Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Panduan Wisata 7 Kota di Jawa Rekomendasi Pakar Lokal

Kedai Kopi Es Tak Kie, tempat yang sangat populer di Glodok. (Foto oleh: Fransisca Angela)

Jakarta
Direkomendasikan oleh Farid Mardhiyanto. Melalui operator tur Jakarta Good Guide (jakartagoodguide.wordpress.com), Farid menawarkan serangkaian program jalan kaki, termasuk yang bertema kuliner, di sejumlah tempat atraktif yang penuh cerita di Ibu Kota. Uniknya, hampir seluruh paket turnya membebaskan partisipan untuk membayar seikhlasnya.

Pasar Baru. Bagi Farid, Pasar Baru adalah salah satu tempat yang paling menyenangkan untuk tur jalan kaki. Pasar Baru, alternatif yang lebih rendah hati bagi mal, menjajakan beragam barang, mulai dari perhiasan, kain, hingga peralatan olahraga. Pasar yang di-dirikan pada 1820 ini juga wadah yang menarik untuk menjelajahi masa silam. Di sinilah pada 1957 Bakmi Gang Kelinci merintis bisnisnya. Setahun berselang, Mata-hari membuka toko pertamanya di sini. Ada banyak bangunan bersejarah di Pasar Baru, contohnya kelenteng Sin Tek Bio dan Galeri Foto Antara.

Museum Taman Prasasti. Dari sekitar 60 museum yang bertaburan di Jakarta, Taman Prasasti mungkin menyuguhkan koleksi yang paling menyentuh: nisan, peti jenazah, dan prasasti. Bermula sebagai kompleks makam ekspat pada abad ke-18, tempat ini diubah menjadi museum pada 1977 oleh Gubernur Ali Sadikin. “Salah satu nisan yang paling terkenal adalah milik aktivis yang lantang menyuarakan keadilan dan kemanusiaan, Soe Hok Gie,” ujar Farid.

Kiri-kanan: Kapal kayu tertambat di Pelabuhan Sunda Kelapa; salah satu kios barang antik di Jalan Surabaya. (Foto oleh: Fransisca Angela)

Sunda Kelapa. Bersama Sorong dan Labuan Bajo, Pelabuhan Sunda Kelapa merupakan “lahan parkir” terbesar bagi pinisi di Indonesia. Bedanya, kapal-kapal kayu di sini tidak dipakai untuk mengangkut turis, melainkan logistik. “Aktivitas bongkar muat barang di sini merupakan daya tarik tersendiri,” ujar Farid. Di sini pula, lanjut Farid, kita bisa menyewa sampan untuk mengarungi Laut Jawa dan melihat permukiman di sekitar pelabuhan.

Cikini. Kawasan elite ini memperlihatkan hasil kawin silang yang atraktif antara masa lalu dan masa kini. Produk terbaiknya adalah Metropole, salah satu bioskop tertua yang kini dioperasikan oleh jaringan 21. Berjalan sejenak dari Metropole, kita akan tiba di Jalan Surabaya, jalur belanja yang menjajakan barang antik sekaligus menawarkan kedai kopi hipster Giyanti. Berpindah ke Taman Ismail Marzuki, kita bisa menonton teater, menyaksikan pentas hip hop, serta berbelanja buku tua.

Pecinan Glodok. “Ini Pecinan tertua di Ibu Kota,” jelas Farid. “Primadonanya adalah Petak Sembilan yang menawarkan bermacam barang dan bahan makanan eksotis.” Berkunjung ke kelenteng adalah bagian dari pengalaman berwisata di Glodok. Dua tempat yang disarankan Farid adalah Jin De Yuan dan Toa Se Bio. Glodok juga merupakan persinggahan yang populer untuk menambal perut di sela tur mengarungi Kota Tua. Dua situs suci bagi penggemar kuliner di sini adalah Kopi Es Tak Kie dan Gado-Gado Direksi.

Show CommentsClose Comments

Leave a comment

0.0/5