rinaldy yunardi Archives - DestinAsian Indonesia https://destinasian.co.id/tags/rinaldy-yunardi/ Majalah travel premium berbahasa Indonesia pertama Tue, 11 Mar 2025 02:41:39 +0000 en-US hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 Interview: Menteri Pariwisata Republik Indonesia Widiyanti Putri Wardhana Tentang Revitalisasi Kota Tua https://destinasian.co.id/interview-menteri-pariwisata-republik-indonesia-widiyanti-putri-wardhana-tentang-revitalisasi-kota-tua/ Wed, 12 Mar 2025 03:00:45 +0000 https://destinasian.co.id/?p=79632 Sebagai salah satu bentuk penghormatan sekaligus untuk menyemarakkan Tahun Baru Imlek 2025, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menggelar acara bertajuk “Wisdom in the Old Town: A Lunar Celebration” di House of Tugu, Kota Tua, Jakarta.

The post Interview: Menteri Pariwisata Republik Indonesia Widiyanti Putri Wardhana Tentang Revitalisasi Kota Tua appeared first on DestinAsian Indonesia.

]]>
Widiyanti Putri Wardhana (DestinAsian Indonesia/Joe Sabarto)

Bak melting pot, Jakarta menjadi ‘rumah’ bagi banyak etnis dan tradisi. Seiring waktu semuanya melebur menjadi satu dan membentuk kebudayaan baru. Kota Tua, Jakarta adalah salah satu wujud keberagaman budaya, agama, dan tradisi yang masih terjaga baik sampai saat ini.

Sebagai salah satu bentuk penghormatan sekaligus untuk menyemarakkan Tahun Baru Imlek 2025 yang diperingati pada 29 Januari 2025 lalu, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menggelar acara bertajuk “Wisdom in the Old Town: A Lunar Celebration” di House of Tugu, Kota Tua, Jakarta. Perhelatan ini menghadirkan fashion show bertema peranakan dari desainer-desainer Indonesia seperti Sebastian Gunawan, Adrian Gan, dan pameran perhiasan serta aksesori karya Rinaldy Yunardi yang terinspirasi oleh budaya Tionghoa dan keindahan warisan Nusantara.

Dalam acara tersebut, Menteri Pariwisata (Menpar) Widiyanti Putri Wardhana menegaskan komitmen Kementerian Pariwisata (Kemenpar) dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk merevitalisasi Kota Tua sebagai lokasi bersejarah serta pusat seni dan budaya yang dinamis.

Kepada DestinAsian Indonesia secara khusus, Menpar Widiyanti Putri Wardhana berbincang lebih mendalam tentang visi dan misi Kemenpar untuk mempromosikan dan merevitalisasi kawasan Kota Tua, Jakarta, sebagai salah satu destinasi unggulan yang kaya akan warisan budaya berkelas dunia.

Baca Juga: Hotel Vibrant Ramah Keluarga di Little India

DestinAsian Indonesia (DAI): Apa visi utama dari proyek revitalisasi ini?

Widiyanti Putri Wardhana (WPW): Visi utama revitalisasi Kota Tua adalah menjadikannya cagar budaya dengan nilai ekonomi tinggi, yang tetap menjaga karakter sejarahnya. Kota Tua harus lestari secara budaya, hidup secara ekonomi, dan kompetitif sebagai destinasi wisata global.

Revitalisasi seharusnya bukan sekadar perbaikan fisik, tetapi juga membangun ekosistem berkelanjutan, di mana sejarah tetap terjaga, pariwisata berkembang, dan ekonomi kreatif tumbuh. Kota Tua harus menjadi ruang yang menghubungkan masa lalu, masa kini, dan masa depan. Untuk mencapai visi ini, revitalisasi difokuskan pada peningkatan aksesibilitas dan mobilitas melalui penataan lalu lintas dan integrasi transportasi umum, serta penyediaan infrastruktur ramah pejalan kaki.

Enam belas Pengelolaan aset budaya memastikan warisan sejarah tetap terjaga sambil mendukung ekonomi kreatif, termasuk revitalisasi kawasan ikonik dan wisata maritim. Di sisi ekonomi, penguatan komunitas lokal dan industri kreatif membuka lebih banyak ruang bagi UMKM, seniman, dan pelaku budaya melalui bazar seni, galeri, dan event tahunan.

