Features - DestinAsian Indonesia https://destinasian.co.id/features/ Majalah travel premium berbahasa Indonesia pertama Tue, 24 Jun 2025 06:55:13 +0000 en-US hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 Mengistirahatkan Tubuh, Menenangkan Jiwa dengan SWAY https://destinasian.co.id/travel-guide/bali-dining-mengistirahatkan-tubuh-menenangkan-jiwa-dengan-sway/ Mon, 23 Jun 2025 09:40:17 +0000 https://destinasian.co.id/?post_type=travel-guide&p=82707 Menyadari tren wisata saat ini adalah sleep tourism, Conrad Bali mendukung dengan program barunya SWAY atau terapi tidur di ayunan gantung.

The post Mengistirahatkan Tubuh, Menenangkan Jiwa dengan SWAY appeared first on DestinAsian Indonesia.

]]>
Conrad Bali Deluxe Pool View

Sejak beberapa waktu belakangan, sleep tourism menjadi tren tersendiri. Sleep tourism mengacu pada tren liburan yang fokus pada kualitas tidur dan relaksasi tubuh dan bukan pada kegiatan wisata yang padat seperti tren-tren sebelumnya.

Kini, banyak orang yang memanfaatkan momen liburan di hotel untuk memulihkan diri mereka dari kelelahan selama waktu bekerja. Tempat tidur yang empuk dengan selimut dan bantal yang lembut, ditambah dengan ruangan yang harum menjadi suasana pendukung momen istirahat yang bikin makin santai.

Tren ini bisa dilakukan di berbagai lokasi, termasuk Bali. Saat trip ke Bali beberapa waktu lalu, tak ada rasa ‘sayang’ harus sejenak ‘meninggalkan’ keriuhan Bali untuk relaksasi. Bukankah Bali adalah tempat untuk bersantai?

Menyepi di Pinggir Pantai Nusa Dua

Conrad Bali yang terletak di area Nusa Dua jadi pilihan saya untuk sejenak menyepi dari keramaian Bali. Saat masuk ke kamar bertipe deluxe king pool view, camilan tradisional yang disajikan dengan wadah bergaya tradisional dan berhias janur kelapa.

Kamarnya nyaman dengan kasur besar dan empuk di satu sisi dan di sisi lain terdapat meja kerja sederhana. Namun satu lagi yang membuat pengalaman menginap makin tenang adalah bathtub yang besar. Di resor ini, setiap tipe kamar pasti memiliki bathtub.

Baca Juga: Destinasi Sakura yang Patut Dikunjungi Sepanjang April-Mei 2025

Dengan luasan kamar 45meter persegi, tipe kamar ini juga memiliki balkon pribadi yang cukup besar. Ada sebuah kursi santai berbentuk bulat di bagian luarnya dan kipas angin untuk menghalau udara panas. Namun jangan sesekali berniat membuka pintu pembatas kaca ruangan luar dan dalam. AC akan otomatis mati saat pintu ini dibiarkan terbuka selama beberapa menit.

Namun tak cuma menyenangkan di dalam kamar, hotel ini juga memiliki berbagai restoran untuk menyenangkan perut, dari hidangan Indonesia dan Internasional di Suku, aneka hidangan seafood khas Bali di East Lobby Lounge, atau Rin yang menyajikan hidangan ala Jepang yang nikmat.

JIWA Sense – Chakra Balancing Healing Massage
Sleep Therapy

Berbeda dari layanan wellness hotel lainnya, Conrad Bali menghadirkan JIWA Wellness yang dikembangkan secara khusus.  Di sini, para tamu bisa menghilangkan stres mereka lewat fasilitas spa lengkap termasuk sembilan ruang perawatan, dua vila spa, ruang uap, sauna, pusaran air, kolam rendam hidro, dan tempat perawatan kuku, dan kolam renang pribadi spa sepanjang 25 meter.

Menyadari tren wisata saat ini adalah sleep tourism, Conrad Bali mendukung dengan program barunya SWAY.  Di bawah bimbingan ahli penyembuh tetap Conrad Bali dan anggota World Pranic Healing Foundation, Dewa Ayu Mas Damayanti, saya bersiap untuk mendapatkan pengalaman tidur yang lebih nyenyak dan pulas. SWAY memadukan teknik kuno dan kontemporer yang disebut bisa meningkatkan kualitas tidur seseorang.

Baca Juga: 10 Bandara Terbersih di Dunia 2025

Saat masuk ke dalam spa untuk SWAY, saya melihat beberapa ayunan kain yang digunakan sebagai tempat tidur. Di bagian bawahnya ada bantal empuk dan juga selimut hangat yang cukup berat. Aroma terapi juga diberikan nyalakan untuk memberikan perasaan nyaman selama terapi.

JIWA Sense – SWAY

Namun sebelum terapi dimulai, Dewa Ayu Mas mengajak saya untuk bermeditasi sejenak menggunakan singing bowl.

Setelahnya, saya menuju tempat tidur ayun, sebuah bantal empuk diletakkan di bawah kepala agar nyaman dan juga penutup mata. Sesaat kemudian, selimut berat diletakkan. Selimut yang dipilih memang sengaja memiliki beban tersendiri agar tubuh jadi lebih nyaman. Rasanya, mirip seperti pelukan pasangan.

Suara Ayu Mas yang memandu saya untuk mulai perlahan-lahan masuk dalam zona nyaman bawah sadar. Tempat tidur gantung pun perlahan-lahan mulai diayun ke kiri dan ke kanan secara perlahan untuk masuk ke alam tidur pulas. Sesi berlangsung selama 60 menit dengan suasana yang menenangkan.

Para tamu bisa tidur nyenyak selama sesi, namun saya tidak sampai tertidur. Meski demikian, saya merasakan pengalaman yang luar biasa tenang dan menyenangkan. Di akhir sesi, sebuah pijatan lembut akan diberikan terapis di area punggung dan kepala untuk mengembalikan kesadaran agar siap beraktivitas.

Ternyata, di periode bulan genap, para tamu bisa meminta relaksasi tidur ini dilakukan di bawah naungan bintang-bintang dan di alam terbuka. Anda bisa menikmati tidur di tempat tidur gantung kepompong yang diayun kemudian dipijat.

