Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

10 Rekomendasi Komunitas Travel

Salah satu kegiatan Marine Buddies berupa program pemulihan alam bawah laut.

Marine Buddies
Bagi Marine Buddies menyelam bukan sekadar kegiatan mengeksplorasi alam bawah laut tapi juga metode terbaik menjaga keindahan laut. Digarap organisasi lingkungan WWF Indonesia, komunitas selam yang berdiri sembilan tahun silam ini mengajak para anggotanya untuk peduli laut lewat kegiatan seperti bersih-bersih pantai dan terumbu karang, serta kampanye peduli lingkungan.

Anggota Marine Buddies kerap melakukan kegiatan edukatif di destinasi-destinasi selam.

Anggotanya yang aktif mencapai 50 orang dan tersebar di Jakarta, Surabaya, Medan dan Makassar. Saban dua bulan sekali, mereka rutin menggelar ajang kumpul-kumpul bertajuk Kopi Laut yang diisi sesi bincang-bincang. Pertengahan 2015, tepatnya Juni, komunitas ini akan menggelar acara peduli lingkungan Sustainable Seafood Festival-Bukan Pasar Ikan Biasa yang dilaksanakan pada Coral Triangle Day. marinebuddies.org

Para anggota Komunitas Historia Indonesia menjelajah kerap menggelar pertemuan di Jakarta.

Komunitas Historia Indonesia
Sesuai namanya komunitas ini mengajak para anggotanya menapak tilas sejarah Indonesia yang lama terlupakan. Berawal dari kecintaan Asep Hambali dengan sejarah, alumni Universitas Negeri Jakarta ini merintis wadah yang menyelami sejarah bukan lewat cara konvensional, tapi dengan kegiatan atraktif, menghibur dan informatif. Dikerek 11 tahun silam, anggotanya kini mencapai lebih dari 5.000 orang yang memiliki minat dan kepedulian terhadap sejarah Indonesia. Tiap aktivitas yang digelarnya dikemas menarik. Memadukan tur jalan dengan edukasi historis.

Salah satu agenda Komunitas Historia Indonesia: mengunjungi museum.

Tidak cuma mendatangi tempat-tempat bersejarah di Jakarta. Komunitas Historia Indonesia juga rutin menyambangi situs-situs bersejarah yang tersebar di Nusantara. Salah satu program menariknya adalah Historical Island Adventure, ekspedisi ke pulau-pulau bersejarah di kawasan Kepulauan Seribu. Di sini, peserta akan mendatangi obyek-obyek yang telah dimakan usia seperti ruang persembunyian bawah tanah, barak karantina, benteng dan dermaga VOC. komunitashistoria.com

Indonesian Railway Preservation Society mengajak anggotanya untuk tidak melupakan kereta tua.

Indonesian Railway Preservation Society
Jauh sebelum jalan dibangun dan mobil diproduksi masif, kereta dan lokomotif tua adalah moda transportasi utama untuk menjangkau sebuah destinasi. Meski pamornya telah pudar, pesonanya kini masih bisa ditemukan lewat komunitas Indonesian Railway Preservation Society (IRPS). Beranggotakan sekitar 200 orang, komunitas ini didirikan dengan misi menjaga dan melestarikan kereta-kereta tua di Indonesia. IRPS rutin menggelar wisata kereta dan kini tengah menggalakan gerakan Save Our Heritage yang diluncurkan pada pertengahan 2014. Tujuannya: mengedukasi publik tentang peran kereta dalam sejarah negara.

Menaiki kereta uap di jalur-jalur uzur di Jawa Tengah kerap dilakukan oleh para anggota Indonesian Railway Preservation Society.

Berkutat dengan sejarah, salah satu kegiatan yang paling berkesan bagi komunitas ini adalah penemuan jalur kereta api pertama di Indonesia yang dibangun antara Semarang ke Tanggung pada 17 Juni 1864. Membentang sepanjang 25 kilometer, jalur ini dahulunya dimiliki dan dikelola perusahaan kereta api pertama, Nederlandsch-Indische SpoorwegMaatschappij (NIS).

Saban tiga bulan sekali menggandeng PT. Kereta Api Indonesia, IRPS juga rutin menggelar kunjungan ke stasiun bersejarah seperti Ambarawa, Bogor, dan Sawahlunto guna menghidupkan kembali pengalaman menaiki kereta uap. facebook.com/irpsjkt

Mengunjungi museum menjadi agenda utama Komunitas Jelajah Budaya.

Komunitas Jelajah Budaya
Memayungi 17.000 pulau, Indonesia merupakan negara dengan jumlah budaya paling beragam di Asia Tenggara. Diversitas inilah yang menyulut hasrat Kartum Setiawan melahirkan Komunitas Jelajah Budaya (KJB). Didirikan sebagai wadah untuk mereka yang peduli akan kebudayaan Indonesia, komunitas yang lahir pada 17 Agustus 2003 ini mengajak para anggotanya berkunjung ke museum dan kawasan-kawasan tua di berbagai kota.