Terakhir, aktivasi Kota Tua sebagai pusat budaya dilakukan melalui festival, pertunjukan seni, dan museum interaktif untuk menghadirkan pengalaman yang lebih kaya bagi pengunjung. Dengan pendekatan ini, revitalisasi bukan sekadar penataan bangunan, tetapi menghidupkan kembali Kota Tua sebagai pusat budaya dan ekonomi kreatif yang tetap berakar pada sejarahnya.

Saya mengajak para pemangku kepentingan untuk bersama mengembangkan Kota Tua lebih lanjut. Masih banyak potensi yang dapat dioptimalkan, mulai dari penataan kawasan, integrasi transportasi, hingga penyelenggaraan acara berbasis sejarah dan kebudayaan. Dengan langkah-langkah strategis, Kota Tua dapat menjadi destinasi unggulan yang berdaya saing tinggi.

Baca Juga: Bali Jadi Pulau Terbaik dan Terfavorit DestinAsian Readers’ Choice Awards 2025

DAI: Proyek Revitalisasi Kota Tua sebenarnya sudah dicanangkan sejak 1970, dan terakhir pada 2022. Apa latar belakang dilanjutkannya kembali revitalisasi ini? Dan apa target utama dari revitalisasi kota tua ini?

WPW: Revitalisasi Kota Tua adalah langkah besar dalam menghidupkan kembali warisan budaya yang begitu dekat dengan kita. Sejak era 1970-an, berbagai upaya telah dilakukan, dan kini, dengan pendekatan yang lebih komprehensif, Kota Tua semakin siap menjadi destinasi wisata budaya kelas dunia.

Di 2022, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melanjutkan kembali revitalisasi Kota Tua dengan pendekatan yang lebih holistik. Saya meyakini bahwa ada tiga faktor utama yang melatarbelakangi langkah ini. Pertama, pelestarian warisan budaya. Kota Tua adalah saksi sejarah perjalanan bangsa, dan kita ingin memastikan bahwa nilai-nilai sejarah ini tidak hanya bertahan, tetapi juga bisa dinikmati oleh generasi mendatang.

Kedua, pengembangan daya tarik wisata. Kota Tua harus bisa menjadi pusat kegiatan ekonomi, seni, dan budaya yang berkelanjutan. Dan ketiga, mewujudkan kawasan yang lebih inklusif dan ramah lingkungan, melalui konsep ‘low emission zone’, yang memungkinkan Kota Tua menjadi lebih nyaman bagi pejalan kaki dan ramah lingkungan.

DAI: Bagaimana progresnya saat ini dan apa saja perubahannya sejak dulu sampai sekarang dari masa ke masa?

WPW: Sejumlah perbaikan telah dilakukan, mulai dari pembenahan infrastruktur seperti trotoar dan jalan, penataan ulang pedagang kaki lima, hingga penerapan zona rendah emisi. Selain itu, juga sudah lebih banyak integrasi dengan transportasi publik, sehingga akses menuju Kota Tua semakin mudah dan nyaman bagi wisatawan Nusantara maupun mancanegara.

Melihat hasil revitalisasi sejauh ini, saya yakin Kota Tua akan menjadi lebih dari sekedar tempat bersejarah, tetapi juga ruang publik yang lebih hidup, inklusif, dan nyaman bagi semua. Dengan pengalaman yang lebih kaya, akses yang lebih baik, serta kawasan yang lebih tertata, Kota Tua dapat menjadi ikon pariwisata budaya yang terus berkembang, menarik wisatawan domestik maupun mancanegara untuk datang, belajar, dan mengapresiasi warisan sejarah Indonesia.

DAI: Apa yang akan dilakukan di 2025 ini?

WPW: Di tahun 2025 ini pun, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersama Pemerintah Pusat terus mengembangkan Kota Tua.

Pengembangannya bukan hanya tentang pelestarian, tetapi juga membangun ekosistem yang mendorong pertumbuhan 9 industri kreatif, UMKM, serta sektor pariwisata berbasis budaya. Ada harapan besar bahwa Kota Tua dapat menjadi pusat aktivitas seni, budaya, dan ekonomi yang dinamis—di mana para seniman, pengusaha kreatif, dan komunitas lokal bisa berkembang dan berkontribusi pada perekonomian daerah.