 

 

The post Mengistirahatkan Tubuh, Menenangkan Jiwa dengan SWAY appeared first on DestinAsian Indonesia.

]]>
Dine In: Ubud Fine Dining Restaurant, Syrco BASÈ https://destinasian.co.id/travel-guide/bali-dining-dine-in-ubud-fine-dining-restaurant-syrco-base/ Mon, 23 Jun 2025 09:40:15 +0000 https://destinasian.co.id/?post_type=travel-guide&p=82706 Two Michelin star chef Syrco Bakker mengubah lansekap kuliner Indonesia dengan membuka Ubud fine dining restaurant, Syrco BASÈ.

The post Dine In: Ubud Fine Dining Restaurant, Syrco BASÈ appeared first on DestinAsian Indonesia.

]]>
Syrco BASÈ , Ubud fine dining restaurant

Two Michelin star chef Syrco Bakker mengubah lansekap kuliner Indonesia, khususnya Ubud menjadi kelas dunia. Syrco menghadirkan Syrco Base sebagai salah satu bagian Ubud fine dining yang menarik. Base dalam Syrco BASÈ  ini dilafalkan seperti base dalam bahasa Bali (contoh base genep), bukan seperti base dalam bahasa Inggris.

Ini menjadi salah satu bentuk keterikatan Syrco Bakker dengan Bali.

Syrco BASÈ resmi dibuka sejak 21 Januari 2024 lalu di Ubud, Bali. Berbeda dengan restoran lainnya, chef asal Belanda ini membuat restorannya menjadi sebuah culinary hub dan digawangi oleh para profesional di bidang kuliner, sommeliers, mixologist, arsitek, seniman, dan desainer.

Terletak di area yang dikelilingi sawah dan lahan pertanian, area depan restorannya merupakan sebuah toko kerajinan ramah lingkungan. Masuk ke area dalam, sebuah kebun dengan beragam tanaman. Di sebelahnya terletak restoran utama dan area di sampingnya terdapat bar di bangunan yang berbeda.

Saat itu, sudah hampir malam di Bali. Saya datang ke restoran ini pukul 18.30 WITA. Ubud fine dining ini memang buka saat makan malam dengan set menu-nya. Namun sejak Februari 2025 lalu, restoran ini mengembangkan pengalaman kulinernya dengan menghadirkan menu makan siang dan ala carte. Hanya saja, khusus menu lunch dan ala carte hanya disajikan pada Jumat dan Sabtu dari pukul 12.00-14.00 WITA.

Baca Juga: Mengistirahatkan Tubuh, Menenangkan Jiwa dengan SWAY

Set course dinner

Malam itu, set course dinner jadi pilihan. Secarik kertas di meja yang berisi soal panduan hidangan malam itu membuat saya berpikir, bagaimana sang chef menggunakan bahan-bahan tersebut untuk olahan hidangan Indonesia namun berwujud fine dining.

Hidangan yang didominasi dengan seafood ini disajikan dalam visual yang menarik. Porsinya tidak terlalu besar, mengingat ini adalah hidangan fine dining. Salah satu menunya adalah ikan hamachi segar. Irisan daging yang tebal disajikan dengan irisan tomat dan garnish dedaunan dan bebungaan. Saus yang dibuat dari campuran miso dan jahe menjadi penyeimbang dan penguat rasa ikan. Tambahan jahe di dalamnya membuat ikan tak terasa amis.

Taro rosti juga jadi highlight dalam set menu ini. Lapisan taro rosti yang tipis memberikan sensasi tekstur yang paling disukai orang Indonesia: renyah. Untuk menghasilkan ledakan rasa yang lebih kuat, spiny lobster yang kenyal dan creamy dengan tambahan chives membuatnya jadi nikmat.

Sekilas mungkin hidangan itu tak terlihat dan tak terdengar seperti makanan Indonesia. Namun Syrco Bakker menghadirkan hidangan kombinasi antara western dan Indonesia. Hidangan Indonesia yang dihadirkan antara lain sea bass sambal hijau, beef tartare rendang style dan keripik tempe, oyster with daun cemcem asli Bali, acar, sampai soto ayam.

Highlight lain dalam sesi makan ini terlihat di main course yang istimewa, banteng tenderloin. Tenang saja, Anda tak akan makan daging banteng, melainkan sapi. Ya, menu ini dibuat dari dari daging sapi seperti layaknya steak tenderloin pada umumnya. Namun kata Banteng ini merujuk pada ‘labeling’ sapinya.

Daging sapinya diolah dengan menggunakan tarragon dan dihidangkan dengan barbeque cabbage, kacang kenari, base emas mansur rice, sambal merah, pickled garlic, dan acar.

Semua hidangan ini memiliki visual yang sangat menarik dan cantik. Namun core dan benang merah utamanya terletak pada garnis dedaunan dan juga edible flowers.

Jika ingat kebun kecil di depan restoran, tanaman herba, edible flowers, dan beberapa bumbu dapur ini jugalah yang ditanam di sana. Ini memang menjadi prinsip Syrco Base yaitu traceability, nature, dan transparency.

Prinsip ini juga yang membuat Ubud fine dining restaurant milik 2 michelin starred chef ini bekerjasama dengan petani dan nelayan lokal untuk menghadirkan bahan baku berkualitas dan segar.

Dessert Lounge

Usai menikmati hidangan lezat dengan segelas wine pairing yang saling melengkapi, kini saatnya beranjak untuk pindah area untuk menikmati dessert. Lounge dengan nuansa yang sedikit lebih santai dan relax di lantai atas menjadi lokasi tamu-tamu untuk menikmati cocktail dan dessert.

Di sini saya sedikit bersantai sembari menikmati pineapple coconut yogurt and lemon dan milk chocolate mulberry caramel dengan segelas cocktail khas dari Ubud fine dining restaurant,  Syrco BASÈ.

Syrco BASÈ :

Jl. Sri Wedari No.72, Ubud, Bali Telp: 0822-2712-2250

The post Dine In: Ubud Fine Dining Restaurant, Syrco BASÈ appeared first on DestinAsian Indonesia.

