wisata budaya Samarinda Archives - DestinAsian Indonesia https://destinasian.co.id/tags/wisata-budaya-samarinda/ Majalah travel premium berbahasa Indonesia pertama Tue, 29 Dec 2020 02:52:47 +0000 en-US hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 48 Jam di Samarinda https://destinasian.co.id/48-jam-di-samarinda/ https://destinasian.co.id/48-jam-di-samarinda/#respond Mon, 17 Dec 2018 08:42:13 +0000 http://destinasian.co.id/?p=44349 Usai bandaranya dibuka, Samarinda kian mudah didatangi. Berikut panduan menjelajahinya.

The post 48 Jam di Samarinda appeared first on DestinAsian Indonesia.

]]>
Ciri khas Warung kopi Ko Abun dalam menyajikan kopi adalah dengan menggunakan saringan kain, lalu menyeduhnya dalam ceret tinggi sebelum dituang ke dalam gelas.

Oleh Dragono Halim

SABTU

07:00 Warung Kopi Ko Abun
Sebelumnya bernama Warung Kopi Nakhoda, lalu berganti jadi Warung Kopi Pelabuhan, dan kini Warung Kopi Ko Abun (Jl. Pelabuhan 27), sesuai dengan nama sapaan pemiliknya, Iwan Rustan. Kedai ini sekarang dikelola oleh generasi ketiga. Konsep hidangannya mirip kopitiam. Kopinya diseduh memakai saringan kain, lalu disajikan dengan sedikit gula yang mengendap di dasar cangkir. Untuk menemaninya, ada roti bakar srikaya atau roti telur. Orang datang ke sini untuk melakoni hanya dua kegiatan: mengudap dan mengobrol dengan siapa saja. Tapi jangan datang terlampau sore, sebab Warkop Ko Abun hanya buka hingga pukul 17:00.

Semangkuk es kacang merah di Depot Anggrek.

11:30 Depot Anggrek
Aroma wangi yang khas senantiasa menyambut begitu memasuki restoran kecil yang dibuka puluhan tahun silam ini. Sedari awal pula, menu andalannya tak banyak direvisi: sop buntut kuah keruh, nasi goreng, es kacang merah, es campur, dan es kelapa. Berlokasi di kawasan lama Kota Samarinda, Depot Anggrek (Jl. Yos Sudarso 22) juga bisa dijadikan persinggahan dalam tur sejarah. Di sampingnya ada bekas gedung bioskop Mahakama, karena itulah sebabnya Depot Anggrek dijuluki Sop Buntut Mahakama. Tak jauh darinya ada Pelabuhan Samarinda, Kelenteng Thien Ie Kong, serta dua wihara berbeda mazhab yang berusia lebih dari 40 tahun.

Proses pembuatan sarung tradisional khas Samarinda di Pusat Tenun Sarung Samarinda.

13:00 Pusat Tenun Sarung Samarinda
Ada dua cara untuk menjangkaunya: berkendara menyeberangi Jembatan Mahakam, atau melintasi Sungai Mahakam menaiki kapal mesin Tambangan (Rp 10.000 per orang) dari dermaga Pasar Pagi. Meski namanya mengesankan sebuah kompleks besar, Pusat Tenun Sarung Samarinda (Jl. Pangeran Bendahara, Gang Pertenunan 12) tak ubahnya rumah biasa di dalam gang. Di sini, para penenun memproduksi sarung bermotif tartan atau kotak-kotak dengan kombinasi beberapa warna cerah. Rampung dibuat, sarung berbahan sutra ini digulung begitu kecil menjadi seukuran kepalan tangan, lalu dijajakan seharga Rp250.000-1.000.000.

Depot Simpang menyajikan sate babi paling legendaris di Samarinda.

18:30 Depot Simpang
Namanya mencerminkan lokasinya: persimpangan jalan. Tapi banyak orang lebih mengenalnya sebagai “Depot Layto,” sesuai nama mendiang pemilik pertamanya. Depot Simpang (Jl. Pulau Sebatik 18), restoran yang buka sejak 1974, menyajikan hidangan Kanton. Menu favoritnya antara lain chasiu (sangat cepat ludes); sate babi saus kacang; bihun kuah; baikut (iga babi) sayur asin; mi goreng siram dengan topping chasiu; serta capcai goreng dengan udang air tawar, hati babi, hingga teripang. Kokinya kadang terdengar galak, tapi itu hanya karena dia kelewat sibuk memasak dan melayani.

Dejavu Kitchen, Bar & KTV merupakan salah satu klub malam paling ramai di kota ini.

22:30 Dejavu Kitchen, Bar & KTV
Memasukinya, pengunjung akan melewati restoran dan cigar lounge dengan koleksi yang relatif lengkap. Unik, karena orang Samarinda sangat jarang mengisap cerutu. Tiba di zona utama kelab, tersaji beberapa meja yang berpendar warna-warni dan berbaris memanjang dari lantai dansa ke muka panggung. Dejavu Kitchen, Bar & KTV (Jl. Panglima Batur 43) adalah satu dari hanya lima kelab malam bonafide di Samarinda. Jika tak ada acara, selalu ada dua DJ dan home band tampil bergantian saban malamnya, sementara Ladies Night Out bergulir tiap Rabu malam. Ruang-ruang karaoke yang lebih privat disebar di lantai atas.

