Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Makan dan Belanja di Pasar Santa

Cita rasa yang disajikan Mie Chino cukup berbeda dari mi ayam umumnya.

Mie Chino
Mengantongi gelar sarjana dari sebuah universitas di Australia tak lantas membuat Oka Diputra memilih untuk menjadi pegawai kantoran. Pria bertato ini memilih untuk membuka kedai mi ayam di Pasar Santa. “Awalnya dulu suka memasak mi ketika kuliah di Melbourne. Teman-teman bilang enak dan akhirnya membuka kios ini,” ujar Oka. Berbeda dengan mi ayam di kawasan Jakarta Selatan, tekstur mi yang digunakan Oka lebih tebal dan kenyal. Persis seperti yang sering ditemukan di penjual-penjual mi di Jakarta Barat atau kawasan Pecinan Jakarta. Satu porsi mi ayam disajikan bersama semangkok kecil sup. Tersedia juga tambahan bakso sapi.

Gerai Mie Chino yang selalu penuh di jam-jam makan.

Roti Eneng
Roti bakar. Produk yang dijual mungkin terdengar sepele, namun kualitasnya tak boleh diragukan. Roti Eneng ingin menyajikan roti bakar sesuai dengan apa yang sudah disajikan di keluarga pemiliknya selama lintas generasi. Roti tawarnya merupakan produksi sendiri dengan tekstur tebal dan lembut. Menu topping-nya beragam mulai dari racikan selai cokelat hingga menu paling simpel: gula dan mentega.

Ketan serundeng pedas. (Foto: Dinadya Rahma)

Ketan Pasar
Salah satu kios di Pasar Santa dengan antrean pembeli mengular selain ABCD dan Mie Chino. Kios ini menjual menu nasi ketan hangat dengan beragam pilihan topping mulai dari ikan asin pedas hingga hidangan pencuci mulut khas Thailand: mango sticky rice.>>

Show CommentsClose Comments

Leave a comment

0.0/5