]]>
Dine In: Lulu Bistrot, Canggu https://destinasian.co.id/travel-guide/bali-dining-dine-in-lulu-bistrot-canggu/ Mon, 23 Jun 2025 09:40:12 +0000 https://destinasian.co.id/?post_type=travel-guide&p=82710 ulu Bistrot, restoran bergaya Prancis, menyuguhkan pengalaman kuliner berkelas di tengah keramaian kawasan Batu Bolong. Dengan aura Parisian yang kental, Lulu…

The post Dine In: Lulu Bistrot, Canggu appeared first on DestinAsian Indonesia.

]]>
Interior Lulu Bistrot Canggu. (Foto: Lulu Bistrot)

Lulu Bistrot, restoran bergaya Prancis, menyuguhkan pengalaman kuliner berkelas di tengah keramaian kawasan Batu Bolong. Dengan aura Parisian yang kental, Lulu Bistrot mengusung gaya bistro kontemporer yang menyajikan masakan Prancis dengan cita rasa yang kompleks.

Terinspirasi dari Lake Grand Café de Paris, Lulu Bistrot memancarkan atmosfer sophisticated tanpa kesan mewah yang ‘intimidating’. Sentuhan hangat dari staf yang ramah membuat suasana tetap santai dan welcoming.

Restoran berpalet beige dan cokelat ini mudah menarik perhatian, terutama dengan beberapa parasol putih bertuliskan “Lulu” yang menaungi area outdoor. Ketika golden hour tiba, cahaya keemasan masuk menembus jendela kaca, menambahkan kesan estetika di dalamnya.

Baca Juga: China Southern Airlines Luncurkan Penerbangan Langsung Guangzhou-Surabaya

Sementara itu, area outdoornya menawarkan dua pemandangan menarik: lalu lintas Jalan Batu Bolong yang sibuk, dan mixologist yang sibuk meracik cocktail di Bar at Lulu. Kala itu, saya memilih duduk di area indoor, dekat jendela dan pintu masuk. Dari posisi ini, dapur terbuka di ujung ruangan terlihat jelas, tempat para chef beraksi menyajikan makanan.

Jika visualnya sudah memikat, maka sajian makanannya pun tak kalah mengesankan. Lulu Bistrot menyajikan hidangan khas Prancis yang kaya rasa namun tetap bersahabat. “Kita menyajikan French food with no fuss, itu core Lulu Bistrot,” ujar Chef Fido, Sous Chef di Lulu Bistrot.

Untuk pembuka, Potato Croquettes jadi comfort dish yang memanjakan lidah. Kentang lembut dengan lapisan luar yang renyah, dipadukan dengan irisan pork dry-aged sebagai topping dan saus gurih, menciptakan rasa yang hangat dan umami.

Berikutnya, Calamars aux Merguez. Potongan calamari dipadukan dengan merguez homemade, teksturnya crispy dan rasanya smokey. Rasa asam dari jeruk nipis dan kehadiran bayam memberi sentuhan segar, menciptakan rasa yang balance.

Sebelum masuk ke hidangan utama, saya menyesap Lulu French Martini untuk menyapu sisa-sisa rasa yang tertinggal di palate. Cocktail ini dibuat di Bar at Lulu. Selain Lulu French Martini, Lulu Bistrot menyajikan berbagai signature cocktail seperti Café Manhattan, Bee’s Wax Aged Vieux Carré, dan Plantain Old Fashioned.

Baca Juga: Capella Taipei, Properti Pertama Capella di Taiwan

Chocolate Peanut. (Foto: Lulu Bistrot)

Menu utama, Steak au Poivre with Black Truffle, tampil menggoda. “Kita pakai flank steak, disajikan dengan peppercorn sauce dan watercress salad,” jelas Chef Fido. Steak berlumur saus poivre terasa creamy dan beraroma. Truffle yang digunakan bersifat musiman, menjadikan sajian ini istimewa dan eksklusif.

Untuk penyeimbang, saya memesan Salade de Tomates yang terdiri dari tomat organik, salad timun, rose jelly, dan crème fraiche. Kombinasi ini terasa segar, zesty, ringan, dan menyatu apik dengan menu utama.

Petualangan rasa kala itu ditutup dengan Chocolate Peanut menjadi dessert yang memikat. Paduan antara krim cokelat, saus kacang yang nutty, remah cookies, dan butterscotch menghadirkan rasa manis yang pas. Potongan stroberi memberi keseimbangan dengan rasa asam segarnya. 

Lulu Bistrot.

Lulu Bistrot :

Jl. Pantai Batu Bolong No.72, Canggu, Kec. Kuta Utara, Kabupaten Badung, Bali 80361

The post Dine In: Lulu Bistrot, Canggu appeared first on DestinAsian Indonesia.

]]>
Dine In: Kindling https://destinasian.co.id/travel-guide/bali-dining-dine-in-kindling-2/ Mon, 23 Jun 2025 09:40:11 +0000 https://destinasian.co.id/?post_type=travel-guide&p=82713 allian Gunawan mungkin mengasosiasikan dirinya sebagai sebatang kayu kecil yang digunakan untuk menyalakan api. ‘Api’ inilah yang kemudian menjadi asal mula…

The post Dine In: Kindling appeared first on DestinAsian Indonesia.

]]>
dining hall (Photo: Jason Wong)

Vallian Gunawan mungkin mengasosiasikan dirinya sebagai sebatang kayu kecil yang digunakan untuk menyalakan api. ‘Api’ inilah yang kemudian menjadi asal mula restoran fine dining, Kindling di Cikini.

Menempati sebuah rumah bergaya kolonial di kawasan Cikini milik Lily Kasoem, putri Atjoem Kasoem atau yang dikenal sebagai A.Kasoem sang pengusaha kacamata sekaligus ahli optik pertama di Indonesia. Rumah bersejarah dari 1900 ini hanya dipugar tak diubah untuk mempertahankan bentuk asli dan juga bentuk penghormatan terhadap sejarah.

Mempertahankan bentuk rumah ini nyatanya juga menjadi sebuah bagian dari kisah kuliner yang diangkat oleh Kindling, di mana masa lalu yang penuh kenangan dan kenyamanan bertemu dengan modernitas yang indah. Buatnya, penting untuk menunjukkan jati diri restorannya di sana tanpa membuang identitas rumah tersebut.