Selain itu, Kota Tua memiliki potensi besar untuk menarik lebih banyak wisatawan internasional. Saya mendukung sekali adanya program dan event unggulan, seperti festival budaya, pertunjukan seni, dan aktivasi ruang publik, agar Kota Tua semakin hidup dan menarik bagi wisatawan.

Event “Wisdom in the Old Town” yang dilakukan Februari lalu menjadi salah satu contoh langkah konkret untuk menyoroti kekayaan budaya dan sejarah di Kota Tua agar dapat meningkatkan daya tarik terhadap wisatawan yang tertarik pada hal tersebut.

Baca Juga: Daftar Pemenang Best Hotel di Asia Pasifik DestinAsian Readers’ Choice Awards 2025

DAI: Selama ini banyak orang datang ke Kota Tua namun hanya untuk berfoto di spot instagramable, padahal ada museum penuh sejarah dan budaya yang bisa digali. Bagaimana tanggapan Anda terkait hal ini? Lalu bagaimana upaya untuk meningkatkan kesadaran pengunjung agar lebih mengeksplor serta paham sejarah dan budaya?

WPW: Fenomena ini adalah sesuatu yang wajar di era media sosial saat ini. Banyak orang tertarik dengan aspek visual dan estetika suatu tempat. Ini justru merupakan tantangan bagi Pemerintah untuk semakin membuat wisatawan tertarik akan sejarah dan budaya.

Menanamkan kesadaran sejarah di era globalisasi berarti menghadirkannya dalam format yang relevan dan mudah diakses. Sejarah bukan hanya tentang mengingat masa lalu, tetapi juga memahami bagaimana ia membentuk identitas kita hari ini.

Sehingga, sejarah, juga budaya, tidak bisa hanya disampaikan sebagai fakta, tetapi diceritakan dengan cara yang menarik dan bermakna. Kurasi konten, hands on experience, tur interaktif, augmented reality, juga pendekatan digital lainnya menjadi sangat relevan. Senang sekali melihat kurasi pengalaman yang sudah dilakukan di Kota Tua sejauh ini.

Salah satu contoh yang berkesan bagi saya adalah House of Tugu, bangunan bersejarah yang menghadirkan pengalaman eksplorasi sejarah dengan begitu hidup. Saat berkunjung, kita tidak hanya melihat artefak, tetapi juga merasakan perjalanan waktu melalui desain interior, seni, dan narasi yang menggambarkan interaksi budaya yang membentuk Jakarta hari ini.

Wisdom in the Old Town: A Lunar Celebration” di House of Tugu, Kota Tua, Jakarta. (Joe Sabarto/DestinAsian Indonesia)
DAI: Kota Tua sempat diajukan ke dalam warisan dunia UNESCO di 2018, namun gagal. Apakah dg proyek revitalisasi ini, ada keinginan untuk mencoba kembali pengajuan ke UNESCO?

WPW: Pengajuan Kota Tua sebagai Warisan Dunia UNESCO pada 2018 memang belum berhasil, tetapi hal itu bukan akhir dari upaya pelestarian dan pengembangan kawasan ini. Revitalisasi bukan hanya memperbaiki infrastruktur dan estetika, tetapi juga memperkuat nilai historis, keberlanjutan, dan keterlibatan komunitas— tiga aspek penting dalam kriteria UNESCO.

Namun, lebih dari sekadar mendapatkan status Warisan Dunia, yang terpenting adalah memastikan bahwa Kota Tua benar-benar menjadi kawasan berbasis sejarah dan budaya, yang terawat, berkelanjutan, dan memiliki manfaat bagi masyarakat.

Pengakuan UNESCO bisa menjadi bentuk apresiasi global, tetapi yang utama adalah bagaimana kita menjaga dan mengembangkan kawasan ini dengan standar yang tinggi.

 

The post Interview: Menteri Pariwisata Republik Indonesia Widiyanti Putri Wardhana Tentang Revitalisasi Kota Tua appeared first on DestinAsian Indonesia.

]]>