post

Majalah travel premium berbahasa Indonesia pertama

DestinAsian Indonesia

<figure id="attachment_53520" aria-describedby="caption-attachment-53520" style="width: 730px" class="wp-caption aligncenter"><img loading="lazy" decoding="async" class="size-full wp-image-53520" src="wp-content/uploads/hakone-2.jpg" alt="rute ziarah jepang" width="730" height="410" srcset="https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/hakone-2.jpg 730w, https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/hakone-2-300x168.jpg 300w, https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/hakone-2-360x202.jpg 360w" sizes="auto, (max-width: 730px) 100vw, 730px" /><figcaption id="caption-attachment-53520" class="wp-caption-text">Gerbang Kuil Hakone, kuil yang terletak di atas bukit di tepi Danau Ashi ini merupakan salah satu rumah peribadatan di trek ziarah Hakone.</figcaption></figure>
Oleh <a href="https://destinasian.co.id/?s=Cristian+Rahadiansyah" target="_blank" rel="noopener noreferrer">Cristian Rahadiansyah</a> dan <a href="https://destinasian.co.id/?s=yohanes+sandy" target="_blank" rel="noopener noreferrer">Yohanes Sandy</a>
Hakone Dataran tinggi di barat daya Tokyo ini telahtertera di peta pengelana sejak ratusan tahun silam. Pada masa rezim Tokugawa Shogunate misalnya, Hakone merupakan salah satu titik transit utama dalam jalur “komuter” antara Tokyo dan Kyoto. Diperiode inilah menjamur bisnis tea house, semacam rest area bagi pejalan kaki. Berpindah ke abad ke-19, setelah Jepang membuka perlahan pintunya bagi dunia Barat, Hakone ditetapkan sebagai satu dari segelintir tempat yang boleh dikunjungi oleh ekspatriat. Beberapa ryokan yang dulu dihuni kaum saudagar asing, contohnya Fukuzumiro, masih beroperasi hingga kini. Untuk petualang pemula, rute jalan bisa dimulai dari Ancient Cedar Avenue menuju Hakone Shrine, lalu ke Amazake-chaya Tea House untuk menikmati paket moci dan arak beras amazake. Untuk tur berisi grup kecil, hubungi Shin Kaneko, pria lokal yang lancar berbahasa Inggris, dari operator Explore Hakone (<a href="http://explore-hakone.com/" target="_blank" rel="noopener noreferrer">explore-hakone.com</a>).
<figure id="attachment_53522" aria-describedby="caption-attachment-53522" style="width: 730px" class="wp-caption aligncenter"><img loading="lazy" decoding="async" class="size-full wp-image-53522" src="wp-content/uploads/shikoku.jpg" alt="jalur ziarah jepang" width="730" height="438" srcset="https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/shikoku.jpg 730w, https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/shikoku-300x180.jpg 300w" sizes="auto, (max-width: 730px) 100vw, 730px" /><figcaption id="caption-attachment-53522" class="wp-caption-text">Para peziarah melintasi trek di tepi laut di jalur Shikoku Junrei. (Foto: JNTO/Ehime Prefecture)</figcaption></figure>
Shikoku Junrei Jika stamina cukup prima, pilih metode jun-uchi yang menghabiskan enam minggu. Jika mau lebih santai, pilih kugiri-uchi atau bertahap. Tapi jika ingin tuntas segera dan tak punya banyak jatah cuti, Anda bisa mengombinasikan tur naik mobil dan jalan kaki. Shikoku Junrei, sirkuit ziarah yang melingkari interior Pulau Shikoku, dilahirkan untuk mengenang Kobo Daishi, perintis mazhab Buddha Shingon di Jepang. Sang biksu menetap di sini pada abad ke-8, tapi rute ziarahnya baru dikenal publik pada abad ke-16. Shikoku Junrei membentang 1.200 kilometer dan mencakup 88 kuil pemberhentian, salah satunya Zentsuji yang menyimpan tempat kelahiran Kobo Daishi. Tidak ada aturan titik start, tapi lazimnya pengunjung mengawali perjalanan dari Ryōzenji, kuil nomor satu, lalu bergerak searah jarum jam. Di perjalanan, warga setempat mungkin akan memanggil Anda “henro-san,” artinya peziarah. Informasi dan panduan rute Shikoku Junrei tersedia di situs Biro Pariwisata Shikoku (<a href="http://shikoku-tourism.com/" target="_blank" rel="noopener noreferrer">shikoku-tourism.com</a>).
<figure id="attachment_53417" aria-describedby="caption-attachment-53417" style="width: 730px" class="wp-caption aligncenter"><img loading="lazy" decoding="async" class="size-full wp-image-53417" src="wp-content/uploads/kumano-kodo.jpg" alt="" width="730" height="410" srcset="https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/kumano-kodo.jpg 730w, https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/kumano-kodo-300x168.jpg 300w, https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/kumano-kodo-360x202.jpg 360w" sizes="auto, (max-width: 730px) 100vw, 730px" /><figcaption id="caption-attachment-53417" class="wp-caption-text">Kuil Seiganto-ji dan air terjun Nachi No Otaki di Kumano Kodo. (Foto: Leisa Tyler)</figcaption></figure>
Kumano Kodo Sejarahnya menembus satu milenium, tapi energi spiritual yang dipancarkannya masih pekat terasa. Terdiri atas lima jalur, Kumano Kodo membentang dari Osaka hingga Mie dengan panjang 307 kilometer. Di masa lalu, para bangsawan dan penganut Shinto merandai rute ini dalam ekspedisi suci yang kadang menghabiskan berminggu-minggu. Mempertimbangkan nilai sejarahnya, Kumano Kodo pada 2004 dilantik UNESCO sebagai Situs Warisan Dunia—keputusan yang kemudian melambungkan pamor tempat ini di kalangan petualang. Jutaan orang kini datang tiap tahunnya untuk melakoni napak tilas penganut Shinto, termasuk mengunjungi objek keramat seperti Nachi No Otaki (air terjun tertinggi di Jepang), serta trio kuil megah yang secara kolektif dijuluki Kumano Sanzan. Demi membantu peziarah, Biro Pariwisata Tanabe City Kumano (<a href="http://tb-kumano.jp/" target="_blank" rel="noopener noreferrer">tb-kumano.jp</a>) telah menciptakan panduan audio dan peta ziarah Kumano Kodo.
Dipublikasikan perdana di majalah DestinAsian Indonesia edisi <a style="font-style: inherit;" href="https://destinasian.co.id/volume-37-oktober-desember-2019/">Januari/Maret 2020 </a>(“Sirkuit Spiritual”)

3 Rute Ziarah Kuno di Jepang