Cita Rasa Asia dan Tafsiran ala Prancis

Vallian yang memulai karier kulinernya sebagai part-time kitchen staff sampai berbagai restoran kelas dunia seperti L’Atelier de Joel Robuchon, Saint Pierre, Odette Restaurant di Singapura, Soasons Restaurant di Hong Kong ini kemudian kembali ke Indonesia dan berkarier di Bali. Sebelum Kindling, dia membuka SKOOL Kitchen di Bali.

“Banyak teman yang bilang ke saya, kenapa tidak coba di Jakarta untuk coba sesuatu yang baru,” ucapnya saat menjamu kami, beberapa jam sebelum dia tenggelam dalam kesibukannya di dapur.

Val yang awalnya menyebut tak terlalu paham dengan lanskap kuliner Jakarta pun berpartner dengan BIKO Group untuk membuka Kindling yang berkonsep fine dining pada 23 Desember 2024 lalu.

“Kindling menggambarkan ranting atau tongkat kecil yang mudah terbakar untuk menyalakan api. Itu menjadi semangat kami, menjadi awal yang penuh harapan untuk sesuatu yang hebat,” kata Vallian.

Meski mengaku bahwa dulunya Jakarta tak pernah masuk dalam ‘radar kulinernya’ Kepercayaan dirinya untuk menghadirkan hidangan fine dining di area Cikini sangatlah tinggi. Tengok saja sekitar area ini. Cikini menjadi salah satu area rekomendasi dan tujuan pada pencinta kuliner yang ingin menikmati berbagai restoran, bar, dan kaki lima yang legendaris dan enak.

Namun, bagaimana dengan sebuah restoran fine dining di Cikini?

“Di sini tiap sudut punya hal yang berbeda, ada restoran yang menyenangkan di sini, ada kedai bakmi. Ini sangat kontras, vibrant, sangat bagus untuk dilihat.”

Lahir di Medan, Val ingin membawa semua hidangan Asia ke rangkaian tasting menu-nya dengan pendekatan teknik Prancis yang selama ini dipelajarinya. Selain teknik Prancis, ada banyak pengaruh dari hidangan Tiongkok, Jepang, dan Asia Tenggara lain yang dikuliknya dan dipadukan dengan teknik memotong dan memasak dari Prancis.

Kenangan Lama Bersemi Kembali

Memasuki rumah bersejarah Cikini sudah membuat mata saya terbuka lebar, halaman yang luas, sekat rumah dan interior klasik lengkap termasuk lampu jadul yang masih asli dengan artwork Indra Dodi, Xu Beihong’s, dan foto-foto John Navid menambah vibe Indonesia.

Saya dibawa ke ruang tamu yang klasik namun elegan dengan furnitur dominan kayu dekat jendela-jendela tua yang besar. Nuansanya hangat dan bersahabat. Ditemani artwork Color of Face #2 karya Indra Dodi, amuse bouche yang terdiri dari tuna tartare, chicken liver parfait, dan turnip cake disajikan bersamaan. Mulailah dengan tuna tartare yang ringan dan dibalut dengan kulit pastry tipis yang renyah dan semburat rasa asam jeruk yang menyegarkan.

Lanjuitkan dengan chicken liver parfait yang disajikan di atas toast yang dibentuk seperti biskuit panjang renyah. Di bagian atasnya parfait chicken liver disandingkan dengan mulberry dan green apple. Terlihat manis bak dessert yang berwarna, tingkat ketelitian dan attention to detail Val patut diacungi jempol. Sebagai small bites terakhir, turnip cake yang dibentuk menyerupai tartlet disajikan dengan saus XO, ebi dan lap cheong. Secara pribadi, hidangan ini justru membangkitkan memori saat kecil ketika ibu saya pulang dari pasar dan membawa oleh-oleh sunpia udang yang renyah dan gurih.

Usai small bites di living room, saya diajak untuk pindah ke ruangan selanjutnya, dining room. Kindling memang punya konsep unik untuk fine diningnya. Para tamu tak hanya berdiam di satu tempat dan menikmati rangkaian makanan yang disajikan berurutan selama beberapa jam.

Di dining room, nuansa yang sedikit lebih modern dengan kursi tinggi dan sofa besar mengelilingi see-through kitchen yang dibatasi oleh kaca tebal. Namun semua pelanggan bisa dengan jelas melihat aksi para chef termasuk Val untuk ‘meramu kenangan masa kecilnya’ lewat signature 8 courses-nya.

Dimulai dengan kombujime hamachi yang disajikan dengan bengkuang dan saus kecombrang. Meski menggunakan berbagai bahan khas Indonesia, namun tampilannya terlihat hidangan di restoran kelas dunia. Saat ini, mereka menggunakan 40% bahan impor dan 60% lokal, sedangkan ikannya sendiri didatangkan dari beberapa tempat termasuk Bali untuk menjamin kesegarannya.

Saya memilih kombucha sebagai pairing-nya. Untuk hidangan ini mereka menghadirkan jasmine kombucha dan kecombrang tonik homemade. Terus terang, saya agak skeptis dengan combo kecombrang dari kombucha dan saus ikannya. Sama-sama punya cita rasa yang kuat, kecombrang 2 hidangan mungkinkan terlalu over? Rupanya, Val berhasil mengurangi kepekatan aroma dan rasa kecombrang menjadi lebih samar lewat penggunaan espuma untuk kombuchanya.

Val kembali ke meja saya dan menyajikan crab custard. Sekilas tampilannya mirip dengan egg custard yang lembut dan gurih. Namun kali ini egg digantikan dengan daging kepiting roe sauce dan bafun uni yang segar. Namun di dalamnya, dia juga menambahkan black moss yang tipis dan lembut untuk membuatnya sedikit lebih kental dan bertekstur kenyal. Ini jadi salah satu hidangan favorit saya dengan sensasi rasa yang gurih, kenyal, namun tak pekat.

Hidangan demi hidangan terus berdatangan dalam rentang waktu 4 jam bersantap. Dari bbq kinmedai dengan paste smoked onion dan seaweed beurre blanc, veal sweetbread yang diolah dengan saus santan untuk menghadirkan rasa bumbu taliwang yang pedas namun ada rasa segar dari jeruk limau, dan uniknya mereka juga menyajikannya dengan kue beras Indonesia yang digrill.