Dalam merencanakan aktivitasnya, KJB rutin memanfaatkan momentum hari bersejarah seperti HUT RI, Sumpah Pemuda, atau Imlek dengan aktivitas yang meliputi tur ke kawasan Glodok, menyambangi kelenteng, serta mendatangi pusat jajanan kuliner lokal.

Para anggota Komunitas Jelajah Budaya di kawasan Pecinan Jakarta.

Tidak cuma memperdalam pengetahuan masyarakat tentang kebudayaan Tanah Air, komunitas ini turut menapak tilas sejarah yang ada di Indonesia. KJB juga mengunjungi situs-situs uzur warisan Indonesia. Salah satu tur populernya adalah ke Cilacap mengunjungi Benteng Pendem dan Benteng Karang Bolong yang terletak di pantai timur Pulau Nusakambangan, serta wisata ke Trowulan di Mojokerto yang pernah berstatus sebagai pusat Kerajaan Majapahit. Tiap aktivitasnya dirancang dengan santai dan kerap menggaet para pakar sejarah untuk edukasi. komunitasjelajahbudaya.wordpress.com

Kegiatan bersama komunitas Jejak Petjinan.

Jejak Petjinan
Awalnya kegiatan wisata budaya dan sejarah bernama Melantjong Petjinan Soerabaia, Jejak Petjinan menjelma menjadi komunitas yang beranggotakan sekitar 100 orang. Misinya adalah mengenal kehidupan warga Tionghoa di Indonesia dan menelusuri jejak budaya dan sejarah mereka di Tanah Air.

Digagas Paulina Mayasari, komunitas yang berdiri di Kota Pahlawan lima tahun silam ini rutin melakoni perjalanan wisata ke kawasan Pecinan kota-kota besar, seperti Jalan Kembang Jepun di Surabaya, atau kawasan Glodok di Jakarta. Kegiatannya tidak terbatas pada kawasan Pecinan kota-kota besar, tapi juga menyambangi destinasi seperti Tuban dan Madura. Agenda wisatanya juga kerap diisi dengan sesi tanya jawab bersama narasumber kompeten. Layaknya Pecinan yang tersebar di pelosok Indonesia, anggotanya pun berasal dari berbagai kota seperti Semarang, Bandung, hingga Yogyakarta dan Jakarta. Memiliki anggota yang beragam dan terbuka bagi semua jenjang sosial, komunitas ini hendak menghidupkan semangat Bhinneka Tunggal Ika.

Wisata kuliner yang menjadi bagian dari kegiatan jelajah Jejak Petjinan.

Mei 2015 komunitas ini akan menggelar kunjungan ke Pecinan Surabaya yang melibatkan puluhan peserta. Salah satu rencana ambisius sang pendiri adalah melancong ke Pecinan luar negeri seperti Chicago atau Beijing guna memperlihatkan keunikan Tionghoa di Indonesia. facebook.com/JejakPetjinan

Ajang kumpul-kumpul anual Jakarta International Kite Festival.

Le Gong Kite Society
Sejarah layang-layang memang masih misteri, tapi satu yang pasti aktivitas ini merupakan salah satu aktivitas pelesir yang menyenangkan. Di Asia, layang-layang bukan sekadar seni permainan, tapi juga kegiatan yang kerap disandingkan dengan ritual tradisional atau keagamaan. Seperti Bali misalnya, layang-layang dikenal untuk melindungi singgasana para dewa, sedangkan di Kalimantan sebagai simbol adanya perkawinan.

Di Indonesia para penggemar layang-layang berkumpul di Le Gong Kite Society, wadah besutan Sari Madjid dan Lukito 26 tahun silam. Berdiri guna mengenalkan kegiatan layang-layang ke generasi muda, komunitas ini aktif menggelar aktivitas bermain layang-layang di Pantai Ancol, Jakarta saban Minggu. Anggotanya mencapai 100 orang dengan 15 orang yang terus aktif dan berasal dari penjuru Indonesia. Sejumlah aktivitas menarik yang digelarnya adalah lokakarya merakit layang-layang, pameran, dan festival di daerah seperti Balikpapan dan Lombong.

Salah satu layangan anggota yang ikut serta dalam kompetisi di Seoul pada 2010.

Saking populernya, komunitas ini juga menggelar acara bertaraf internasional, Festival Layang-Layang Internasional yang digelar anual dan bertempat di Pantai Ancol. Para partisipannya mencakup penggemar layang-layang dari dalam dan luar negeri. Selain menggelar pagelaran domestik, Le Gong Kite juga aktif menghadiri festival layang-layang luar negeri seperti International Super Kite Festival di Goa, India; Pasir Gudang Kite Festival di Malaysia; dan Satun Thai and International Kite Festival di Thailand. legongkitesociety.wordpress.com

Komunitas Djadoel kerap menggelar kegiatan bazaar yang menjajakan barang-barang tempo dulu.

Komunitas Djadoel
Ikut komunitas ini kita seolah dibawa ke masa lalu. Berdiri April enam tahun silam, komunitas ini merupakan wadah bagi mereka yang gemar memburu dan mengumpulkan benda-benda antik. Mulai dari poster dan brosur klasik hingga barang-barang tua seperti beker, mainan kaleng, dan prangko. Total koleksi anggotanya mencapai ribuan benda yang terus bertambah lewat kegiatan seperti melancong atau berburu di bazar-bazar unik.

