Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

4 Hotel Baru di Bandung

Kiri-kanan: Desain kamar mewah di Crowne Plaza Bandung; salah satu sudut restoran Mosaic di Crowne Plaza Bandung.

Crowne Plaza Bandung
Crowne Plaza Bandung, bagian dari Grup InterContinental, diresmikan berselang tiga pekan dari InterContinental Bandung Dago Pakar. Berbeda dari kakaknya yang bergaya resor, Crowne Plaza mengusung karakter city hotel—pilihan yang pas dengan lokasi tempatnya berdiri: Jalan Lembong, jalur bisnis Kota Kembang.

Bagi pebisnis, Crowne Plaza memang strategis untuk menjangkau kantor-kantor pemerintahan. Tapi, bagi pelancong, hotel bintang lima ini adalah persinggahan ideal untuk melakoni wisata kuliner. Batagor Kingsley hanya terpisah sekitar 200 meter, sedangkan Bakso So’un Lodaya bisa dikunjungi dengan lima menit berjalan kaki. Crowne Plaza menaungi 270 kamar dan suite yang masing-masingnya dilengkapi mesin peracik kopi dan televisi 42 inci. Jika mendambakan ketenangan, hotel ini memiliki lantai Quiet Zone yang steril dari tamu anak-anak. “Kami juga menyediakan beragam bantal yang bisa dipilih tamu sesuai kebutuhan, termasuk bantal anti alergi,” ujar Widagdo Triyogie Sanyoto, Communications Manager.

Crowne Plaza mengoleksi 12 ruang rapat dan sebuah ballroom yang berdaya tampung 1.000 tamu. Fasilitas lainnya adalah pusat kebugaran 24 jam, spa, kids’ club, serta kolam renang sepanjang 25 meter yang bertengger di lantai lima dan bersanding dengan restoran Mountain View. Jl. Lembong 19; 022/3000-2500; ihg.com; doubles mulai dari Rp1.500.000.

Kiri-kanan: Koridor yang apik dijadikan spot berfoto; restoran yang merangkap ruang lobi di Olivers Hostelry.

Oliver’s Hostelry
Ciumbuleuit bagaikan Menteng versi Bandung. Kawasan elite ini menampung rumah artis, ekspatriat, hingga pengacara kondang. Seiring perubahan Bandung sebagai destinasi wisata, Ciumbuleuit berubah menjadi kawasan trendi yang dihuni restoran, kafe, dan penginapan, salah satunya Oliver’s Hostelry yang diresmikan pada 4 September silam.

Oliver’s Hostelry berada di area permukiman. Kombinasi jendela tinggi, interior berlapis kayu, dan dinding bata membuatnya terlihat kontras dari rumah-rumah era 90-an di sekitarnya. Fasadnya bahkan lebih menyerupai kafe industrial di kawasan The Rock, Sydney. Arsitektur hotel ini digarap oleh arsitek muda Rengga Desiga, sementara interiornya ditangani oleh Zanun Nurangga yang pernah berpartisipasi dalam Maison & Objet di Paris.

Kamarnya hanya berjumlah 18 unit. Masing-masing kamar mengusung desain bertema lagu. Pada kamar Wonderwall, yang namanya diambil dari tembang karya grup Oasis asal Inggris, kita akan menemukan headboard berhiaskan besi baja yang memancarkan kesan dingin dan maskulin. Seluruh ornamen dipikirkan saksama agar sesuai dengan tema. “Inspirasi hotel ini diambil dari musik,” kata Belinda, staf pemasaran Maja Group, perusahaan yang memayungi hotel mungil ini.

Fasilitas hotel terbilang minim. Kolam renang dan gym absen. Lobinya digabung dengan restoran yang menyuguhkan sarapan berisi menu a la carte. Restoran yang terbuka untuk umum ini biasanya ramai di akhir pekan.

Menunya memang cukup menggiurkan, salah satunya nasi ayam dan paru yang disajikan dalam konsep gyudon. Jl. Panumbang Jaya 5, Cidadap; 022/8206-5241; olivershostelry.com; doubles mulai dari Rp500.000.

Dipublikasikan perdana di majalah DestinAsian Indonesia edisi Januari/Februari 2016 (“Bintang Baru Bandung”).

Show CommentsClose Comments

Leave a comment

0.0/5