Baca juga: Primadona dari Kalimantan TimurTur Susur Sungai di Kalimantan

Aneka kue dan gorengan yang ada di Depot Fresh.

MINGGU

07:00 Depot Fresh
Pujasera ini mulai padat selepas subuh dan tutup menjelang tengah hari. Setidaknya dua kali per pekan, rombongan warga Tionghoa senior berkostum seragam datang untuk sarapan usai berolahraga. Depot Fresh (Jl. Mulawarman 49) menjajakan antara lain soto banjar, nasi kebuli, bubur dan cakue, serta nasi kuning Samarinda dengan lauk telur pindang, ikan haruan (gabus), dan daging semur merah. Salah satu kreasi khasnya ialah kiamke, camilan berbahan dasar tepung beras dan sagu. Berbeda dari Jakarta dan sebagian Sumatera di mana kiamke berkuah saus dan ditaburi ebi, Depot Fresh menyajikannya dalam potongan kotak-kotak dengan saus merah.

wisata samarinda
Selain berfungsi sebagai tempat ibadah warga Tionghoa, Kelenteng Thien Ie Khong juga dijadikan cagar budaya Kalimantan Timur.

09:00 Kelenteng Thien Ie Kong
Sampai 10 tahun lalu, Kelenteng Thien Ie Kong (Jl. Yos Sudarso 21) merupakan satu-satunya kelenteng di Samarinda. Tak heran, selain melayani jemaah, kelenteng yang berdiri pada 1905 ini merupakan pusat aktivitas warga peranakan, apa pun agamanya. Kelenteng Thien Ie Kong dipersembahkan kepada Dewi Tianshang Shengmu, penguasa lautan sekaligus pelindung nelayan. Ada 12 altar dewa yang semuanya masih memajang patung versi orisinal—berkah di balik selamatnya kelenteng ini di zaman perang.

wisata samarinda
Citra Niaga menjadi salah satu tempat artistik di Samarinda, yang memadukan unsur tradisional dan modern.

12:00 Citra Niaga
Pamornya melambung usai diganjar Aga Khan Award for Architecture 1989. Walau sempat meredup pada pertengahan 2000-an, Citra Niaga (Jl. Drs. H.A. Waris Husain) kini berdenyut kembali sebagai pusat pemberdayaan ekonomi. Tempat ini menjajakan aneka kerajinan etnik khas Kalimantan Timur, mulai dari hiasan manik, sarung, hingga replika mandau yang bisa lolos petugas keamanan bandara. Silakan menawar. Dalam lima tahun terakhir, Citra Niaga mulai dimanfaatkan layaknya alun-alun untuk aneka kegiatan seni budaya. Mungkin memang itulah yang dibayangkan Antonio Ismael, sang arsitek, saat merancang ruang terbuka di tengah kompleks ini lebih dari 30 tahun lalu.

wisata samarinda
Karena baru dibuka pertengahan 2018 ini, koleksi yang ada di Museum Samarinda terbilang masih belum lengkap.

15:30 Museum Samarinda
Kehadirannya sudah lama dinanti. Museum Samarinda (Jl. Bhayangkara) menampilkan foto dan arsip sejarah permukiman bernama Samarendah, yang kemudian merekah jadi Kota Samarinda sekaligus Ibu Kota Kalimantan Timur. Di luar itu, tak banyak yang bisa dinikmati, sementara ini. Sejak dibuka pada pertengahan 2018, pihak pengelola masih terus mencicil dan melengkapi koleksi museum.

wisata samarinda
Tiap sore, warga lokal kerap menghabiskan waktu di Taman Tepian Mahakam untuk berolahraga, bersantai dan menikmati aneka kuliner, salah satunya adalah tahu tek tek telur.

17:30 Taman Tepian Mahakam
Membentang di sepanjang aliran Sungai Mahakam, Samarinda dijuluki Kota Tepian. Banyak area bantaran telah ditata untuk dimanfaatkan sebagai ruang rekreasi, salah satunya Taman Tepian Mahakam (Jl. Gadjah Mada). Usai melewati bagian yang paling merepotkan, yakni mencari tempat parkir, kita akan menemukan Air Mancur Ikan Pesut, anjungan dermaga kecil, instalasi lampion aneka bentuk, serta Monumen Tambangan. Sembari menyantap jajanan populer tahu tek-tek telur ceplok (Rp11.000 per porsi), nikmati panorama matahari terbenam dan bayangannya di Sungai Mahakam.

The post 48 Jam di Samarinda appeared first on DestinAsian Indonesia.

]]>
https://destinasian.co.id/48-jam-di-samarinda/feed/ 0