Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Wajah Baru Plataran Komodo

Ruang makan di dalam kapal pinisi Ambasi.

Oleh Yohanes Sandy
Foto oleh Putu Sayoga

Dulu, di Taman Nasional Komodo, “wisata” berarti bersantai di pantai jambon, menyelam, serta menonton kadal purba. Namun, seiring kelahiran beragam resor premium di kawasan ini, pengalaman liburan kini bisa dinikmati sebelum turis bertualang menaiki perahu. Contohnya tersaji di Plataran Komodo.

Resor ini mulai beroperasi pada 2014, setahun setelah Taman Nasional Komodo dinobatkan sebagai tuan rumah ajang Sail Indonesia. Plataran Komodo bermukim di atas Pantai Waecicu, sisi utara LabuanBajo, sebuah area yang menyuguhkan panorama menawan, namun dulu kerap diabaikan turis akibat aksesnya yang sulit.“Saya bangun sendiri jalan ke Plataran Komodo. Dulu, semua tamu diangkut menggunakan perahu dari pelabuhan,” ujar CEO Grup Plataran Resorts, Yozua Makes.

Kiri-kanan: Outdoor bathtub di akomodasi tipe Beach Front Villa; matras nyaman yang disematkan di semua kamar.

Pada masa-masa awal, Plataran Komodo menaungi delapan vila, satu restoran bernuansa Jawa, serta sebuah kolam renang dan beberapa bale yang menatap laut. Kala itu, suguhannya sudah terbilang mewah untuk standar Labuan Bajo. Pesaing terdekatnya adalah Komodo Resort di Pulau Sebayur dan Angel Island Resort di Pulau Bidadari.

April 2016, Plataran Komodo menampilkan wajah barunya. Pengelola merenovasi vila-vila lama dan menambah empat unit vila baru dengan dua di antaranya dilengkapi kolam renang privat—menjadikan Plataran Komodo satu-satunya resor dengan private pool villa di Labuan Bajo. Sebuah restoran baru juga ditancapkan di tubir tebing. Gedung spa dibangun dan terapis berpengalaman diboyong dari Plataran Canggu. Di samping gedung spa, terdapat Plataran Peak, wadah ideal untuk hiking dan menonton prosesi terbenamnya matahari.

Kiri-kanan: Hidangan khas Plataran di Restoran Xanadu; teras di Atlantis On the Rock.

Perhatian tak cuma dicurahkan di darat. Sekitar 100 meter dari Pantai Waecicu, Plataran Komodo menciptakan sebuah taman bawah laut yang berisi beberapa patung dan karang hasil transplantasi. Pihak resor juga meremajakan dua fasilitas pelesir andalannya, Felicia dan Ambasi, sepasang pinisi yang menawarkan tur island hopping di Taman Nasional Komodo. “Mesin dan kayunya diganti. Interiornya kami remajakan, seperti di area dapur dan kamar,” tambah Yozua.

Kiri-kanan: Kapal Phinisi Ambasi; masing-masing kapal dilengkapi kabin nyaman.

Proyek-proyek tersebut melambungkan pamor Plataran Komodo sebagai resor termewah di Labuan Bajo, sekaligus salah satu yang termewah di Flores. Menurut Yozua, resornya berniat menjadi penginapan dengan konsep terpadu. Artinya, Plataran Komodo tak sekadar menyediakan kamar, tapi juga aneka fasilitas untuk menikmati liburan—paket komplet yang kian menjadi pakem baku di kawasan Labuan Bajo.

Waecicu, Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur; 0361/411-388; plataran.com; doubles mulai dari Rp4.700.000.

Dipublikasikan perdana di majalah DestinAsian Indonesia edisi Juli/Agustus 2016 (“Rombak Rupa”)

Show CommentsClose Comments

Leave a comment

0.0/5