post

Majalah travel premium berbahasa Indonesia pertama

DestinAsian Indonesia

<figure id="attachment_54620" aria-describedby="caption-attachment-54620" style="width: 730px" class="wp-caption aligncenter"><img loading="lazy" decoding="async" class="size-full wp-image-54620" src="wp-content/uploads/salah-satu-benteng-bagian-tembok-1.jpg" alt="" width="730" height="410" srcset="https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/salah-satu-benteng-bagian-tembok-1.jpg 730w, https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/salah-satu-benteng-bagian-tembok-1-300x168.jpg 300w, https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/salah-satu-benteng-bagian-tembok-1-360x202.jpg 360w" sizes="auto, (max-width: 730px) 100vw, 730px" /><figcaption id="caption-attachment-54620" class="wp-caption-text">Salah satu benteng bagian Tembok Besar Cina di Shandan, Provinsi Gansu.</figcaption></figure>
<a href="https://destinasian.co.id/bersepeda-menyusuri-tembok-besar-cina/" target="_blank" rel="noopener noreferrer">Bersepeda Menyusuri Tembok Besar Cina </a>Oleh Fan Shi San Menaiki sepeda menyusuri Tembok Besar Cina hingga perbatasan Korea Utara. Ekspedisi 6.500 kilometer yang menuturkan transisi besar sejak era kekaisaran.
<a href="https://destinasian.co.id/eksperimen-visual-satu-bingkai-dua-zaman/" target="_blank" rel="noopener noreferrer">Eksperimen Visual: Satu Bingkai, Dua Zaman </a>Oleh Erly Bahsan Memotret perjalanan kota dengan menyandingkan foto tua dan baru. Hasilnya adalah sebuah kontras yang membuat kita berpikir tentang bagaimana realitas dikonstruksi dan sejauh mana zaman bergeser.
<figure id="attachment_54622" aria-describedby="caption-attachment-54622" style="width: 730px" class="wp-caption aligncenter"><img loading="lazy" decoding="async" class="size-full wp-image-54622" src="wp-content/uploads/istana-presiden-1.jpg" alt="" width="730" height="410" srcset="https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/istana-presiden-1.jpg 730w, https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/istana-presiden-1-300x168.jpg 300w, https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/istana-presiden-1-360x202.jpg 360w" sizes="auto, (max-width: 730px) 100vw, 730px" /><figcaption id="caption-attachment-54622" class="wp-caption-text">Istana presiden di Stepanakert, Ibu Kota Nagorno-Karabakh.</figcaption></figure>
<a href="https://destinasian.co.id/negara-yang-belum-diakui-dunia/" target="_blank" rel="noopener noreferrer">Negara yang Belum Diakui Dunia </a>Oleh Francesco Alesi Nagorno-Karabakh terperangkap pergulatan politik yang tersisa sejak tumbangnya Uni Soviet. Negara ini menyatakan merdeka pada 1991, tapi hingga kini dunia belum mengakui eksistensinya.
<a href="https://destinasian.co.id/mereka-yang-hidup-dalam-benteng/" target="_blank" rel="noopener noreferrer">Mereka yang Hidup Dalam Benteng </a>Oleh Rosa Panggabean Sebuah penjara bagi sebagian orang, sebuah hunian bagi yang lain. Benteng Pendem, bangunan warisan Belanda di Ambarawa, mengajak kita berpikir ulang tentang definisi rumah.
<figure id="attachment_54623" aria-describedby="caption-attachment-54623" style="width: 730px" class="wp-caption aligncenter"><img loading="lazy" decoding="async" class="size-full wp-image-54623" src="wp-content/uploads/craco-1.jpg" alt="" width="730" height="410" srcset="https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/craco-1.jpg 730w, https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/craco-1-300x168.jpg 300w, https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/craco-1-360x202.jpg 360w" sizes="auto, (max-width: 730px) 100vw, 730px" /><figcaption id="caption-attachment-54623" class="wp-caption-text">Tanah longsor pada 1963 memicu eksodus warga Craco. Setelah penghuni terakhirnya hengkang pada 1981, tempat ini pun resmi menyandang status kota hantu.</figcaption></figure>
<a href="https://destinasian.co.id/operasi-rumah-hantu-di-italia/" target="_blank" rel="noopener noreferrer">Operasi Rumah Hantu di Italia </a>Oleh Bruno Zanzottera Proyek Operasi Rumah Hantu di Italia berhasil melacak sekitar 1.500 desa yang terbengkalai akibat bencana alam atau migrasi, lalu perlahan menghilang dari peta. Harapan restorasi kini disandarkan pada uluran uang dari para jutawan.
