Singapore Airlines menyabet gelar maskapai terbaik di dunia 2023 dalam World Airline Awards, ajang garapan lembaga konsultan Skytrax. Ini merupakan gelar kelima Singapore Airlines secara beruntun.

Qatar Airways turun ke posisi kedua, menduduki posisi Singapore Airlines di 2022. Sementara ANA All Nippon Airways menduduki posisi ketiga, naik satu level dari tahun lalu. Pengumuman World Airline Awards dilangsungkan pada 19-25 Juni 2023 di Paris.

World Airline Awards mencakup 350 maskapai, tapi hanya 100 terbaik yang dilansir. Peringkat ini dilandasi pada survei kepuasan pelanggan oleh Skytrax. Survei ini diklaim diikuti oleh pengguna jasa yang mewakili 100 kebangsaan, walau jumlah riil respondennya tidak dilansir. 

Selain maskapai terbaik, World Airline memiiki beragam penghargaan turunan. Untuk kategori Best Cabin Crew, peringkat tiga besar dihuni oleh Garuda Indonesia, Singapore Airlines, serta ANA. Sementara untuk Best Low-Cost Airline, posisi puncak dihuni AirAsia, disusul oleh Scott dan IndiGo.

Selain itu, ada penghargaan untuk kualitas kabin. Untuk Best First Class, rangking satu diduduki oleh Singapore Airlines. Penghargaan Best Business Class diraih oleh Qatar Airways; Best Premium Economy oleh Eva Air; sementara Best Economy Class oleh Japan Airlines. 

Berikut daftar 10 maskapai terbaik di 2023:

1. Singapore Airlines
2. Qatar Ariways
3. ANA All Nippon Airways
4. Emirates
5. Japan Airlines
6. Turkish Airlines
7. Air France
8. Cathay Pacific Airways
9. EVA Air
10. Korean Air

The post ​10 Maskapai Terbaik di Dunia 2023 Versi Skytrax appeared first on DestinAsian Indonesia.

British Airways membuat terobosan baru untuk membuat bumi lebih hijau. Mulai tahun ini, maskapai Inggris ini mengajak penumpangnya untuk mendukung proyek
penghapusan karbon dioksida. Caranya dengan membeli carbon removal credit, baik sebelum, saat, ataupun setelah terbang.

Diumumkan dalam siaran pers British Airways, carbon removal credit bertujuan mendukung proyek-proyek yang bertujuan mencegah atau menghapus emisi. Inisiatif ini berbeda dari carbon offset yang berorientasi mengompensasi emisi.

Di tahap awal, ada dua proyek yang tercantum sebagai sasaran donasi British Airways, yakni penanaman bakau di Pakistan, serta “penangkapan” karbon sisa pembangkit listrik biomassa di Amerika Serikat.

Demi menjaga mutu, kedua proyek ini diklaim telah disertifikasi oleh lembaga independen. Proyek bakau disertifikasi oleh VCS (Verified Carbon Standard) dan CCB (Climate, Community & Biodiversity Standards). Sementara penangkapan karbon oleh Puro.

Untuk membeli carbon removal credit, penumpang awalnya perlu membuka platform CO2llaborate, lalu menghitung jumlah emisi dari penerbangannya. Setelah itu, penumpang bisa membeli kredit sesuai dengan emisi yang dihasilkannya.

“Pada 2019, saat kami berkomitmen mencapai target net zero carbon emissions pada 2050, kami mendapati carbon removals adalah vital untuk memenuhi agenda itu,” ujar Carrie Harris, Director of Sustainability British Airways. “

The post Terobosan Baru, British Airways Tawarkan Skema Carbon Removal appeared first on DestinAsian Indonesia.