Kaset, salah satu benda yang kerap dikoleksi para anggota Komunitas Djadoel.

Untuk menyebar nostalgia masa silam, komunitas beranggota tetap 21 orang ini rajin menggelar dan menghadiri bazar bertemakan pariwisata yang digelar di pusat perbelanjaan. Baik yang berlokasi di dalam kota atau luar kota. Bagi komunitas ini masa lalu bukan hal yang harus dilupakan, tapi diabadikan.  facebook.com/komunitas.djakarta

Kegiatan komunitas Weekend Tanpa ke Mall diisi aktivitas-aktivitas edukatif.

Wiken Tanpa ke Mall
Berdiri Mei empat tahun silam, sesuai namanya komunitas ini mengajak masyarakat untuk melakukan kegiatan kreatif ketimbang menghabiskan waktu di akhir pekan dengan menyambangi pusat perbelanjaan di ibu kota.

Digagas guna membunuh sifat konsumtif dan menawarkan ide alternatif tiap akhir pekan, Wiken Tanpa ke Mall melakukan sejumlah kegiatan edukatif yang tidak cuma ramah kantong, tapi juga cocok bagi segala usia. Kegiatannya meliputi kunjungan ke Kebun Binatang Ragunan, wisata TMII, mengunjungi museum sejarah seperti Gedung Joang 45 dan Museum Keramik di Jakarta Barat, serta piknik di Kebun Raya.

Jika tidak sibuk dengan agenda kegiatan, komunitas ini juga mendorong tiap anggotanya melakukan kegiatan simpel yang baik untuk keluarga: piknik di halaman rumah. facebook.com/wikentanpakemall

Dari komunitas olah raga, Indo Runners berkembang menjadi komunitas jalan-jalan dengan agenda mengikuti lomba lari di negeri orang.

Indo Runners
Inilah komunitas yang menyulut hasrat olahraga lari bagi mayoritas warga Jakarta. Dicetus oleh Reza Puspo dan enam sahabatnya enam tahun silam, komunitas ini dirancang bagi mereka yang gemar lari dan ingin hidup sehat.

Eksistensi komunitas ini berawal dari aktivitas olahraga lari rutin di bilangan Jalan Sudirman, Jakarta. Kini Indo Runners menjelma menjadi wadah pecinta lari yang memiliki 40 cabang komunitas dengan 40.000 anggota yang tersebar di seluruh Indonesia. Dua agenda tetapnya adalah Thursday Night Run dan Sunday Morning Run dengan rute yang menyusuri Jalan Sudirman-Thamrin. Tidak cuma lari untuk sehat, Indo Runners kerap menggabungkan aksi sosial di tiap aktivitas larinya. Salah satunya adalah ajang lari di Lampung yang bekerja sama dengan WWF dan Earth Hour yang menanam 2.000 bibit bakau di Pantai Teluk Baru, Dusun Ketapang, serta Lari Untuk Peduli Autisme pada 2013 lalu yang menggalang dana hingga belasan juta rupiah. Beberapa anggotanya juga pernah berpartisipasi dalam ajang lari internasional sekelas London Marathon dan lomba triathlon, MetaMan Triathlon Bintan. indorunners.com

Komunitas Indo Runners terbentuk dari aktivitas olahraga di ibu kota.
Sejumlah anggota Indonesia Leica Enthusiast Community dalam acara pameran foto yang dihadiri oleh mantan Presiden Habibie.

Indonesia Leica Enthusiast Community
Foto bukan sekadar menangkap momen, tapi juga sebuah gambar yang bercerita. Hal inilah yang diusung komunitas fotografi, Indonesia Leica Enthusiast Community. Berdiri pada 27 September 2001 oleh duo penghobi kamera Leica Jerry S. Justianto dan Budi Darmawan, komunitas ini menampung para fotografer amatir ataupun professional yang menaruh minat pada kamera kreasi  Ernest Leitz dari Jerman tersebut.

Memiliki anggota aktif sekitar 40 orang, komunitas yang akrab disebut Id.Leica ini rutin menggelar kopi darat guna bertukar informasi seputar fotografi. Kegiatannya tidak cuma hunting foto ke tempat menarik seperti Bali, Semarang, Sukabumi atau Bandung, tapi juga dikombinasikan dengan aksi sosial. Seperti mengadakan pameran, membuat buku dengan hasil yang disumbangkan dalam bentuk amal.

Foto-foto kreasi anggota Indonesia Leica Enthusiast Community sering diikutkan dalam sejumlah pameran.

Proyek terbesarnya sejak didirikan adalah pameran foto bertemakan kehidupan sederhana di Indonesia yang digelar bertepatan pada HUT RI di sebuah pusat perbelanjaan ibu kota pada 2011 lalu. Sekitar 60 foto berwarna dan hitam putih karya 26 anggotanya mengupas gaya hidup sederhana warga Indonesia sehari-hari. facebook.com/groups/id.leica

Show CommentsClose Comments

4 Comments

Leave a comment

0.0/5