Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Selera Pujangga

Laksmi Pamuntjak hidup di antara makanan dan sastra. Namanya melambung di dunia kuliner berkat serial Jakarta Good Food Guide. Di kalangan pujangga, reputasinya merekah lewat karya-karya impresif semacam Ellipsis dan The Anagram. Novel terbarunya, Amba, terpilih sebagai kandidat karya sastra terbaik 2012 pilihan majalah Tempo. Kepada Reza Idris, Laksmi menceritakan tujuh destinasi favorit yang merefleksikan kedua kutub hidupnya.

New York, Amerika Serikat
“Kota ini adalah rumah kedua saya,” kata Laksmi. “Kotanya pejalan kaki.” Big Apple juga menawarkan banyak aktivitas. “Brooklyn Academy of Music (bam.org) memiliki pertunjukan progresif, sedangkan 92Y (92y.org) rutin menggelar pembacaan karya oleh penulis independen.” Restoran favorit Laksmi di sini adalah Prune (prunerestaurant.com).

Paris, Prancis
Untuk menyerap keindahannya, berjalan kaki adalah metode yang ideal, dan Laksmi menganggap Marais lokasi terbaik untuk memulainya. “Marais marak bangunan bergaya Abad Pertengahan dan Renaisans.” Untuk penginapan, dia mengidolakan daerah St. Germain des Pres. “Saya serasa menghirup udara yang sama dengan para penulis dan seniman dunia, seperti Ernest Hemingway dan Gertrude Stein.”

Barcelona, Spanyol
Di distrik Ciutat Vella, cara ideal membuka pagi adalah mengunjungi pasar komunal La Boqueria. “Surga produk lokal terbaik di Catalunya, Spanyol, dan Eropa.” Salah satu restoran yang direkomendasikan Laksmi adalah Quimet & Quimet (Carrer del Poeta Cabanyes), yang memiliki perpaduan wine dan tapas terbaik. “Menikmati cava dan menyantap tapas sambil menyaksikan matahari terbenam adalah salah satu pengalaman makan khas Barcelona yang sulit tertandingi.”

Istanbul, Turki
“Kota yang paling memesona, tempat kita bisa memandang Asia dari Eropa dan sebaliknya.” Cita rasa Asia yang lezat tersaji di Çiya Sofrasi (ciya.com.tr). Pemiliknya, Musa Dadeviren, pernah tampil di The New Yorker. Sedangkan di Asitane (asitanerestaurant.com), kita bisa menemukan resep-resep yang nyaris punah warisan Kesultanan Ottoman.

Trevi, Italia
Daerah perbukitan di Umbria ini mengoleksi kastel, benteng, serta gereja bergaya Abad Pertengahan. “Ini tempat persembunyian rahasia saya, terutama bila ingin menulis.” Sekitar 20 kilometer di selatan Trevi, ada Spoleto yang rutin menggelar salah satu festival kesenian terbaik di Italia, Festival dei Due Mondi (festivaldispoleto.com), ajang yang dibesut komponis Gian Carlo Menotti pada 1958.

Tangier, Maroko
“Ketidaksempurnaan kota serta elemen misteri dan kehancuran yang nyaris magis pada kota ini justru menjadi daya tarik.” Tempat hangout pilihan Laksmi adalah Le Salon Bleu (Place de la Kasbah), yang menyuguhkan panorama Selat Gibraltar dan Spanyol. “Tidak banyak tempat di dunia di mana kita bisa melihat dua benua sekaligus.”

Cambridge, Inggris
“Di kota ini, saya selalu merasa kembali ke dua hubungan terdalam saya dengan kehidupan: sastra dan musik.” Dua ajang yang menarik disaksikan di sini adalah Cambridge Wordfest (cambridgewordfest.co.uk), festival literatur yang dihadiri sastrawan tersohor; serta Cambridge Festival of Ideas (www.cam.ac.uk/festivalofideas), satu-satunya festival kesenian dan humaniora sonder bayar di Inggris.