Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Menguji Kamera Panasonic Lumix DMC-GX7

Oleh Oscar Siagian

Panasonic membidik segmen street photographer melalui kamera retro bertubuh ringan dan tangguh.

Panasonic memanaskan kompetisi di kategori kamera digital rangefinder melalui Lumix DMC-GX7, kamera mirrorless dengan interchangeable lens. Parasnya retro dan ukurannya praktis: sekitar 10 milimeter lebih jangkung dari mayoritas seri Sony Cyber-shot, tapi masih lebih pendek dari kamera retro pesaingnya, Fujifilm X-E2. Saya mencobanya di sejumlah ruas jalan di Jakarta dan Tangerang. Dalam banyak aspek, GX7 cocok digunakan penggemar street photography. Tombol pengaturannya mungil, fokusnya responsif dengan 23 focus point, sementara shutter-nya dilengkapi opsi silent guna meredam suara mekanik, jadi tidak menyedot perhatian saat dipakai di tengah kerumunan.

Dengan tubuh berbahan magnesium alloy, kamera berbobot 402 gram ini juga relatif tangguh, walau lensa standarnya yang berbahan plastik cukup membuat saya waswas saat berkeliaran di gang-gang padat. Berkat tubuhnya yang ringan, kamera yang memiliki besaran sensor 17,3 x 13 mm dan resolusi 16 megapiksel ini sangat menunjang pengambilan gambar dengan speed rendah. Tangan saya tidak bergetar saat memotret. Satu yang juga penting dicatat, GX7 merupakan kamera pertama di keluarga seri G Panasonic yang menyematkan fitur images stabilizer terintegrasi di bodinya. Sayangnya, saat merekam video memakai lensa manual atau lensa “third party,” fitur tersebut tidak berfungsi.

GX7 juga tidak mewadahi microphone eksternal untuk perekaman video. Fitur-fiturnya variatif dan menarik dijelajahi. Guna membantu fotografer pemula, GX7 menawarkan beragam filter, contohnya monochrome, star filter, dan vivid. Dari uji coba, ada satu tips yang penting diingat: selalu setel ISO di bawah 2.000. Pada ISO di atasnya, misalnya 3.200, kamera kesulitan menangkap detail, bahkan efek grainy terasa mengental. Tips lainnya lagi: siapkan media penyimpan tambahan. File mentah foto berukuran 17 MB dan berformat full HD untuk file videonya.

Electronic Viewfinder (EVF) dan layar dengan fleksibilitas tilting sangat menunjang pemotretan lowangle, walaupun tampilan di layar ini sulit dijadikan patokan bagi akurasi warna subyek. Untuk memudahkan pengecekan hasil foto, aktifkan fitur Wi-Fi di kamera, lalu transfer gambar ke gajet yang layarnya lebih lebar. Saat dibawa trip, kontras dari mayoritas smartphone atau tablet, GX7 tak akan membuat Anda pusing mencari
soket, sebab kamera ini dibekali baterai yang prima.

Cukup mengisinya sekali, saya bisa memproduksi beberapa ratus gambar selama empat hari. Sebuah keunggulan yan tentunya menunjang kerja seorang street photographer.

Oscar Siagian adalah fotografer asal Jambi dan pernah menerima beasiswa dari Art Network Asia serta mengikuti lokakarya di Angkor Photo Festival. Karyanya pernah dimuat di media asing ternama semacam The New York Times, The Guardian, dan LIFE. Dokumentasi terbarunya adalah aktivitas perburuan paus di Lamalera.

Dipublikasikan perdana di majalah DestinAsian Indonesia edisi Jul/Ags 2014 (“Pejalan Tangguh“)

Show CommentsClose Comments

Leave a comment

0.0/5