post

Majalah travel premium berbahasa Indonesia pertama

DestinAsian Indonesia

Oleh <a href="http://destinasian.co.id/?s=Cristian+Rahadiansyah" target="_blank" rel="noopener noreferrer">Cristian Rahadiansyah</a> 
Foto oleh <a href="http://destinasian.co.id/?s=Atet+Dwi+Pramadia" target="_blank" rel="noopener noreferrer">Atet Dwi Pramadia</a>
Museum of Broken Relationships 
Tempat ini, sesuai keterangan resminya, merupakan “museum tentang Anda, tentang kita, tentang bagaimana kita mencintai dan kehilangan.” Koleksinya antara lain diari milik kekasih yang mendadak minggat; kaus hadiah dari mendiang ayah; serta kapak yang pernah dipakai untuk menghancurkan mebel milik pasangan yang selingkuh.
<figure id="attachment_39999" aria-describedby="caption-attachment-39999" style="width: 730px" class="wp-caption aligncenter"><img loading="lazy" decoding="async" class="size-full wp-image-39999" src="http://destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/zagreb-9.jpg" alt="" width="730" height="410" srcset="https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/zagreb-9.jpg 730w, https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/zagreb-9-300x168.jpg 300w, https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/zagreb-9-360x202.jpg 360w" sizes="auto, (max-width: 730px) 100vw, 730px" /><figcaption id="caption-attachment-39999" class="wp-caption-text">Kiri-kanan: Koleksi pertama yang berjudul A Honey Bunny; sepasang kekasih melintasi Museum of Broken Relationships saat proses pembuatan foto pra-nikah.</figcaption></figure>
Membuka sejarahnya, museum ini juga lahir dari “perpisahan.” Pada 2003, pasangan seniman Olinka Vištica dan Dražen Grubišić memutuskan berpisah setelah empat tahun menjalin kasih. Pada 2006, keduanya bersua kembali dan sepakat mendirikan wadah yang bisa membantu melupakan memori pahit itu, salah satunya dengan mendirikan museum berisi objek sakit hati pada 2010.
Museum of Broken Relationships kini mengoleksi lebih dari 2.000 objek. Museum ini pernah menyabet Kenneth Hudson Award dari European Museum Forum. Pada 2016, cabang pertama museum ini dibuka di Los Angeles. <a href="https://brokenships.com/" target="_blank" rel="noopener noreferrer">brokenships.com</a>.
<figure id="attachment_39996" aria-describedby="caption-attachment-39996" style="width: 730px" class="wp-caption aligncenter"><img loading="lazy" decoding="async" class="size-full wp-image-39996" src="http://destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/zagreb-6.jpg" alt="" width="730" height="410" srcset="https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/zagreb-6.jpg 730w, https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/zagreb-6-300x168.jpg 300w, https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/zagreb-6-360x202.jpg 360w" sizes="auto, (max-width: 730px) 100vw, 730px" /><figcaption id="caption-attachment-39996" class="wp-caption-text">Bangunan utama dari Galeri Autonomous Cultural Centre Medika, Zagreb.</figcaption></figure>
AKC Medika 
Kehadiran sekitar 70.000 mahasiswa menjadikan Zagreb senantiasa terasa muda. Menyusuri jalan-jalan kota ini, kita akan menemukan begitu banyak kafe dan bar. Hobi nasional di sini, selain bersantai di kafe dan bar, adalah melakoni fuliranje, terminologi lawas yang berarti “keluyuran.”
<figure id="attachment_40004" aria-describedby="caption-attachment-40004" style="width: 730px" class="wp-caption aligncenter"><img loading="lazy" decoding="async" class="size-full wp-image-40004" src="http://destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/zagreb-7-1.jpg" alt="" width="730" height="410" srcset="https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/zagreb-7-1.jpg 730w, https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/zagreb-7-1-300x168.jpg 300w, https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/zagreb-7-1-360x202.jpg 360w" sizes="auto, (max-width: 730px) 100vw, 730px" /><figcaption id="caption-attachment-40004" class="wp-caption-text">Kiri-kanan: Salah satu sudut Galeri Autonomous Cultural Centre Medika; tumpukan barang di sudut tembok galeri.</figcaption></figure>
