Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Dua Kutub Hue

Keputusan Kaisar Gia Long untuk meletakkan ibu kotanya di pertemuan antara sungai, laut, pegunungan, floodplain, dan laguna, membuat rakyat dan generasi penerus mereka tidak kekurangan makanan di musim apa pun. Di musim semi, kaum pedagang sibuk menjajakan sayuran, kacang, terung, dan labu. Semuanya disemai oleh hujan dan deposit kaya nutrisi dari Sungai Perfume.

Dari subuh hingga magrib, kaum wanita bersepatu karet dan gerombolan pria perokok bertubuh kekar, berdatangan untuk membeli dan menjual labu, jantung pisang, dan bambu. Cabai merah Hue yang terkenal akan ketajamannya menumpuk di mana-mana dalam beragam tampilan: utuh, irisan, sambal ulak, cacahan. Daging unggas, babi, dan sapi yang baru didatangkan dari rumah jagal dibelah-belah menjadi potongan mini di atas talenan. Tumpukan kepiting hidup dengan cakar terikat menggerakkan matanya di hadapan pembeli. Di sekitarnya, ember plastik dihuni udang-udang yang bergerak gesit, serta kawanan lele yang memberontak putus asa.

Konsumen yang tak punya banyak waktu bisa membeli komponen siap pakai dari penyalur setempat: wanita-wanita yang berjongkok di depan ember dan menawarkan kemasan-kemasan berisi kaldu kerang dan kerang rebus dari Pulau Hen sebagai bahan bun hen, menu autentik Hue yang disajikan setiap hari di seantero kota. Isinya: daging tebal yang dituang ke atas nasi atau bihun, lalu ditumpuk daging kerang, campuran sayuran, kacang, sepotong pinggang babi goreng, selasih dan ketumbar, serta helaian keriting akar pisang muda.

Suasana makan malam di Khong Gian Xua; Tempat relaksasi di rumah kebun tradisional Tha Om.

“Untuk menu di piring kecil sekalipun, yin dan yang sangat penting,” kata Hoang Thi Nhu Huy, satu dari enam pakar kuliner nasional versi pemerintah Vietnam. “Semuanya harus seimbang. Jahe mewakili ‘panas’; kerang ‘dingin’. Warga Hue suka rasa asin dan pedas pada makanan, karena itulah mereka menambahkan ruoc—bahan lokal yang dibuat dari fermentasi khuyec, udang kecil, ditambah garam—serta cabai.” Seperti kebanyakan orang lokal, Nhu Huy berkarakter romantis dan ramah, dan dia menyelipkan analisisnya seputar poin-poin penting masakan Hue dengan kisah hidupnya dan tempat-tempat menarik di Hue, termasuk Saigon Morin, hotel yang konon dijadikan persinggahan bulan madu Charlie Chaplin. Warisan dari imperium Nguyen membuat Hue terkenal, tapi lanskap kota ini juga ditempa oleh Prancis, negara yang mengendalikan Vietnam dari 1887 hingga 1945. Banyak rumah-rumah mewah kolonial di seberang Citadel sekarang dihuni restoran dan galeri seni.

Selain bawang bakung, kentang, taragon, dan asparagus, Prancis memperkenalkan baguette, roti yang bisa diisi banyak bahan, mulai dari sosis babi, pâté, dendeng ayam, serta telur goreng sebagai bahan banh mi sandwich, menu Vietnam dengan proses pembuatan tercepat. Di Hue, tempat terbaik untuk menemukan sandwich panggang tersebut adalah vendor-vendor di kaki Jembatan Truong Tien, yang biasanya berjualan dari sekitar pukul 17 hingga larut.

Pengaruh Gallic yang paling nyata terekam di La Résidence, hotel yang menempati bekas kediaman gubernur Prancis. Di sini, restoran Le Parfum membangkitkan keglamoran masa silam sekaligus mengajak tamu menikmati Hue dari perspektif bangsa kolonial: haute cuisine Gallic dan Vietnam meluncur ke meja berhiaskan lilin dan peralatan makan perak, lalu disebar di atas taplak putih yang resik, kemudian dinikmati di hadapan Sungai Perfume dan Citadel.

DETAIL
Hue

Rute
Bandara internasional yang berjarak paling dekat dengan Hue berlokasi di kota Da Nang, sekitar 100 km di selatan, serta dilayani antara lain oleh Silk Air via Singapura dan AirAsia via Kuala Lumpur. Maskapai nasional Vietnam Airlines memiliki penerbangan ke Hue dari dua kota: Hanoi dan Ho Chi Minh City.

Penginapan
Dibangun pada 1930-an sebagai rumah utusan Prancis bagi istana, La Résidence Hôtel & Spa (5 Le Loi St.; 84-54/383-7475; la-residence-hue.com; doubles mulai dari $152) adalah penginapan premium di Hue, yang menaungi 122 kamar dan suite dalam desain glamor Art Deco. Pesonanya kian lengkap berkat servis yang tanpa cacat, spa yang memegang banyak penghargaan, serta kolam renang luas yang menghadap Sungai Perfume. Gelar penginapan tertua di kota dipegang oleh Hotel Saigon Morin (30 Le Loi St.; 84-54/823-526; morinhotel.com.vn; doubles mulai dari $100), hotel yang juga menawarkan sarapan buffet terbesar di Hue. Opsi lainnya adalah Pilgrimage Village (130 Minh Mang Rd.; 84-54/388-5461; pilgrimagevillage.com; doubles mulai dari $122), kompleks yang berjarak 4 km di selatan kota, di rute menuju makam Kaisar Minh Mang.

Makan & Minum
Ancient Hue 4/4/8 Lane 35, Pham Thi Lien St.; 84-54/359-0656.
Boi Tran Thien An Hill; 84-54/388-4453.
Khong Gian Xua 205 Dien Bien Phu St.; 84-54/388-6788.
Huyen Anh 52/1 Kim Long St.; 84-54/352-5655.
Le Parfum La Résidence, 5 Le Loi St.; 84-54/383-7475.
Mu Doi 71 Nguyen Trai St.; telepon tidak tersedia.
Tha Om 12/12 Nguyen Phuc Nguyen, Kim Long; 84-54/352-7810.