Sebelum masuk ke dalam menu utama, glazed brioche yang disajikan dengan cultured butter homemade menjadi selingan yang menyenangkan. Aroma jeruk yang menyegarkan berpadu dengan olesan madu lengket dan kehangatan brioche Braud Artisan Bakery, sister company Kindling yang empuk menjadi sensasi tersendiri. Sebenarnya tak perlu butter tambahan untuk menikmatinya, tapi sayang rasanya jika tak mencicip butter homemade mereka.

amuse-bouche (Photo: Jason Wong)

Sajian menu utama memiliki dua pilihan protein, bebek atau beef. Saya mencoba keduanya, namun Carrara 640 beef yang disajikan dengan carrot pure, potato fondant yang digrill sampai smokey serta beef consome jadi unggulan malam itu.

Perlahan hidangan nyaris usai, paofan yang aslinya merupakan hidangan rumahan yang dibuat para istri di rumah menjadi comfort food tersendiri. Dia mencampurkan dua jenis beras yaitu beras Jepang dan beras Thailand yang dimasak dengan tambahan crumb untuk memberikan tekstur. Tambahan helaian sea cucumber, black winter truffle yang royal dan ikan fish maw serta siraman double chicken broth memang benar-benar menghangatkan perut dan juga hati.

Sebagai penutup, Val menyajikan earl gret yang dibuat sebagai palate cleanser dengan tambahan mandarin dan kumquat. Ini disajikan sebelum sunchoke yang terbuat dari artichoke Yerusalem dipadukan dengan brown butter crisp, barley porridge, granola, sorgum, dan caramel drizzle yang manis.

Usai hidangan di dining room, saya dibawa ke bar. Di sini, saya menikmati brown butter madeleine, pineapple choux, sour plum pate de fruit, dan hazelnut bonbon yang manis.

The post Dine In: Kindling appeared first on DestinAsian Indonesia.

]]>
Checking in: Umana Bali, LXR Hotels and Resorts https://destinasian.co.id/travel-guide/bali-hotel-checking-in-umana-bali-lxr-hotels-and-resorts/ Mon, 23 Jun 2025 09:40:10 +0000 https://destinasian.co.id/?post_type=travel-guide&p=82709 uaca panas tak menghentikan langkah saya ke Bali. Pulau yang baru saja dinobatkan sebagai Top Island Destination oleh DestinAsian Readers’ Choice…

The post Checking in: Umana Bali, LXR Hotels and Resorts appeared first on DestinAsian Indonesia.

]]>
Ruang tamu villla dengan akses langsung ke area outdoor. (Foto: Umana Bali)

Cuaca panas tak menghentikan langkah saya ke Bali. Pulau yang baru saja dinobatkan sebagai Top Island Destination oleh DestinAsian Readers’ Choice Awards ini memang tak pernah kehilangan pesonanya.

Bangunan berornamen khas Bali di sepanjang jalan, langit cerah yang membentang, serta udara yang menguar aroma garam dari laut semakin membangkitkan semangat saya untuk mengeksplor tiap sudut pulau ini.

Perjalanan membawa saya ke Tebing Ungasan, tempat sebuah resor mewah yang baru berumur dua tahun berdiri kokoh di ketinggian dengan pemandangan Samudra Hindia, Umana Bali, LXR Hotels and Resorts. Umana Bali merupakan properti LXR pertama di Asia Tenggara. Setelah renovasi besar-besaran, Umana Bali hadir dengan nuansa baru yang lebih modern namun tetap mempertahankan sentuhan Bali yang autentik.

Saya memasuki lobinya yang teduh nan modern, gemericik air pancuran dan angin sepoi-sepoi yang melegakan raga dari terik matahari. Segelas welcoming drink dan sepotong kue menyambut, bersamaan dengan Bli Bisma dari resor memasangkan saya gelang Tridatu, sebuah lambang perlindungan dan keberuntungan.

Baca Juga: 10 Negara Paling Bahagia di Dunia 2025

Tak butuh waktu lama untuk melalui proses check-in, saya diantar menyusuri komplek Umana menuju vila One Bedroom Ocean Pool Villa tempat saya akan bermalam.

Dari halaman berbatu kali, saya masuk ke ruang tamu yang terhubung dengan ruang makan dan mini pantry. TV 65 inci menempel di dinding, sementara pintu kaca setinggi langit-langit langsung mengarah ke area outdoor.

72 vila di resor di sini memiliki kolam renang dengan jacuzzi dan gazebo pribadi, termasuk di One Bedroom Ocean Pool Villa. Para tamu dapat langsung mengakses kolam renang melalui high-ceiling door di kamar tidurnya.

Tamu juga bisa melipir ke jalan setapak menuju outdoor shower yang juga terhubung ke kamar mandi dengan bathub, lengkap dengan amenitas Botanical Essential yang wanginya menyegarkan.

Yang bikin senang, Umana Bali tidak perlu effort ekstra untuk membuat tamunya betah di vila. Desain ruangannya dibuat tidak neko-neko, minimalis namun modern dengan detail ornamen khas Bali yang menempati rak-rak kayu dan mempercantik ruangan dan membuat semuanya ‘feels like home.’

Perasaan nyaman juga saya dapatkan dari keramahan para staf yang tidak berhenti membuat saya tersenyum setiap kali bertemu.

Kulineran dengan pemandangan laut dan pantai

UMA Beach House, anak bungsu Umana Bali yang baru beroperasi akhir tahun 2024, jadi daya tarik utama gerai kuliner di Umana Bali.

Tak seperti beach club kebanyakan, tempat ini mengusung konsep ramah keluarga dengan suasana yang lebih santai. Saya menikmati hidangan sambil diiringi alunan live saxophone, sambil memandangi turis-turis yang menikmati sepoi-sepoi angin Pantai Melasti.

Menu di sini cukup beragam, mulai dari hidangan laut segar hingga pilihan comfort food ala Mediterania. Saya mencicipi beberapa hidangan unggulannya; Grilled Jimbaran Lobster dengan garlic butter dan rempah-rempah khas Bali, serta Tuna Tartare yang disajikan dengan alpukat dan citrus dressing yang menyegarkan.

Untuk minuman, Uma Beach House menghadirkan signature cocktail seperti Coconut Negroni dan Melasti Spritz yang terinspirasi dari nuansa pantai Bali.