<a href="https://destinasian.co.id/balada-kota-jakarta/" target="_blank" rel="noopener noreferrer">Balada Kota Jakarta </a>Oleh Rian Afriadi Direkam lewat pendekatan street photography, Jakarta tampil layaknya sebuah kekacauan yang humoris sekaligus sebuah humor tentang kekacauan.
<figure id="attachment_54624" aria-describedby="caption-attachment-54624" style="width: 730px" class="wp-caption aligncenter"><img loading="lazy" decoding="async" class="size-full wp-image-54624" src="wp-content/uploads/suku-masai-1.jpg" alt="" width="730" height="410" srcset="https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/suku-masai-1.jpg 730w, https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/suku-masai-1-300x168.jpg 300w, https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/suku-masai-1-360x202.jpg 360w" sizes="auto, (max-width: 730px) 100vw, 730px" /><figcaption id="caption-attachment-54624" class="wp-caption-text">Seorang suku Masai di atas gunung vulkanis Ol Doinyo Lengai di wilayah semi gurun Lembah Rift di sisi utara Tanzania. (Lembah Rift, Tanzania)</figcaption></figure>
<a href="https://destinasian.co.id/orang-di-tikungan-alam-2/" target="_blank" rel="noopener noreferrer">Orang di Tikungan Alam </a>Oleh Bruno Zanzottera Di tengah derasnya arus urbanisasi, sejumlah kelompok manusia memilih bertahan di medan ekstrem, di mana hidup berarti perjuangan dan embusan napas adalah berkah yang patut disyukuri setiap detik.
<a href="https://destinasian.co.id/tari-purba-di-tepi-batur/" target="_blank" rel="noopener noreferrer">Tari Purba di Tepi Batur </a>Oleh Johannes P. Christo Sekali tiap dua tahun, warga Desa Terunyan menggelar tari tolak bala yang memperlihatkan wajah purba Bali. Tak kalah unik, para penari berkeliaran seraya mencambuk penonton.
<figure id="attachment_54625" aria-describedby="caption-attachment-54625" style="width: 857px" class="wp-caption aligncenter"><img loading="lazy" decoding="async" class="size-full wp-image-54625" src="wp-content/uploads/Brilliance-of-the-Seas-01-1.jpg" alt="" width="857" height="600" srcset="https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/Brilliance-of-the-Seas-01-1.jpg 857w, https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/Brilliance-of-the-Seas-01-1-300x210.jpg 300w, https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/Brilliance-of-the-Seas-01-1-768x538.jpg 768w" sizes="auto, (max-width: 857px) 100vw, 857px" /><figcaption id="caption-attachment-54625" class="wp-caption-text">Jason McMaster, vokalis grup musik Dangerous Toys.</figcaption></figure>
<a href="https://destinasian.co.id/festival-musik-rok-di-tengah-samudra/" target="_blank" rel="noopener noreferrer">Festival Musik Rok di Tengah Samudra </a>Oleh Andrea Forlani Ibarat Summer Sonic terapung, Monsters of Rock Cruise menyuguhkan pentas grup-grup cadas di atas kapal pesiar. Kombinasi apik antara konser musik dan petualangan bahari.
<a href="https://destinasian.co.id/ritus-misterius-pedalaman-sulawesi/" target="_blank" rel="noopener noreferrer">Ritus Misterius Pedalaman Sulawesi </a>Oleh Yusuf Wahil Mamasa, dataran tinggi terpencil di Sulawesi Barat, memiliki sebuah ritus purba yang berhasil selamat dari kedatangan agama samawi. Setahun sekali, warganya mengeluarkan jenazah dari liang, meratapi almarhum, lalu menguburnya kembali.

