post

Majalah travel premium berbahasa Indonesia pertama

DestinAsian Indonesia

[dropcap]R[/dropcap]aja Ampat merupakan salah satu kawasan paling menakjubkan di Indonesia yang kini telah diakui secara internasional sebagai UNESCO Global Geopark dan juga Cagar Biosfer Dunia.
Terletak di ujung barat Pulau Papua, kawasan ini mencakup empat pulau utama yaitu Waigeo, Batanta, Salawati, dan Misool. Keunikan geografisnya terlihat dari formasi karst yang spektakuler, terutama di daerah Wayag, Kabui, dan pulau-pulau kecil di bagian timur Misool.
Formasi tersebut terbentuk melalui proses geologi seperti patahan dan rekahan, yang memicu erosi dan membentuk pulau-pulau batu kapur yang sangat khas.
Baca Juga: <a href="https://destinasian.co.id/29-negara-eropa-akan-hilangkan-stempel-di-paspor">29 Negara Eropa Akan Hilangkan Stempel di Paspor</a>
Raja Ampat menyimpan sejarah geologi yang luar biasa, dengan batuan tertua di Indonesia yang berasal dari periode Silurian-Devonian, sekitar 443 hingga 358 juta tahun lalu. Lapisan batuan tersebut membentuk fondasi dari batuan kapur karstik yang kini mendominasi lanskap kawasan.
Proses karstifikasi yang terus berlangsung sejak zaman Kuarter menyebabkan terbentuknya gua-gua bawah laut yang kini menjadi lokasi penyelaman terkenal.
Selain itu, di dinding tebing kapur dan ceruk pantai ditemukan lukisan gua prasejarah, bukti penting adanya hubungan erat antara warisan geologi dan budaya manusia sejak ribuan tahun lalu.
Pengembangan kawasan geopark ini melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, masyarakat lokal, dan berbagai pemangku kepentingan.
Baca Juga: <a href="https://destinasian.co.id/the-chancery-rosewood-london-resmi-dibuka-1-september-2025">The Chancery Rosewood London Resmi Dibuka 1 September 2025</a>
Tujuan utamanya adalah untuk melestarikan kekayaan geologi dan nilai-nilai budaya yang ada, serta mengedukasi masyarakat dan pengunjung agar memiliki kepedulian terhadap keberlanjutan lingkungan. Pendidikan menjadi kunci utama dalam menjaga warisan bumi ini agar dapat diwariskan ke generasi mendatang.
Selain kekayaan geologinya, Raja Ampat juga diakui dunia karena keanekaragaman hayatinya yang luar biasa.
Kawasan ini berada di jantung Segitiga Terumbu Karang Dunia (Coral Triangle) dan menjadi rumah bagi lebih dari 75 persen spesies karang yang ada di dunia, sekitar 1.320 spesies ikan karang, dan lima jenis penyu laut yang terancam punah.
Ekosistem laut dan darat di Raja Ampat masih sangat alami, dengan 66 persen wilayah daratnya telah ditetapkan sebagai kawasan konservasi. Wilayah daratan ini meliputi tujuh wilayah konservasi utama seperti Waigeo Barat, Misool, Batanta, dan Kofiau.
Pada tahun 2023, Raja Ampat resmi ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark dan pada tahun 2024, kawasan ini kembali mendapat pengakuan sebagai Cagar Biosfer Dunia oleh UNESCO.
Status ini tidak hanya menegaskan pentingnya kawasan tersebut dalam hal konservasi dan keanekaragaman hayati, tetapi juga sebagai model pengembangan berkelanjutan yang melibatkan masyarakat lokal. Raja Ampat menjadi satu dari puluhan kawasan yang ditetapkan sebagai biosfer baru oleh UNESCO, dengan luas mencapai sekitar 135 ribu kilometer persegi.
Tujuan utama dari status biosfer ini adalah untuk menggabungkan tiga pilar utama: konservasi alam, pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, serta pendidikan dan penelitian ilmiah.
&nbsp;

Raja Ampat Masuk dalam Daftar Cagar Biosfer Dunia UNESCO