Oliverra Restaurant di Umana Bali bisa jadi pilihan yang tepat ketika tamu ingin menikmati pengalaman dining with sunset view. ‘Menu utama’ di restoran ini mungkin justru pemandangan matahari terbenamnya, saking indahnya, hampir mendisctract saya untuk memesan makanan.

Meski begitu, makanannya tak kalah menggugah selera. Kreasinya boleh diadu, mulai dari Burnt Barramundi dengan mandarin confit dan citrus puree, Grilled Scallop dengan corn puree dan herbs oil, hingga Kwami Wagyu MB9+ yang disajikan dengan truffle mashed potato, truffle, dan murel.

Bergeser ke Commune Restaurant, yang menyediakan hidangan buffet untuk sarapan. Beberapa menu yang menarik perhatian antara lain aneka olesan madu lokalnya, kudapan Nusantara yang beragam, hingga sourdough homemadenya yang nagih.

Lohma Massage di Lohma Spa. (Foto: Lohma Spa)
Aktivitas resor, mulai dari spa hingga coffee tasting

Lebih dari konsep spa pada umumnya, layanan Lohma Massage di Lohma Spa punya teknik pijat meenggunakan gemstone hangat dengan essential oil yang menenangkan. Tidak butuh waktu lama sejak berbaring, saya langsung terlelap di tengah proses massage yang melegakan otot dan badan.

Selain massage, Lohma Spa menjual berbagai macam essential oil dan gemstone, serta pernak-pernik spa lainnya. Sebuah pilihan yang pas untuk menyehatkan badan sambil berburu oleh-oleh ciamik.

Cooking class di Commune Restaurant. (Foto: Umana Bali)

Salah satu aktivitas favorit saya di Umana Bali adalah cooking class bersama chef resor. Kali ini, saya belajar membuat sate lilit dan sambal matah. Sesi memasak ini bukan sekadar belajar resep, tapi juga kesempatan bertukar cerita seputar kuliner Bali.

Dari obrolan santai dengan chef, saya mendapat banyak wawasan baru, termasuk tentang lawar darah, hidangan tradisional yang tak semua orang berani coba.

Selain kelas memasak, Umana Bali juga menawarkan pengalaman mencicipi arak Bali dan coffee tasting dengan bahan-bahan dari produsen lokal. Sebuah cara menarik untuk mengenal lebih dalam kekayaan rasa dari pulau ini. (chs)

The post Checking in: Umana Bali, LXR Hotels and Resorts appeared first on DestinAsian Indonesia.

]]>
6 Restoran di Ubud: Tribute untuk Bali https://destinasian.co.id/travel-guide/bali-dining-6-restoran-di-ubud-tribute-untuk-bali/ Mon, 23 Jun 2025 09:40:08 +0000 https://destinasian.co.id/?post_type=travel-guide&p=82717 bud adalah tempat pelarian terdekat untuk sedikit mendapatkan ketenangan dari hiruk pikuk Jakarta di long weekend. Sama seperti upaya mencari ketenangan…

The post 6 Restoran di Ubud: Tribute untuk Bali appeared first on DestinAsian Indonesia.

]]>
Salah satu hidangan di Syrco Base (Foto:Instagram/SyrcoBase)

Ubud adalah tempat pelarian terdekat untuk sedikit mendapatkan ketenangan dari hiruk pikuk Jakarta di long weekend.

Sama seperti upaya mencari ketenangan batin, pencarian akan berbagai hidangan lezat untuk memenuhi kebahagiaan jasmani rasanya bukan hal yang berlebihan.

Ketika berkelana, sambangi beberapa restoran di Ubud berikut ini untuk merasakan petualangan rasa yang menyenangkan.

Baca Juga: 7 Tempat Ngopi Terbaik di Hong Kong Pilihan Warga Lokal

1. Gajah Putih

Hidangan di Gajah Putih, Ubud (Foto: Instagram gajahputih)

Nama Gajah Putih pun memiliki kaitan spiritual. Terinspirasi oleh patung Ganesha yang ada di Bali, Maksim Krasyuk pernah meminta restu dari pendeta kuil untuk menato gajah putih di lengannya.

‘Ini adalah mimpi besar bagi semua orang, menemukan seekor gajah putih.’ Dan saya harus memberi nama itu pada proyek saya, karena unik. Tidak banyak tempat seperti ini di dunia.” Hal yang sama, menurut saya, juga berlaku untuk Ubud.”

Restoran ini terkenal dengan penampilan teaternya yang digabungkan dengan petualangan rasa.

“Saya membayangkan dalam benak saya sebuah meja bundar, mungkin tidak untuk banyak orang, di ruangan gelap. Dan di dalam meja bundar ini, Anda memiliki portal khusus di mana Anda bisa melihat cerita tentang keajaiban Bali.”

Baca Juga: Taqueria El Califa de Leon, Kios Pertama Meksiko yang Mendapat Michelin Star

2. Mozaic


Mozaic karya Chris Salans — pionir fine dining independen di Bali — bangkit dari hibernasi era pandemi pada akhir tahun 2022 di bawah kepemimpinan Blake Thornley.

Di setiap meja yang terisi, Discovery Platter yang dihidangkan memungkinkan Anda memegang dan mencium bahan-bahan Indonesia di menu: kemangi dan calamansi yang ditanam di tempat, manggis, berbagai rimpang, dan wadah kecil dari daun pisang yang diisi dengan rumput laut dan andaliman.

Sedikit berbeda dari desain terdahulu, Mozaic sedikit melakukan renovasi pada ruangannya. Mereka mengubahnya tamannya menjadi sebuah tempat makan bergaya piknik.

Thornley percaya bahwa pendekatan fine dining yang lebih longgar dan santai adalah cara terbaik untuk maju.

“Saat ini, tidak ada lagi yang mau duduk di meja selama tiga jam.”

Baca Juga: Emirates Hadirkan Amenities Kit Bulgari Summer Season

3. Herbivore

Salah satu hidangan di Herbivore by Locavore (Foto:Instagram Herbivore)

Arnaud Hauchon, seorang koki Perancis berspesialisasi di masakan nabati selama hampir 20 tahun, memasak di seluruh Skandinavia, San Francisco dan Hong Kong, kini berlabuh di Ubud, Bali.

