singlish (bahasa Inggris logat Singapura). Penting dicatat, Bintan juga memiliki peran vital dalam pembentukan bahasa Indonesia. Raja Ali Haji, seorang penyair dari pulau ini, meletakkan fondasi bahasa Indonesia dalam bukunya yang bertajuk Pedoman Bahasa.

Gong Gong di The Kelong Seafood Restaurant, Nirwana Gardens.

Makanan
Keragaman budaya Bintan tecermin pula dalam variasi makanannya. Kwetiau, mi goreng, dan carrot cake (kue lobak) adalah beberapa contoh kuliner yang dipengaruhi  budaya Tiongkok, sementara restoran-restoran Padang menyediakan aneka menu halal, salah satunya rendang, lauk legendaris yang pernah memuncaki daftar World’s 50 Most Delicious Foods versi CNN.

Di pulau yang ditaburi desa nelayan dan dibingkai garis pantai sepanjang 105 kilometer ini, seafood sudah pasti merupakan kuliner yang jamak dan populer. Opsi makanan di kategori ini sangat beragam, mulai dari kepiting lada hitam, udang mentega, gonggong (siput air), hingga sup ikan. Menu-menu berbahan hasil laut segar ini bisa dinikmati di banyak tempat, mulai dari restoran bergengsi di Bintan Resorts seperti The Kelong Seafood Restaurant di Nirwana Gardens, hingga pujasera yang meriah di daerah Rimba Jaya, Tanjungpinang.

Hidangan berkonsep modern juga bisa ditemukan di Bintan. Bintan Resorts mengoleksi banyak kafe dan restoran yang mempraktikkan teknik memasak mutakhir, menyajikan hidangan kontemporer international, serta memperkenalkan koktail dan mocktail yang diracik dengan resep terbaru. Restoran-restoran di Bintan Resorts pastinya menawarkan beragam hidangan yang siap memuaskan beragam selera.

Berkunjung ke Safari Lagoi untuk menyaksikan satwa darat.

Alam
Mangrove Discovery Tour di Bintan Resorts membawa pesertanya menyelami keajaiban hutan bakau di Bintan. Untuk tur di siang hari, wisata edukatif ini akan menambah wawasan Anda tentang pohon bakau, fungsinya bagi ekosistem, serta keragaman fauna yang mendiaminya. Untuk pengalaman romantis yang berkesan, bergabunglah dalam tur malam hari di mana hutan bakau menampilkan aksi kunang-kunang yang berpendar di bawah langit penuh bintang.

Penyu, satwa yang kian kritis populasinya, masih bisa ditemukan di banyak lokasi di Bintan—sebuah tanda akan sehatnya ekosistem pulau ini. Di tempat-tempat konservasi yang beroperasi sejak 2004 di Bintan Resorts, pengunjung bisa melihat dan mempelajari penyu, di antaranya penyu hijau dan penyu sisik. Penangkaran satwa terdapat di Nirwana Gardens, Angsana Bintan, Banyan Tree Bintan, Club Med Bintan, serta Pulau Beralas Pasir. Di tempat-tempat ini, tukik dilepaskan ke laut secara berkala, dan pengunjung diundang untuk berpartisipasi.

Untuk menyaksikan satwa darat, Safari Lagoi menampung banyak satwa yang terancam punah dan satwa hasil penyelamatan. Koleksinya antara lain orangutan, komodo, beruang madu, gajah, dan siamang yang terkenal menyukai usapan punggung. Suguhan langka lainnya adalah beberapa burung predator. Safari Lagoi merupakan tempat yang atraktif dan edukatif bagi anak-anak untuk mempelajari satwa dengan cara yang menyenangkan.

Untuk mempelajari keragaman tanaman, baik tanaman liar maupun hasil budi daya, Anda bisa mengarungi lanskap Bintan, kemudian menyambangi taman-taman botani yang menawarkan wisata edukatif, salah satunya Eco Village Senggiling yang ditumbuhi buah-buahan tropis. Salah satu flora paling unik di Bintan adalah cengkih hasil rekayasa yang mampu tumbuh di tanah dengan kandungan bauksit yang tinggi.

Show CommentsClose Comments

Leave a comment

0.0/5