<figure id="attachment_54626" aria-describedby="caption-attachment-54626" style="width: 730px" class="wp-caption aligncenter"><img loading="lazy" decoding="async" class="size-full wp-image-54626" src="wp-content/uploads/01-7-1.jpg" alt="" width="730" height="487" srcset="https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/01-7-1.jpg 730w, https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/01-7-1-300x200.jpg 300w" sizes="auto, (max-width: 730px) 100vw, 730px" /><figcaption id="caption-attachment-54626" class="wp-caption-text">Salah satu sudut kawasan Red Light District yang ditaburi rumah bordil dan dipadati turis selepas senja.</figcaption></figure>
<a href="https://destinasian.co.id/terobosan-nekat-amsterdam/" target="_blank" rel="noopener noreferrer">Terobosan Nekat Amsterdam </a>Oleh Yoppy Pieter Amsterdam, destinasi wisata andalan Belanda, berniat menghapus dua daya tarik wisatanya: kedai ganja dan rumah bordil.
<a href="https://destinasian.co.id/memotret-desa-autentik-bali/" target="_blank" rel="noopener noreferrer">Memotret Desa Autentik Bali </a>Oleh Putu Sayoga Memotret dan memaknai transisi besar yang melanda Bali, melalui kehidupan bersahaja di sebuah desa kecil di tengah pulau.
<figure id="attachment_54627" aria-describedby="caption-attachment-54627" style="width: 730px" class="wp-caption aligncenter"><img loading="lazy" decoding="async" class="size-full wp-image-54627" src="wp-content/uploads/Gletser-Mendenhall-1.jpg" alt="" width="730" height="410" srcset="https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/Gletser-Mendenhall-1.jpg 730w, https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/Gletser-Mendenhall-1-300x168.jpg 300w, https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/Gletser-Mendenhall-1-360x202.jpg 360w" sizes="auto, (max-width: 730px) 100vw, 730px" /><figcaption id="caption-attachment-54627" class="wp-caption-text">Gletser Mendenhall di Tongass National Forest, Juneau, Alaska (2004).</figcaption></figure>
<a href="https://destinasian.co.id/berkeliling-dunia-lewat-foto/" target="_blank" rel="noopener noreferrer">Berkeliling Dunia Lewat Foto </a>Oleh Vincent Fournier Berkeliling dunia mendokumentasikan efek globalisasi, transformasi lanskap, dan konsekuensi sosial dari kiprah manusia. Sebuah proyek kolosal yang terilhami oleh novel Around the World in 80 Days.
<a href="https://destinasian.co.id/tren-ancaman-tempat-instagramable/" target="_blank" rel="noopener noreferrer">Tren &amp; Ancaman Tempat Instagramable </a>Oleh Kurniadi Widodo Kian banyak objek wisata dilahirkan demi melayani rasa haus untuk memotret. Sebaliknya, tren media sosial mendorong banyak tempat dimodifikasi agar relevan dengan selera visual publik. Apa akibatnya?
<figure id="attachment_54628" aria-describedby="caption-attachment-54628" style="width: 730px" class="wp-caption aligncenter"><img loading="lazy" decoding="async" class="size-full wp-image-54628" src="wp-content/uploads/Great-White-Bear-Tours-1-1.jpg" alt="" width="730" height="410" srcset="https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/Great-White-Bear-Tours-1-1.jpg 730w, https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/Great-White-Bear-Tours-1-1-300x168.jpg 300w, https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/Great-White-Bear-Tours-1-1-360x202.jpg 360w" sizes="auto, (max-width: 730px) 100vw, 730px" /><figcaption id="caption-attachment-54628" class="wp-caption-text">Para peserta tur bertemu langsung dengan beruang kutub liar lewat kendaraan khusus.</figcaption></figure>
<a href="https://destinasian.co.id/berkenalan-dengan-beruang-kutub-liar/" target="_blank" rel="noopener noreferrer">Berdekatan dengan Beruang Kutub Liar </a>Oleh Alessandro Gandolfi Setiap Oktober hingga November, kota kecil Churchill di Kanada diserbu ratusan imigran musiman yang kelaparan, rakus, dan tak memiliki paspor. Turis berdatangan untuk melihat mereka, sementara warga setempat hidup waspada.