“Tujuan saya di sini adalah untuk memberikan kesan yang kuat kepada masyarakat tentang cita rasa Bali,” katanya.

Berbagai hidangan plant based, dikreasi ulang menjadi hidangan yang berbeda. Sambal matah bumbu klasik Bali dikonsep ulang sebagai gel di atas hidangan pembuka tomat ceri yang direndam serai, dengan tuile bawang merah yang kuat di sampingnya.

Hidangan utama, yang digambarkan Hauchon sebagai hidangan paling berani di menu, terutama tentang rasa pahit: jamur shiitake yang ditusuk dan kacang hitam yang difermentasi, krim labu pahit dalam kombucha kopi manis-gurih, daun bayam merah yang ditaburi minyak jintan dan kue jagung.

Baca Juga: 10 Fakta Unik Borobudur, Candi Buddha Terbesar di Dunia

4. Locavore NXT

Salah satu sajian di Locavore NXT (Foto: Locavore NXT)


Restoran di Ubud ini didirikan oleh Ray Adriansyah dan Eelke Plasmeijer, duo Indonesia-Belanda yang penuh semangat, Locavore Group yang berbasis di Ubud berupaya lebih keras lagi untuk memperluas jangkauannya.

Pada Desember lalu, keduanya membuka restoran terbaru mereka, Locavore NXT dan Herbivore.

” “Untuk menu kali ini, kami lebih mendalami bahan-bahan Indonesia dibandingkan sebelumnya,” kata Adriansyah.

“Saya selalu ingin memasukkan picung – picung adalah kluwek muda – ke dalam menu dan kami tidak pernah punya kesempatan.”

Baca Juga: 4 Pameran Seni dan Musik di Long Weekend Waisak

5. Syrco BASÈ
Di ujung Ubud, Syrco Bakker, koki Belanda lainnya juga melakukan hal serupa dengan Syrco BASÈ.

Koki yang dipuji ini mungkin tidak asing lagi dengan rempah-rempah lokal berkat pendidikannya dan juga darah Indo-Belanda yang dimilikinya.

Oleh karenanya, Bakker menggandeng para petani dan juga pemasok local untuk mendapatkan berbagai bumbu dan rempah local. Sedangkan bahan lainnya seperti nanas, lidah buaya, jeruk purut dipetik dari kebunnya.

Bakker sendiri menyajikan makan malam degustasi 17 menu di Syrco BASÈ Ku. Restoran utama yang berlantai dua ini memiliki area di lantai atas untuk menikmati minuman beralkohol dan hidangan penutup seperti jus alpukat yang didekonstruksi dan lainnya.

6. Room4Dessert

Room4Dessert untuk Anda yang sweethtooth (Foto:Instagram Room4Dessert)


Dibuka sejak satu dekade lalu di, Room4Dessert menjadi restoran di Ubud dan ‘tempat manis’ untuk menikmati sepiring hidangan penutup mulut dan secangkir kopi pahit atau teh, Room4Dessert digawangi oleh Chef Will Goldfarb.

Tahun lalu, Goldfarb dan timnya membuka Powder Room di dekatnya, tempat santai untuk minum kopi, teh sore, dan suguhan sarapan seperti “pop tart” murbei dan ricotta dan rosella.

Tak lupa, secangkir jamu-jamu asli Indonesia juga bisa dinikmati di sini.

Artikel ini sudah tayang di DestinAsian Magazine oleh James Louie.

The post 6 Restoran di Ubud: Tribute untuk Bali appeared first on DestinAsian Indonesia.

]]>
5 Best Restoran dan Bar Beachview di Bali https://destinasian.co.id/travel-guide/bali-dining-5-best-restoran-dan-bar-beachview-di-bali/ Mon, 23 Jun 2025 09:40:06 +0000 https://destinasian.co.id/?post_type=travel-guide&p=82711 alau ke Bali, mencicipi hidangan di restoran sambil memandangi pantai-pantai Bali sudah menjadi kegiatan mandatory.  Bali memang dikenal dengan pemandangan langit…

The post 5 Best Restoran dan Bar Beachview di Bali appeared first on DestinAsian Indonesia.

]]>
Restoran beachfront di Bali. (Foto: Oliverra di UMANA Bali)

Kalau ke Bali, mencicipi hidangan di restoran sambil memandangi pantai-pantai Bali sudah menjadi kegiatan mandatory. 

Bali memang dikenal dengan pemandangan langit yang bersih, terlebih saat matahari terbenam. Beberapa restoran berikut menawarkan hidangan bersantap, sekaligus suguhan panorama beachview sehingga layak masuk dalam daftar destinasi bersantap Anda di Bali.

1. SKAI Bar & Grill

Bali tidak pernah kehabisan destinasi sunset yang memikat, tetapi SKAI Bar & Grill di Padma Resort Legian menawarkan sesuatu yang lebih dari sekadar pemandangan indah.

Setelah dikenal luas sebagai SKAI Beach Club, tempat ini kini bertransformasi dengan identitas baru yang lebih refined, menghadirkan perpaduan gastronomi Mediterania-Levantine dengan atmosfer barefoot luxury yang tetap terasa santai namun sophisticated.

Memasuki SKAI Bar & Grill, nuansa beach house klasik langsung terasa. Interiornya mengusung palet warna earthy, menciptakan ruang yang nyaman untuk menikmati golden hour.

Beach deck ikonik tetap menjadi pusat perhatian, menawarkan infinity pool dan daybeds yang menghadap langsung ke hamparan Pantai Legian. Suasananya semakin hidup dengan alunan musik deephouse yang menemani tamu hingga senja.

Di malam hari, tempat ini akan semarak dengan dentuman musik DJ. Kalau suasanyanya sudah pas, makanannya sudah pasti menggugah selera. Salah satu sajian unggulan adalah Flavoured Lamb Cotelette, daging domba yang dimasak well-done dengan serpihan pistachio, disajikan bersama layered potato dan pure hijau yang menghadirkan perpaduan rasa gurih dan earthy yang seimbang. Burrata dengan buah ara dan pistachio juga menjadi sorotan di antara menu appetizer, bahkan menjadi favorit karena menghadirkan kombinasi keju burrata, manisnya buah ara, dan renyahnya kacang pistachio.