Layaknya kota yang berjiwa muda, Ibu Kota Kroasia ini menumbuhkan budaya subkultur, dan Autonomni Kulturni Centar (AKC) Medika adalah salah satu manifestasinya. Ruang swadaya ini lahir dari keinginan remaja setempat memiliki wadah bagi siapa saja untuk menggelar apa saja. Kegiatannya meliputi pameran foto, pemutaran film, festival DIY (do it yourself), lokakarya seni, konser musik, hingga kelas bela diri.
AKC Medika menempati bekas pabrik obat yang lama terbengkalai. Sosoknya menyerupai ruin pub di Budapest: kompleks kumuh yang dilapisi mural dan grafiti, di mana sneaker bergelantungan di kabel-kabel listrik dan instalasi seni berkelindan dengan rongsokan. <a href="http://attack.hr/" target="_blank" rel="noopener noreferrer">attack.hr</a>.
<figure id="attachment_39995" aria-describedby="caption-attachment-39995" style="width: 730px" class="wp-caption aligncenter"><img loading="lazy" decoding="async" class="size-full wp-image-39995" src="http://destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/zagreb-5.jpg" alt="" width="730" height="410" srcset="https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/zagreb-5.jpg 730w, https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/zagreb-5-300x168.jpg 300w, https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/zagreb-5-360x202.jpg 360w" sizes="auto, (max-width: 730px) 100vw, 730px" /><figcaption id="caption-attachment-39995" class="wp-caption-text">Hotel Esplanade merupakan hotel mewah pertama di Kota Zagreb yang dibangun pada 1925.</figcaption></figure>
Esplanade Hotel 
Ini bukan hotel terbesar di Zagreb, tapi pastinya yang paling bersejarah. Esplanade diresmikan pada 1925, sewaktu Kroasia masih bernaung di bawah bendera Yugoslavia. Ide pendiriannya lahir dari keinginan untuk “naik kelas.” Waktu itu, Zagreb ingin menyediakan akomodasi bagi para penumpang Orient Express, kereta ultra-mewah yang membelah Eropa dari barat ke timur.
Ada banyak catatan menarik tentang Esplanade. Ini hotel pertama di Kroasia yang memiliki telepon di setiap kamarnya. Semasa Perang Dunia, Esplanade sempat menjadi markas Gestapo, sementara di masa Perang Kemerdekaan Kroasia ia dialihfungsikan menjadi suaka pengungsi merangkap kantor jurnalis.
<figure id="attachment_40002" aria-describedby="caption-attachment-40002" style="width: 730px" class="wp-caption aligncenter"><img loading="lazy" decoding="async" class="size-full wp-image-40002" src="http://destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/zagreb-5-1.jpg" alt="" width="730" height="410" srcset="https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/zagreb-5-1.jpg 730w, https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/zagreb-5-1-300x168.jpg 300w, https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/zagreb-5-1-360x202.jpg 360w" sizes="auto, (max-width: 730px) 100vw, 730px" /><figcaption id="caption-attachment-40002" class="wp-caption-text">Kiri-kanan: Tram melintas di depan Hotel Esplanade; pelayan menata ulang meja di lobi hotel.</figcaption></figure>
Khas hotel mercusuar masa silam, Esplanade dirangkai dari marmer dan kayu, ditaburi sofa kulit dan ornamen antik, serta diterangi kandil-kandil kristal. Citra glamor itu masih dilestarikan hingga kini. Banyak tamunya bahkan masih berdandan layaknya penumpang Orient Express. Menginap di sini, kita pasti akan merasakan tekanan untuk tampil necis, sebagaimana para mantan kliennya seperti Ratu Elizabeth II, Hillary Clinton, hingga Cristiano Ronaldo. <a href="http://www.esplanade.hr/" target="_blank" rel="noopener noreferrer">esplanade.hr</a>.

3 Tempat Wisata Unik di Ibu Kota Kroasia