Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Magnet Hutan Kota Terbaik di Asia

Dari Botany Centre, saya berpindah ke National Orchid Garden, taman yang merekam pencapaian Singapura di bidang riset anggrek. Lebih dari 60.000 jenis anggrek, dengan 2.000 di antaranya tergolong hibrida, tumbuh di lahan seluas tiga hektare. Sentra anggrek ini juga melestarikan bangunan historis Burkill Hall yang berarsitektur Anglo-Malay. “Saya suka tempat ini,” ujar Dr. Nigel Taylor. “Rasanya seperti berada di lautan hijau dan anggrek.”

Saya kembali menelusuri SBG. Rute kadang mendaki dan berliku. Di area Palm Valley, saya membelah padang luas yang dipayungi pohon-pohon palem raksasa. Di Rain Forest, saya meniti jalan tipis berbahan kayu dan menembus hutan lebat. Mengarungi kebun ini terasa lebih menyenangkan berkat absennya mobil dan motor. Satu-satunya kendaraan yang legal beroperasi hanyalah buggy bertenaga baterai yang lazimnya digunakan oleh petugas keamanan dan kebersihan, kadang juga untuk mengangkut tamu lansia yang kelelahan.

Konser akhir pekan di Shaw Foundation Symphony Stage yang berada di tepi telaga.

Seperti pohon koleksinya yang terus tumbuh, SBG belum berhenti berbenah. Sejumlah proyek digelar guna menambah daya tariknya. Salah satunya hutan edukasi seluas 14 hektare yang nantinya akan menjadi wadah belajar bagi anak-anak. Satu proyek lainnya berangkat dari keberuntungan. Desember 2015, ketika sedang mengeruk tanah, para pekerja menemukan makam dan bungker peninggalan PD II. Area ini masih tertutup saat saya datang. “Masih dalam proses penelitian. Mungkin ke depannya akan jadi atraksi baru,” ujar seorang staf. Sebelum meninggalkan SBG, saya sempat mencari tahu bagaimana kebun ini bisa begitu terpelihara tanpa memungut sepeser pun uang dari tiket masuk.

Lazimnya aset bangsa yang bernilai vital, SBG menerima dukungan finansial dari pemerintah. Tapi SBG sebenarnya tidak bersandar sepenuhnya pada uang pajak. Kebun ini juga mengundang partisipasi publik melalui donasi, salah satunya melalui Garden City Fund, lembaga nirlaba garapan Lee Kuan Yew yang menjaring dan mengelola dana amal dari perusahaan atau individu. Jadi, jika kelak Anda melihat pengunjung SBG tertib membuang sampah, itu tak selamanya disebabkan oleh rasa takut akan sanksi denda. Bisa jadi sikap itu lahir dari rasa memiliki. SBG dibiayai dari uang pajak dan sumbangan mereka. Sebuah kebun raya yang dimiliki bersama.

Detail

Singapura

Rute
Dari bandara, Singapore Botanic Gardens (sbg.org.sg) berjarak sekitar 45 menit berkendara. Lokasinya di hulu Jalan Orchard. Anda bisa menjangkaunya dengan menaiki MRT menuju Botanic Gardens Station.

Aktivitas
Dari empat gerbang SBG, Tanglin adalah yang paling menarik. Pengunjung awalnya akan melihat Swan Lake dan pohon uzur tembesu, kemudian mendaki tangga bata buatan para tahanan perang, lalu menutup trip di National Orchid Garden, Palm Valley, dan Rain Forest. Melawat di Minggu sore, jangan lewatkan konser di lahan terbuka Shaw Foundation Symphony Stage. Jika datang bersama keluarga, Jacob Ballas Children’s Garden menawarkan program khusus bagi si buah hati.

Kelak, SBG akan memiliki Learning Forest yang menaungi hutan dan rawa. SBG beroperasi sejak pukul lima pagi hingga tengah malam. Kebun ini terbuka gratis, kecuali untuk fasilitas khusus seperti Jacob Ballas Children’s Garden dan National Orchid Garden yang mematok tiket SGD$5.

Penginapan
Dengan luas 82 hektare, SBG menuntut lebih dari sehari untuk diarungi hingga tuntas. Salah satu hotel paling strategis sebagai basis penjelajahan Anda adalah Jen Tanglin (1A Cuscaden Road; 65/6831-4333; hoteljen.com; doubles mulai dari Rp2.230.000). Letaknya lima menit berjalan kaki dari Gerbang Tanglin SBG. Jen Tanglin menaungi 565 kamar, dua restoran, dan sebuah bar. Properti yang diresmikan Desember 2015 ini juga memiliki akses langsung ke Tanglin Mall.

Dipublikasikan perdana di majalah DestinAsian Indonesia edisi Maret/April 2016 (“Rimba Kota”)

Show CommentsClose Comments

Leave a comment

0.0/5