<a href="https://destinasian.co.id/perjuangan-penari-balet-kosovo/" target="_blank" rel="noopener noreferrer">Perjuangan Penari Balet Kosovo </a>Oleh Muhammad Fadli Di tengah kondisi memprihatinkan, Balet Nasional Kosovo konsisten berpentas, meski tanpa iringan orkestra. Para penarinya sempat dibungkam karena dianggap menyuarakan pesan politik.
<figure id="attachment_54629" aria-describedby="caption-attachment-54629" style="width: 730px" class="wp-caption aligncenter"><img loading="lazy" decoding="async" class="size-full wp-image-54629" src="wp-content/uploads/melatih-elang-pemburu-1.jpg" alt="" width="730" height="410" srcset="https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/melatih-elang-pemburu-1.jpg 730w, https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/melatih-elang-pemburu-1-300x168.jpg 300w, https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/melatih-elang-pemburu-1-360x202.jpg 360w" sizes="auto, (max-width: 730px) 100vw, 730px" /><figcaption id="caption-attachment-54629" class="wp-caption-text">Butuh waktu yang lama untuk melatih seekor elang agar menjadi pemburu rubah yang handal.</figcaption></figure>
<a href="https://destinasian.co.id/mata-elang/" target="_blank" rel="noopener noreferrer">Mata Elang </a>Oleh Palani Mohan Mengarungi lanskap ekstrem Mongolia bagian barat demi mengabadikan simbiosis yang terjalin antara para pemburu dari Suku Kazakh dan elang-elang peliharaan.
<a href="https://destinasian.co.id/foto-foto-ajaib-tempat-ekstrem-dunia/" target="_blank" rel="noopener noreferrer">Foto-Foto Ajaib Tempat Ekstrem Dunia </a>Oleh Brendan Pattengale Dari Gurun Atacama hingga Joshua Tree, sejumlah medan ekstrem di muka bumi mementaskan simfoni kromatis yang mengubah definisi kita tentang “lukisan alam” sekaligus persepsi kita akan warna-warna natural.
<a href="https://destinasian.co.id/proyek-tak-berujung-duomo-di-milano/" target="_blank" rel="noopener noreferrer">Proyek Tak Berujung Duomo Di Milano </a>Oleh Alessandro Gandolfi Lebih dari 600 tahun sejak dibangun, Duomo di Milano terus menjadi proyek konstruksi yang tak kunjung rampung. Sebuah teladan tentang dedikasi dalam merawat warisan zaman.
<figure id="attachment_54617" aria-describedby="caption-attachment-54617" style="width: 730px" class="wp-caption aligncenter"><img loading="lazy" decoding="async" class="size-full wp-image-54617" src="wp-content/uploads/venesia-1.jpg" alt="" width="730" height="410" srcset="https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/venesia-1.jpg 730w, https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/venesia-1-300x168.jpg 300w, https://backend.destinasian.co.id/id/wp/wp-content/uploads/venesia-1-360x202.jpg 360w" sizes="auto, (max-width: 730px) 100vw, 730px" /><figcaption id="caption-attachment-54617" class="wp-caption-text">Pentas garapan seniman Li Wei di Pulau San Giorgio Maggiore dalam ajang Venice Biennale 2013.</figcaption></figure>
<a href="https://destinasian.co.id/dilema-bersemayam-di-venesia/" target="_blank" rel="noopener noreferrer">Dilema Bersemayam di Venesia </a>Oleh Federico Sutera Venesia terus kehilangan penduduknya. Alih-alih menjadi ruang hidup bersama, kota terapung ini justru kian menyerupai taman rekreasi raksasa. Pelajaran penting tentang bagaimana pariwisata massal berpotensi mengancam masa depan.

20 Proyek Foto Merekam Dunia