Hidangan Smoked Octopus dengan garlic labneh memberikan pengalaman rasa yang menarik, dengan sentuhan asam segar dari lemon puree yang menyeimbangkan smokiness dari gurita. Hummus klasik dengan roti panggang dan paprika menambah nuansa otentik khas Mediterania dalam pengalaman bersantap di tepi pantai ini.

Selain menu makanan yang berkarakter kuat, SKAI Bar & Grill juga menghadirkan koleksi koktail inovatif yang menggabungkan teknik mixology modern dengan bahan-bahan khas tropis.

Fennel Boulevardier, misalnya, menginterpretasikan ulang koktail klasik Paris dengan sentuhan rempah khas Timur Tengah. Sementara Garden Mule, yang menggunakan daun makrut dari kebun Padma Resort Legian, menghadirkan sensasi segar yang pas untuk dinikmati saat matahari terbenam.

Pilihan mocktail berbasis shrubs, yaitu sirup buah cuka, seperti Berry Citrus, Pineapple Ginger, dan Apple Celery, yang menawarkan rasa kompleks dan menyegarkan.

2. Oliverra Restaurant dan UMA Beach House

Anda beruntung jika ke Bali dan menemukan Oliverra. Restoran Mediterania ini berada di tebing Ungasan. ‘Menu utama’ di sini bisa jadi adalah pemandangannya. Dari dalam di kala cuaca cerah, tamu dapat menikmati pemandangan matahari terbenam dengan semburat jingga, ungu, dan biru. Desain bangunan dan interiornya bergaya mediterania dengan palet earth tone.

Tidak perlu khawatir, Oliverra tidak sekadar menyuguhkan pemandangan indah dan interior yang instagramable, kreasi makanannya patut diacungi jempol.

Kami menikmati menu set yang nikmat. Mulai dari starter platter yang berisi Mushroom Arancini, Octopus tartare, Foie gras, dan Tuna roll with caviar on the top.

Menu utamanya yang patut dicoba adalah Burnt Barramundi yang disajikan bersama braudes fennel, mandarin confit, dan citrus puree; menciptakan perpaduan rasa yang unik, smokey dari barramundi dan zesty dari bulir jeruk. Selain itu, Kiwami Wagyu MB9+ yang dimasak medium terasa lumer di mulut bersama saus dan mashed potato.

Uma Beach House, anak bungsu Umana Bali yang baru buka Desember 2024 lalu, juga menghadirkan pengalaman bersantap di tepi Pantai Melasti yang lebih intimate. Berbeda dari beach club kebanyakan, tempat ini lebih santai dan ramah keluarga, menjadikannya destinasi yang cocok untuk menikmati seafood segar dan koktail dengan suasana yang lebih tenang.

Beberapa hidangan unggulannya meliputi Grilled Jimbaran Lobster dengan garlic butter dan rempah-rempah khas Bali, serta Tuna Tartare yang disajikan dengan alpukat dan citrus dressing yang menyegarkan. Untuk minuman, Uma Beach House menghadirkan signature cocktail seperti Coconut Negroni dan Melasti Spritz yang terinspirasi dari nuansa pantai Bali.

Selain itu, tamu bisa bersantai di daybed atau menikmati sunset dari area tepi pantai yang luas, menjadikan Uma Beach House sebagai tempat yang sempurna untuk menikmati momen golden hour di Bali.

3. Ikan Restaurant 

Terletak di The Westin Resort Nusa Dua, Bali, Ikan Restaurant ini menghadirkan berbagai hidangan laut yang segar. Dengan nuansa yang santai dan embusan angin sepoi-sepoi di tepi pantai Nusa Dua, Ikan Restaurant cocok menjadi restoran keluarga.

Nikmati berbagai hidangan laut dan makanan khas Indonesia di tepi pantai. Anda bisa menikmati aneka makanan enak seperti ikan-ikan lokal yang baru ditangkap untuk menjamin kesegarannya. Nikmati berbagai hidangan seperti  Ikan Signature Laksa, Rujak Pantai, The Bali Dog, Signature Sate Lilit, Klepon Cake, Bebek Goreng Klungkung sembari menyesap bir buatan sendiri ataupun koktail kreatif.

4. Eight Degrees South

‘Sea’ Cuterie Board. (Foto: Eight Degrees South)

Untuk pengalaman kuliner alfresco berlatar suara deburan ombak, Eight Degrees South di Conrad Bali adalah pilihan tepat. Restoran ini menyajikan hidangan laut segar dengan teknik memasak charcoal-grilled, menciptakan rasa yang autentik dan aromatik.

Salah satu menu andalannya adalah Sea’ Cuterie Board, platter seafood yang berisi Charred Lobster, Pan-Seared Red Snapper, Green Mussels, dan Flat Grilled Seabass, disajikan dengan aneka side dish pelengkap. Minuman pendamping seperti Eight Degrees Fruit Punch, perpaduan buah tropis yang menyegarkan, menjadi pasangan sempurna untuk hidangan laut yang kaya rasa ini.

5. Rock Bar

Tak lengkap rasanya membahas restoran dan bar beachfront di Bali tanpa menyebut Rock Bar. Berlokasi di AYANA Resort Bali, Rock Bar terkenal dengan lokasinya yang unik, dibangun di atas tebing batu yang menjorok ke Pantai Kisik, Jimbaran. Dengan akses melalui inclinator, tamu akan disambut oleh laut luas dan langit lepas yang indah, terutama saat matahari terbenam

Rock Bar menyuguhkan konsep open-air dining dengan suasana chic dan eksklusif. Menu-menu di sini didominasi hidangan Mediterania, mulai dari Grilled Octopus with Romesco Sauce dan Lobster Thermidor. Untuk minumannya, Rock My World dengan racikan rum, passion fruit, dan spicy cabai jadi salah satu minuman yang wajib dicoba.

Selain hidangannya, Rock Bar juga mengundang DJ internasional untuk membawakan set musik sunset chill hingga deephouse untuk menghidupkan suasana senja yang tak terlupakan untuk para pengunjung.

The post 5 Best Restoran dan Bar Beachview di Bali appeared first on DestinAsian Indonesia.

]]>